Secara tidak disadari, kita sebagai milenial kerapa melakukan kesalahan dalam mengatur keuangan. Agar tidak merugikan kita ke depannya, mari kita atasi dari sekarang dan menjadi milenial cerdas keuangan!
Milenial identik dengan gambaran gaya hidup yang cenderung selalu bersenang-senang atau hanya memikirkan hari ini saja. Namun, di sisi lain masih ada beberapa milenial yang belum bisa mengatur dan mengelola pemasukannya dengan baik. Hal ini menjadikan berapapun pemasukan yang didapat akan selalu dianggap kurang. Apakah kamu termasuk di antaranya? Jika iya, bisa saja itu karena adanya kesalahan dalam mengatur keuangan kamu, lho.
Sebelum menjadi lebih parah lagi, ada baiknya untuk mengetahui kesalahan-kesalahan apa saja yang mungkin sering kamu sepelekan dalam hal mengatur keuangan. Berikut adalah empat kesalahan mengatur keuangan yang dilakukan milenial:
Gaya hidup yang konsumtif
Adanya tekanan gaya hidup dari lingkungan menjadi alasan milenial cenderung boros. Bagaimana tidak, di setiap pemasukan yang cenderung pas-pasan, milenial selalu berusaha untuk mengutamakan gaya hidupnya. Tidak menutup kemungkinan jika pemasukan meningkat, maka pengeluaran juga akan menjadi lebih meningkat dan terjebak dalam “inflasi gaya hidup”.
Bahkan, masih ada beberapa milenial yang belum mengetahui betul mana kebutuhan dan keinginan. Hal ini lah yang membuat para milenial terjebak dalam gaya hidup yang konsumtif. Terlebih lagi dengan menjamurnya cashless society di tengah milenial yang mempermudah mereka melakukan transaksi.
Untuk mengatasi hal ini, mulai sekarang cobalah untuk membagi setiap pemasukan dengan teratur dana fokus pada goal yang lebih besar di masa depan. Buatlah perencanaan keuangan bulanan dengan membuat pos keuangan dan skala prioritas. Ini bertujuan agar semua tercatat dan tidak terjadi kesalahan dalam mengatur keuangan lainnya.
Tidak memiliki dana darurat
Kesalahan dalam mengatur keuangan selanjutnya adalah tidak memiliki dana darurat. Idealnya, setiap orang harus memiliki dana darurat untuk memenuhi biaya hidup minimal 3-6 bulan. Biaya hidup ini dihitung dari rata-rata uang yang diperlukan setiap bulannya. Kamu dapat mulai menghitung berapa rata-rata biaya yang diperlukan untuk makan, transportasi, belanja kebutuhan pokok, uang sewa atau bayar tagihan.
Ada perbedaan dalam perhitungan dana darurat bagi yang belum dan sudah menikah. Bagi yang belum menikah, usahakan mengalokasikan dana darurat sebesar enam kali pengeluaran setiap bulannya. Berbeda dengan yang sudah menikah dan belum memiliki anak, harus alokasikan sembilan kali dari setiap pengeluaran setiap bulannya.
Lalu, untuk yang telah memiliki anak alokasikan dana darurat sebesar 12 kali pengeluaran setiap bulannya. Kemudian, usahakan untuk memisahkan antara tabungan bulanan dan dana darurat agar tidak mengalami kesalahan saat men-tracking uangmu.
Tidak memiliki tabungan pensiun
Selain memutus rantai generasi sandwich, mempersiapkan dana pensiun juga akan membuatmu lebih menikmati masa tua. Meskipun pemerintah telah mempersiakan program jaminan pensiun dari Badan Penyelenggara Kesejahteraan Sosial (BPJS) Ketenagakerajaan, bukan berarti kita tidak perlu mempersiapkan tabungan pensiun, ya. Seharusnya, sejak awal kamu memulai bekerja, dana atau tabungan pensiun sudah harus kamu persiapkan.
Mengapa? Hal ini dikarenakan semakin awal kamu memulai, berarti di akhir akan mendapatkan lebih banyak. Tentunya kamu juga dapat dapat mengumpulkannya secara perlahan dan sedikit-sedikit. Ada baiknya menyisihkan dana untuk tabungan pensiun minimal 10%-20% dari pemasukan setiap bulannya, ya.
Kurang kesadaran berinvetasi
Masih ada beberapa milenial yang belum memulai untuk investasi dan lebih mengutamakan kehidupannya hari ini. Padahal, ada cara yang dapat dilakukan untuk menumbuhkan uangmu dengan cepat, yaitu dengan berinvestasi.
Awalnya, kamu memang akan membelanjakan uangmu. Namun, uangmu nantinya akan bertambah dengan sendirinya. Ada beberapa investasi yang dapat kamu coba di tahun ini, misalnya saja reksadana. Investasi ini juga tergolong aman, kok, dan cocok bagi yang belum pernah berinvestasi.
Setiap uang yang kamu investasikan akan dialihkan dalam bentuk pasar uang, saham, atau obligasi. Imbal jasanya juga cukup memuaskan, berkisar antara 7%-25% pertahun. Namun, kamu harus ingat, semakin besar imbal jasa yang didapatkan, maka semakin tinggi pula risiko yang didapatkan. Jadi, pilih yang sesuai dengan kondisi finansialmu, ya.
1 Comment
Sukses terus Berkeluara.id. Artikelnya sangat menarik dan berisi, semoga dapat membantu banyak pembaca.