“Happily ever after” setelah menikah dalam film disney, ternyata memang hanya slogan, sebab menikah tidak selama-lamanya bahagia. Terkadang menikah justru membawa Anda masuk ke dalam sebuah labirin yang isinya berbagai masalah yang harus dicari jalan keluarnya. Masa-masa kritis selama pernikahan harus diwaspadai oleh setiap pasangan.
Ada rentang waktu dimana setiap pasangan akan mengalami masa-masa kritis dengan tantangannya tersendiri. Dalam tahap ini, Anda dan pasangan harus mengingat tujuan awal kalian bersama. Untuk mengantisipasi hal tersebut simak 5 masa kritis pernikahan berikut.
Pada masa-masa ini biasanya pasangan sedang cinta-cintanya. Penuh gairah dan pujian. Segala seseatunya dibicarakan dengan penuh kehangatan dan keintiman. Hal ini umumnya akan bertahan selama 1-2 tahun dan paling lama 3 tahun.
Hanya saja, beberapa pasangan kadang lupa membiacarakan lebih dini mengenai visi-misi keluarga, pembagian peran dalam rumah tangga, perencanaan jumlah anak dan pengasuhan dan banyak masalah lain yang dapat menyebabkan pertikaian.
Setelah melewati fase honeymoon, masa kritis pernikahan sampai pada fase kenyataan. Tahapan ini ditandai dengan adanya pertengkaran kecil sebab satu sama lain mulai menilai dan mengkritik tabiat atau kebiasaan buruk pasangan.
Bila tidak dikomunikasikan dengan benar, pertikaian akan sering terjadi pada fase ini. Anda dapat menghindarinya dengan membicarakan dengan santun dan kepala dingin pada pasangan.
Setelah bayi lahir, seorang wanita cenderung berubah. Ada yang seperti kehilangan minat dan gairah pada suami. Kemudian banyak juga kasus yang menunjukan bahwa wanita lupa akan perannya sebagai istri setelah menjadi Ibu.
Bagi Papa yang merasa keintiman berkurang semenjak munculnya si kecil, aturlah emosi dan bijaklah dalam menyikapi tahap ini. Tentukan waktu yang tepat untuk memiliki momongan agar emosi antar keduanya stabil.
Setelah berhasil melewati ketiga fase di atas, tantangan pun makin beragam di 10 tahun pernikahan. Banyak suami yang merasa istrinya mulai bawel dan lebih cerewet dari tahun-tahun sebelumnya. Cara mendidik anakpun tak luput dari penyebab pertikaian.
Tahap ini paling menggetarkan di usia 15 tahun pernikahan, permasalahan muncul karena anak-anak yang mulai besar. Anak yang sudah lebih mandiri dan punya banyak teman di luar rumah, justru membuat banyak istri kesepian.
Nah, beberapa kasus perselingkuhan justru terjadi pada fase ini. Bahkan suami atau istri yang berselingkuh dengan alasan solusi dari kebosanan dan kesepian batin mereka. Penting sekali untuk menciptakan kembali sensasi jatuh cinta di masa-masa ini agar pernikahan Anda tetap langgeng.
Berumah tangga memang sulit sebab menyatukan dua pribadi dengan latar belakang asuhan yang berbeda. Meskipun banyak tantangan di depan, namun menyadari bahwa Anda sedang menikahi seseorang yang tidak sempurna harus memberikan banyak pemakluman jika pasangan melakukan kesalahan. Komunikasi dan kejujuran merupakan kunci keberhasilan sebuah rumah tangga menghadapi masa kritis pernikahan.
Baca Juga : 6 Tips Program Hamil yang Ampuh dan Langsung Sukses