Salah satu ketakutan terbesar orangtua adalah buah hatinya menunjukan ciri-ciri hiperaktif. Tanpa disadari, terkadang Mama Papa melakukan diagnosis dini terhadap keaktifan si kecil. Kenali hiperaktif lebih dekat agar bisa melakukan penanganan yang tepat.
Hiperaktif adalah suatu kondisi yang banyak terjadi pada anak-anak. Meski begitu, definisi hiperaktif yang diketahui masyarakat umum berbeda dengan pandangan dunia medis. Dunia kesehatan mengungkapkan bahwa anak yang terlihat sangat aktif belum tentu hiperaktif.
Hiperaktif di dalam dunia medis memiliki nama ilmiah ADHD atau attention deficit hyperactivity disorder. Anak-anak yang mengalami hyperactivity disorder memiliki ciri terus-terusan bergerak tanpa kenal lelah, agresif atau terkadang bersikap tanpa berfikir seperti memukul teman atau saudaranya. Mereka juga cenderung berkata kasar, dan susah diajak berbicara karena tidak bisa fokus. Dalam keseharian, mereka sangat impulsif serta tidak berfokus pada satu kegiatan dan selalu berganti aktivitas.
Perbedaan anak yang aktif dengan anak hiperaktif
Mama Papa yang memiliki anak dengan kategori sangat aktif mungkin kerap risau dalam mendeskripsikan keaktifan si kecil. Padahal anak yang sangat aktif belum tentu hiperaktif. Hal ini disebabkan keadaan otak anak aktif yang normal tanpa gangguan. Keaktifannya dipengaruhi oleh energi yang berlimpah, sehingga cenderung ingin melakukan banyak hal.
Secara sikap anak hiperaktif dan sangat aktif dibedakan dari ketahanannya untuk menangis. Si kecil yang hiperaktif cenderung sama sekali tidak bisa fokus. Sedangkan anak yang sangat aktif masih bisa diajak berfokus dalam suatu waktu. Anak hiperaktif juga cenderung tidak sabar dan mudah untuk menangis, hal ini berbeda dengan anak dengan kategori sangat aktif.
Jika Mama Papa melihat tanda-tanda di atas pada si kecil, bawalah ia ke dokter guna memastikan bahwa gejala yang muncul adalah ADHD (hyperactivity disorder) atau bukan. Ciri-ciri anak yang terkena hiperaktif bisa dideteksi sejak usia 2 tahun. Anda juga bisa mendeteksinya apabila si kecil mengalami tanda-tanda hiperaktif dan berlangsung selama 6 bulan secara konsisten.
Pada dasarnya anak yang terbukti memiliki ADHD dapat dikontrol dengan penanganan obat dari dokter. Selain itu, sebagai orangtua Mama Papa bisa membantu kesembuhan dengan menciptakan komunikasi yang baik. Upayakan untuk selalu mengajak si kecil berbicara, namun jangan lupa untuk selalu sabar dalam prosesnya. Kesabaran dan konsistensi semangat dari orangtua dapat meminimalisir lonjakan emosi pada si kecil.
Baca Juga : Kenali 9 Ciri Anak Terkena Depresi