Melakukan investasi ke berbagai instrumen telah banyak dilakukan oleh masyarakat guna merencanakan keuangan di masa depan. Namun, masih saja ada sebagian investor pemula melakukan kesalahan investasi yang berakibat pada hasil investasi yang didapatkan.
Kesalahan yang dilakukan para pemula merupakan hal yang wajar terjadi, sebab dari kesalahan tersebut investor pemula bisa memperbaiki kesalahannya dan mampu mengambil keputusan investasi yang lebih baik lagi. Nah, berikut ini 5 kesalahan umum yang seringkali dilakukan oleh para investor pemula.
Tidak memperhitungkan inflasi tahunan
Inflasi merupakan kenaikan harga secara umum di dalam perekonomian yang berdampak pada penurunan daya beli masyarakat. Inilah yang menjadi salah satu penyebab turunnya nilai uang setiap tahun. Jika Anda tidak memperhitungkan tingkat inflasi dan hanya menyimpan uang di dalam tabungan, maka jangan heran jika uang yang Anda miliki menurun nilainya.
Rata-rata tingkat inflasi Indonesia antara 3-8% setahun dan sebagai investor yang cerdas Anda harus mampu menemukan instrumen investasi yang memiliki tingkat imbal hasil yang lebih tinggi dari laju inflasi tersebut.
Anda tidak memiliki tujuan investasi yang jelas
Tujuan berinvestasi erat kaitannya dengan jumlah yang diharapkan di masa depan, jangka waktu pengembalian investasi dan tingkat risiko investasi yang berani Anda tanggung juga perlu diperhatikan. Jika Anda memiliki tujuan investasi misalnya untuk dana pendidikan kuliah anak, maka Anda dapat memperkirakan kira-kira butuh sekitar 10-15 tahun dari sekarang. Berinvestasi dalam saham atau reksadana saham merupakan pilihan yang sangat tepat.
Namun, jika Anda berinvestasi untuk tujuan dana berlibur atau membeli gadget dalam 1 sampai 2 tahun ke depan, maka berinvestasi di peer to peer lending. Tingkat imbal hasil yang sangat tinggi dan mampu disertakan dengan tingkat imbal hasil saham dan juga reksadana saham.
Tidak mendiversifikasikan investasi
Para investor pemula, jarang melakukan diversifikasi investasi padahal hal ini sangat penting. Diversifikasi maksudnya menyebar portofolio yang dimiliki ke berbagai jenis risiko investasi yang ada dengan tujuan mengurangi tingkat kerugian yang bisa saja terjadi. Misalnya saja, Anda menyebar investasi pada obligasi, saham, properti, peer to peer lending dan juga logam mulia. Hal ini bertujuan agar saat salah satu jenis investasi mengalami penurunan, investasi lain masih memberikan keuntungan.
Salah dalam memperhitungkan risiko
Tidak ada investasi yang tidak memiliki risiko sama sekali. Semua jenis investasi pasti berisiko dan yang membedakannya hanya tingkat risiko yang dimiliki. Jika Anda masih muda dan memiliki profil risiko yang agresif, maka tidak ada salahnya untuk mengambil risiko yang lebih tinggi. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan imbalan hasil yang juga lebih tinggi. Jika Anda tidak yakin dengan jenis risiko yang diambil, maka sebaiknya pahami lebih dulu tujuan Anda berinvestasi dan berapa jangka waktu investasi yang akan dilakukan.
Baca Juga : Investasi Terbaik untuk Masa Depan Keluarga