Memberikan kebebasan pada anak memang baik di satu sisi, namun terlalu melonggarkan aturan bahkan tidak memberi aturan pada anak bisa menjadi ciri pola asuh permisif yang negatif, lho.
Permissive parenting merupakan pola asuh di mana orangtua memberikan kelonggaran pada anak tanpa aturan yang jelas. Pemberlakuan pola asuh ini terkadang tidak disadari oleh orangtua dengan dalih ingin memanjakan anak. Efek dari pola asuh permisif ini memengaruhi sifat anak hingga dewasa. Berikut ciri-ciri dan dampak jangka panjang pola asuh permisif:
Tidak konsisten
Kadang kita sering luluh dengan rengekan anak sehingga memperbolehkan mereka melanggar aturan satu atau dua kali. Padahal tindakan seperti ini justru merupakan ciri pola asuh permisif. Tidak konsistennya orangtua dalam ucapan atau aturan dapat berkontribusi pada sikap anak yang cenderung sesuka hati kepada siapapun.
Sangat melindungi anak
Memanjakan anak boleh, namun harus tetap disertai penerapan aturan, ya. Anak harus belajar mengenai hukum sebab akibat sehingga di masa depan ia bisa lebih berhati-hati dalam bersikap.
Sebagai teman daripada orangtua
Menjalin kedekatan dengan anak adalah hal yang wajib dilakukan orangtua. Namun tidak menempatkan posisi sebagai orangtua sama sekali adalah pertanda kita melakukan pola asuh permisif.
Tidak ada aturan di rumah
Terlalu mengekang anak dengan memberi banyak aturan merupakan ciri pola asuh yang otoriter. Sedangkan, tidak memberi aturan atau adanya aturan yang sangat longgar merupakan ciri permissive parenting.
Baca Juga : Pola Asuh Demokratis, Bebaskan Anak Tetap Ada Aturannya
Dampak Pola Asuh Permisif Bagi Masa Depan Anak
Dengan pola asuh permisif, jelas anak kurang atau bahkan tidak belajar mengenai aturan, bahkan dari lingkungan terdekat mereka yakni keluarga. Akibatnya, anak tidak terbiasa mengenal tanggung jawab dan kedisiplinan. Efek yang paling sering terlihat pada anak dengan pola asuh permisif adalah:
Terhambat prestasinya
Anak yang tumbuh dengan pola asuh permisif cenderung tidak memiliki target dan kurang bersemangat dalam menjalani hari. Mereka cenderung menyepelekan tugas-tugas sekolah dan kurang berprestasi.
Sulit mengambil keputusan
Kebiasaan orangtua dengan pola asuh permisif yang tidak memberikan aturan di rumah berdampak pada anak yang kurang pandai mengambil keputusan. Efek jangka panjangnya mereka cenderung tidak piawai dalam memecahkan masalah. Hal ini tentu kurang baik dan bisa menyebabkan anak memiliki keterampilan sosial yang buruk.
Kurang bisa memahami emosi
Pola asuh permisif membebaskan anak untuk meluapkan segala emosinya. Mereka kurang terlatih untuk mengendalikan emosi. Hal ini kurang baik untuk masa depannya dalam berhubungan sosial. Lebih jauh lagi, anak akan sering mengalami stres karena berbagai masalah.
Baca Juga: Pola Asuh Permissive, Bebaskan Anak Ternyata Ada Juga Manfaatnya
Tidak bisa mengatur waktu dan kebiasaan
Anak yang dibesarkan dengan pola asuh permisif tidak terbiasa dengan batasan atau aturan. Hal ini bisa berakibat pada kebiasaan yang kurang baik seperti terlalu lama menonton televisi, bermain games tanpa mengenal waktu atau kebiasaan lain. Pada akhirnya akan menciptakan habit yang tidak baik untuknya.