Selamat sudah menjadi orangtua! Ke depannya, sudah berencana menanamkan pola asuh anak seperti apa belum, nih? Buat gambaran, simak artikel di sini, yuk!
Setiap orangtua pasti memiliki cara tersendiri dalam menanamkan pola asuh pada anak. Setiap pola asuh yang diterapkan pastinya sudah dipikrikan secara matang untuk hasil yang terbaik.
Pola yang akan atau telah Mama Papa terapkan di rumah sebenarnya juga turut berpengaruh pada perkembangan mental, sosial, hingga psikologis anak yang sehat.
Nah, di sini ada 3 tipe pola asuh anak yang dapat Mama Papa bisa terapkan di rumah. Tidak ada yang buruk dari ketiganya. Setiap pola asuh akan memiliki dampak yang berbeda-beda terhadap karakter anak nantinya. Disimak, ya.
Otoriter
Salah satu ciri yang paling menonjol dari pola asuh yang satu ini adalah anak dituntut untuk menuruti setiap peraturan yang dibuat. Bahkan, terkadang sebagai orangtua, Mama Papa jarang memerhatikan perasaan anak. Bahkan, ada kemungkinan hubunganmu dengan anak tidak begitu dekat dan dingin.
Dalam jangka panjang, dengan menerakan pola asuh otoriter akan berdampak pada tumbuh kembang anak dalam sisi psikologis. Misalnya saja membuat mereka mudah tersinggung dan tidak percaya diri. Kemudian, ada kalanya mereka tidak mampu mengambil keputusan sendiri karena terbiasa dengan pilihan orangtua.
Namun, tetap ada hal positifnya, lho. Contohnya saja anak menjadi patuh dan lebih bertanggung jawab dalam menjalani kehidupannya. Satu hal yang menarik, anak menjadi lebih disiplin karena ajaran yang ditanamkan sejak kecil.
Baca Juga: Kenali Dampak Negatif Membentak Anak
Permisif
Bertolak belakang dengan pola asuh sebelumnya, permisif cenderung lebih bebas dan jarang memberi hukuman. Selain itu, orangtua lebih mendukung secara emosional, responsif, dan tidak menuntut. Mereka juga akan menempatkan posisinya sebagai teman sang anak.
Tentunya, dengan kebebasan itu juga memberikan pengaruh positif dan juga pada tumbuh kembang anak. Misalnya saja karena Mama Papa memposisikan diri sebagai teman mereka, biasanya akan membuat anak menjadi nyaman dan terbuka.
Sebaliknya, ada kecenderungan anak akan memberontak apabila keinginannya ditentang hingga menjadi egois. Anak juga menjadi sulit untuk diatur karena terbiasa dibebaskan.
Demokratis
Jenis pola asuh yang satu ini tetap tegas pada anak, namun sebagai orangtua kamu akan memberikan alasannya. Selain itu, meskipun tegas dalam menerapkan atauran, Mama Papa tetap mempertimbangkan pendapat dan perasan anak. Jadi, bisa dibilang anak tetap diberikan kebebasan.
Biasanya, ke depannya akan menciptakan anak yang mandiri dan tanggung jawab. Anak juga akan bisa berpikir lebih kritis dalam mengambil keputusan terbaik. Karena tetap diberikan kebebasan, anak menjadi sosok yang percaya diri, kreatif, dan secara psikologis lebih bahagia.
Bisa dibilang kalau ini bisa menjadi pola asuh yang pas. Hanya saja, selama kamu dapat menerapkan dan mengajarkannya dengan baik. Jangan sampai, karena rasa lebih bebas namun tetap terkontrol ini justru disalahgunakan oleh anak.
Dari ketiga pola asuh di atas, mana yang Mama Papa terapkan pada anak di rumah? Atau mungkin berencana ingin menjalankan pola asuh yang mana nih?