Terlalu sering melarang si kecil ternyata memiliki dampak buruk pada psikologis anak. Pahami 7 pengaruh psikologi terhadap anak yang terlalu sering dilarang oleh orangtua.
“Ini semua demi kebaikannya” ungkapan tersebut kerap dilontarkan orangtua saat menjawab berbagai pertanyaan perihal larangan pada si kecil. Hal yang wajar apabila orangtua tidak ingin ‘kecolongan’ dalam mengasuh anak. Memberi kebebasan yang berlebihan pada anak, apalagi di bawah usia 8 tahun memang berisiko tinggi. Namun terlalu sering melarang akan memiliki dampak yang kurang baik terhadap psikologi anak, lho. Berikut 7 pengaruh orangtua terlalu sering melarang bagi psikologi anak.
Pemalas
Tidak masalah sebenarnya jika orangtua membiarkan seorang anak membantu pekerjaan rumah. Membantu untuk mencuci piring atau mencabut rumput liar di taman sebenarnya bisa membuat si kecil berkembang secara empati. Namun terkadang Mama Papa takut jika si kecil akan memecahkan gelas atau bermain lumpur di halaman. Larangan itu akan membuat si kecil kehilangan gairah untuk beraktivitas.
Tidak percaya diri
Anak yang terlalu sering dikekang cenderung tidak percaya diri. Mereka meragukan kemampuan yang dimilikinya sebab tidak pernah mendapatkan kepercayaan dari Mama Papa selaku orangtua. Sebaiknya tetaplah memberi ia kesempatan untuk mencoba hal-hal baru. Dengan catatan, orangtua selalu mengawasi dan mengingatkan si kecil agar berhati-hati.
Penakut
Anak yang terlalu sering dilarang akan tidak bebas berekspresi. Sehingga seorang anak yang terlalu sering dilarang akan menjadi pribadi yang minder. Misalnya, ketika Mama Papa melarangnya untuk menggunakan pisau atau menyalakan kompor. Si kecil akan mengubur keinginannya untuk belajar memasak. Ia tumbuh menjadi pribadi penakut ketika akan memulai hal yang baru.
Minder
Larangan orangtua yang berlebihan menyebabkan anak memiliki masalah psikologis selalu minder. Hal ini tidak hanya berdampak saat kecil saja namun juga hingga dewasa. Mama Papa, jangan sampai niat baik untuk menjaga Anak justru menjadi bumerang di kemudian hari, ya.
Mudah berbohong
Orangtua yang terlalu keras melarang anak dapat mendorong si kecil untuk berbohong. Tanpa ruang gerak yang bebas, anak akan mencari celah dari kekangan orangtua. Selain itu, apabila hal yang dilakukan seorang anak tidak sesuai dengan keinginan orangtua secara sadar atau tidak ia akan berbohong sebagai upaya menghindari hukuman.
Baca Juga : Kenali Dampak Negatif Membentak Anak
Selalu bergantung
Seorang ahli psikologi anak dari Amerika, Lauren Feiden mengungkapkan bahwa overprotective parenting merupakan suatu masalah. Sikap ini membuat seorang anak menjadi ketergantungan secara psikologis dan tidak dapat menghadapi masalahnya sendiri.
Mudah cemas
Salah satu penyebab sikap mudah cemas saat dewasa adalah pola asuh orangtua yang terlalu sering melarang anak. Anak yang mengalami pola asuh demikian umumnya sering ketakutan dan cemas untuk melakukan kesalahan.
Baca Juga : Kenali 9 Ciri Anak terkena Depresi