Ingin pola asuh yang membebaskan anak namun tetap dalam pengawasan Mama Papa? Jika iya, pola asuh demokratis adalah pilihan yang tepat. Bahkan, pola asuh yang satu ini kerap disarankan oleh beberapa pihak, lho.
Setiap orangtua pastinya selalu menerapkan pola asuh yang terbaik bagi anaknya, dong? Pada dasarnya, pola asuh yang baik harus dapat sekaligus menunjang perkembangan kesehatan mental, sosial, dan psikologis anak untuk masa dewasanya nanti. Salah satu pola asuh yang layak untuk dipertimbangkan adalah pola asuh demokratis.
Berbeda dengan pola asuh lainnya, pola asuh demokratis memprioritaskan kepentingan anak. Simple-nya, Mama Papa akan tetap memberikan kebebasan pada si kecil. Anak diberikan kebebasan berkreasi dan bereksplorasi banyak hal. Pola asuh ini menunjukkan kematangan Mama Papa sebagai orangtua dalam mengasuh dan membimbing akan sesuai kemampuan anak tanpa ada tuntutan.
Selain itu, pola asuh ini juga sekaligus meningkatkan bonding antara Mama Papa dan si kecil, karena memiliki hubungan yang hangat. Tapi, bukan berarti tanpa aturan, ya. Pola asuh ini tetap ada turan tentang apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh anak. Mama Papa juga memiliki aturan-aturan tegas agar mereka tetap pada jalurnya yang baik dan tepat.
Baca Juga: Pola Asuh Permisif: Membebaskan Anak Ternyata Ada Manfaatnya
Sikap Orangtua dengan Pola Asuh Demokratis
Sebagai gambaran, ada beberapa sikap orangtua yang cukup berbeda dengan lainnya dalam pola asuh kebebasan ini. Tidak ada yang salah atau sepenuhnya benar, hanya saja sikap-sikap ini sebagai gambaran bagaimana Mama Papa akan mendidik anak nantinya.
Berikut adalah beberapa sikap orangtua dalam pola asuh demokratis:
- Tidak menuntun anak
Bukan dalam artian pasrah, kok. Hanya saja, orangtua tidak mengharapkan lebih pada kemampuan anak. Mereka menghargai dan paham betul tentang kemampuan setiap masing-masing anak yang berbeda-beda.
- Memberikan kebebasan
Kebebasan di sini artinya, anak bebas memilih apa yang mereka suka. Anak bebas untuk mengeksplorasi akan hal baru. Kelak, anak juga akan diberikan kebebasan untuk memilih.
- Tetap memiliki aturan
Meskipun memberikan kebebasan, namun juga akan tetap menanamkan aturan. Tapi, di setiap aturan yang dibuat anak tetap diajarkan untuk dapat menerima konsekuensi. Jadi, anak bisa paham apa kesalahannya tanpa merasa terkekang.
Manfaat Pola Asuh Demokratis
Menurut psikologi Tika Bisono, yang dikutip dari Kompas, pola asuh ini sangat cocok diterapkan pada anak usia 6-12. Hal ini dikarenakan, pada usia tersebut anak sudah mulai bisa memilih apa yang diinginkan atau disukai. Bahkan, ada kalanya mereka akan cepat bosan pada satu hal.
Lalu, apakah pola asuh ini memiliki manfaat yang baik pada anak karena memberikan kebebasan? Ada beberapa manfaat dari pola asuh demokratis pada anak. Pertama mengajarkan anak bertanggungjawab. Anak juga akan menjadi sosok yang mandiri. Ditambah, anak akan memiliki sifat percaya diri hingga mampu mengambil keputusan.
Jadi, sudah mulai memikirkan pola asuh yang tepat ada anak?