“Membuang barang-barang yang tidak berguna dan hanya menyimpan yang dibutuhkan” merupakan kutipan yang menjadi awal dari kampanye Good Bye Things atau gaya hidup minimalis dimulai. Sebenarnya apa keuntungan dari gaya hidup minimalis ini?
Sejak Fumio Sasaki menulis buku tentang “gaya hidup minimalis”, kampanye good bye things mulai ramai diperbincangkan. Fumuo Sasaki adalah salah satu dari banyak orang yang memutuskan untuk hidup seminim mungkin, dan percaya bahwa less is more. Hampir setiap orang memiliki sesuatu yang sebenarnya tidak terlalu mereka butuhkan. Mereka bisa hidup tanpa hal tersebut, namun terus menyimpannya tanpa alasan yang jelas.
Saat menerapkan gaya hidup minimalis, sesuatu yang tidak terlalu dibutuhkan perlu segera disingkirkan, atau diganti dengan yang lebih berguna. Misalnya, punya 30 baju, sedangkan sebenarnya hanya 10 baju saja yang digunakan, dan 20 lainnya sudah tidak pernah digunakan. Maka 20 baju ini sebaiknya dikeluarkan dari lemari lalu diberikan pada orang lain yang lebih membutuhkan.
Tidak hanya membuat lemari lebih lega, gaya hidup minimalis ini juga bisa membawa keuntungan lainnya. Seperi beberapa cara berikut ini:
Memiliki kebebasan yang lebih
Semakin memiliki banyak barang, semakin kita merasa terikat. Keterikatan ini meningkatkan rasa takutmu akan kehilangan barang-barang. Misalnya, jika memiliki 2 handphone , maka ketakutan akan kehilangan akan dua kali lipat lebih besar dibandingkan cuma punya satu. Begitu juga memiliki barang yang lebih banyak, padahal tidak ada fungsinya bagi kehidupan sehari-harimu.
Meskipun untuk beberapa orang proses merelakan ini akan lebih sulit dan sentimentil, apalagi jika terdapat kenangan di baliknya. Namun, perlu diingat bahwa efek yang timbul setelah menerapkan gaya hidup minimalis akan membuatmu lebih bebas dan bahagia.
Lebih sehat dan terbebas dari stres
Gaya hidup minimalis baik untuk menjaga kesehatan fisik dan psikologis manusia. Dengan menyingkirkan barang-barang yang tidak diperlukan sebenarnya kita sedang menciptakan sebuah ruangan kosong dan baru. Ruang tersebut membuat kita terbebas dari perasaan klaustrofobik (fobia ruangan sempit) dan memungkinakan untuk bernafas lebih lega.
Hidup minimalis secara tidak langsung menghindarkan kita dari perilaku konsumtif. Kita hanya boleh membeli kebutuhan yang memang menjadi prioritas. Penerapan gaya hidup minimalis ini pun menjernihkan pikiran, sehingga terbebas dari tekanan dan tuntutan sosial yang bersifat materil.
Lebih produktif
Sebenarnya memiliki banyak barang yang tidak terlalu dibutuhkan cenderung menyita waktu. Bayangkan jika kita harus menghabiskan waktu untuk membeli, membersihkan, mengatur dan sebagainya. Padahal waktu tersebut bisa digunakan untuk mengerjakan seseatu yang lebih produktif. Sayang bukan jika waktumu yang singkat harus ditambah dengan mengurusi barang-barang tidak penting?
Fokus mencapai tujuan hidup
Bergaya hidup minimalis membuat kita merasa lebih bisa memegang kendali terhadap diri sendiri. Mengurangi barang-barang yang tidak perlu, secara langsung juga meringankan beban hidup karena tidak perlu kerepotan memikirkan atau mengaturnya. Agar berhasil mencapai tujuan, kamu harus merasa lebih berani dan tidak takut kehilangan apapun. Semakin sedikit barangmu maka semakin kecil juga ketakutan yang akan kamu dapatkan dan yang jelas hal ini mengurangi bebanmu untuk mencapai kesuksesan.
Menciptakan hubungan lebih erat dengan orang terdekat
Hidup dengan gaya minimalis dalam juga menguntungkan pekerjaan karena dapat meningkatkan efektivitas, sehingga kamu memiliki waktu luang yang lebih panjang bersama orang-orang terdekat. Waktu luang tersebut dapat dimanfaatkan untuk mengeratkan hubungan dengan orang-orang terdekat seperti teman, keluarga dan masyarakat sekitar. Selain itu, kamu juga bisa memanfaatkan waktu luang untuk mendalami hobi, minat dan kesukaan yang kerap ditinggalkan karena disibukkan dengan rutinitas pekerjaan.
Baca Juga: 4 Kelebihan Memilih Rumah Minimalis