Pernah nggak membaca sebuah ramalan atau tes kepribadian online dan merasa hasilnya sangat merepresentasikan dirimu? Mungkin sebagai pembaca kita berpikir bahwa penulis dari artikel itu adalah seorang dukun atau peramal namun jawabannya jelas tidak.
Ternyata ada satu pendapat dari psikolog Bertram R. Forer terkait fenomena di atas yang dinamai Barnum effect atau Efek Barnum. Efek barnum adalah fenomena psikologi saat seseorang percaya tentang deskripsi diri mereka sendiri yang sebenarnya deskripsi tersebut juga berlaku untuk banyak orang. Barnum effect seringkali ditemui dalam kehidupan sehari-hari saat membaca ramalan kepribadian. Biasanya platform Instagram, atau web-web sering mengadakan kuis kepribadian semacam ini.
Seseorang bisa terkena efek barnum karena setiap manusia cenderung melakukan validasi subjektif. Ketika seseorang dihadapkan pada dua peristiwa yang bertolak belakang dan tidak memiliki hubungan sama sekali, individu cenderung akan mencari hal-hal yang berkaitan dengan dirinya baik itu sifat, kepribadian dan pola pikir yang mereka miliki. Contohnya, saat membaca artikel mengenai karakter kepribadian dilihat dari golongan darah. Tentunya kita akan mencari dan mengaitkan isi artikel tersebut dengan berbagai aspek dalam diri kita. Sebenarnya aspek yang kita hubungkan dengan artikel tersebut juga bersifat subjektif, karena dinilai secara pribadi.
Mengapa efek barnum bisa terjadi?
Dikutip dari jurnal karya Forer berjudul The fallacy of Personal Validation a Classroom Demonstration of Gullibility, ia telah melakukan percobaan klasik yang menunjukkan keberadaan efek barnum ini. Ia membagikan teks psikologi kepada 39 mahasiswa dan mereka diberitahu bahwa mereka akan mendapatkan deskripsi kepribadian mereka berdasarkan hasil tersebut. Satu minggu kemudian, Forer memberikan kepada setiap mahasiswa sebuah deskripsi yang seolah ditulis khusus untuk mereka.
Kebanyakan mahasiswa merasa bahwa hasil tes kepribadian tersebut akurat, dengan rata-rata penilaian sebesar 4,26 dalam skala dari 0 hingga 5. Kenyataannya, mereka semua mendapatkan “deskripsi kepribadian” yang sama. Forer juga menyusun “hasil tes kepribadian” tersebut dengan kalimat-kalimat yang umum digunakan pada buku astrologi, contoh “kamu cenderung kritis kepada dirimu sendiri” atau “kamu terkadang ekstrovert dan mudah bersosialisasi, tapi bisa juga menjadi introvert dan nyaman menyendiri”.
Seorang individu cenderung mau menerima penilaian negatif tentang diri mereka sendiri, jika mereka melihat orang yang menyajikan penilaian tersebut sebagai profesional berstatus tinggi. Sebagai manusia, biasanya kita lebih menyukai fakta-fakta pribadi yang dibungkus dengan kalimat-kalimat positif. Mayoritas pembaca astrologi mengetahui bahwa yang dibacanya bukan fakta mengenai dirinya, namun peran kata dalam efek barnum membuatnya mengiyakan artikel-artikel tersebut.
Efek barnum memang membuat banyak orang percaya pada horoskop dan beragam tes kepribadian yang tidak dapat dibuktikan secara ilmiah. Namun, efek ini sebenarnya bagus untuk digunakan bagi orang-orang yang sedang depresi karena dapat menanamkan sugesti baik pada orang lain.
Baca Juga : Ramalan Shio 2020 Soal Karier, Kesehatan dan Asmara untuk Pasangan Berkeluarga