Sudah bukan zamannya lagi beranggapan anak-anak yang belajar dua bahasa (bilingual) bisa berakibat pada terganggunya perkembangan. Sebab faktanya anak-anak yang dapat menggunakan bilingual justru memperoleh lebih banyak keuntungan dibandingkan yang tidak, lho.
Duhulu akrab terdengar di telinga kita mengenai mitos yang mengatakan bahwa anak yang berbahasa bilingual (dua bahasa) akan lebih terhambat kemampuannya dibandingkan dengan yang monolingual. Mitos ini dibantah oleh Francois Grosjean seorang penulis buku Bilingual: Life and Reality, yang menyebutkan perkembangan bahasa sebagai suatu keterampilan kognitif tidak akan terhambat pada anak yang diajarkan untuk bilingual. Bahkan anak-anak yang bilingual memiliki beragam keuntungan. Berikut ini manfaat bilingual bagi anak.
Perkembangan kognitif
Manfaat pembelajaran bilingual sejak dini adalah mengoptimalkan perkembangan kognitif anak. Anak dan orang dewasa yang menguasai lebih dari satu bahasa memiliki otak yang cukup aktif dan fleksibel. Beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa dibandingkan dengan teman sebayanya yang hanya menggunakan bahasa ibu, anak bilingual cenderung lebih pandai.
Perkembangan emosi sosial anak
Kesiapan dan kesuksesan proses pembelajaran di sekolah ternyata juga bisa diperoleh dari manfaat bilingual untuk anak. Peralihan bahasa dari bahasa ibu ke bahasa kedua membuat anak dapat mengembangkan pola pikir yang lebih fleksibel ketika memecahkan masalah. Selain itu, kemampuan membaca dan berpikir dalam dua bahasa juga mendorong anak untuk lebih berpikir secara kompleks.
Sampai saat ini telah banyak penelitian yang melaporkan bahwa orang yang memakai lebih dari satu bahasa terlihat lebih baik dalam menyaring informasi yang tidak penting. Maka dari itu, manfaat bilingual untuk anak dapat dipakai agar lebih dalam menerapkan pengetahuan ke kehidupan mereka.
Membuat anak memperhatikan lebih detail
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Janet Werker, seorang profesor di University of British Columbia yang meneliti mengenai bahasa, mengatakan bahwa bayi yang dibesarkan dalam dua bahasa bisa tumbuh dengan lebih sensitif terhadap perbedaan visual. Hal ini disebabkan karena mereka akan memerhatikan dengan cermat saat orang mengucapkan kata-kata dalam bahwa yang berbeda termasuk memerhatikan ekspresi wajah saat mengucapkan kata tersebut.
Saat anak tumbuh dewasa, otaknya tak cepat menua
Menurut ahli neuobiologi dari Kentucky AS seseorang yang berbicara dalam dua bahasa area kognitifnya tidak cepat menua. Bahkan berdasarkan publikasinya dalam Lifelong Bilingualism Maintains Neural Efficiency for Cognitive Control in Aging, ia membandingkan hasil tugas yang sama yang diberikan kepada kelompok parah baya dan kelompok anak muda.
Seorang paruh baya yang terbiasa dengan bilingual memiliki reaksi yang lebih cepat dibandingkan dengan paruh baya yang monolingual. Bahkan hasilnya hampir mendekati hasil yang diraih oleh kelompok anak muda.