Selama kehamilan, Papa pasti berpikir istri semakin manja? Hal ini wajar karena kehamilan memang berdampak pada perubahan psikis ibu hamil. Suami siaga wajib memahami perubahan psikologis ibu hamil.
Hamil tidak hanya menyangkut dengan perubahan fisik perempuan saja namun juga perubahan psikologis pada ibu hamil. Perubahan-perubahan psikis ini memang tidak dialami seluruh perempuan hamil, namun sebagian besarnya pasti merasakan.
Hal ini didukung dengan hasil penelitian Pregnancy as a Psychological Event, yang menyebutkan; kehamilan diidentifikasi sebagai pemicu utama perubahan psikis ibu hamil, khususnya selama periode perinatal.
Para suami memiliki tanggungjawab menjaga mood serta memberikan dukungan secara psikologis pada ibu hamil. Nah, perubahan psikologis ibu hamil yang harus diketahui sang suami.
Badmood
Perubahan sikap dan emosi merupakan hal yang wajar selama kehamilan. Fenomena ini dialami oeh sebagian besar ibu hamil. Perubahan suasana hati ini bisa membuat bumil mudah tersinggung, marah-marah atau menangis.
Hal ini disebabkan karena peningkatan hormon estrogen dan progesteron. Di mana kedua hormon ini berpengaruh terhadap neotransmitter( zat kimia di otak) yang bertugas mengatur suasana hati.
Biasanya sifat mudah bad mood ini hadir pada tromester pertama kehamilan. Ketika trimester kedua bumil lebih bisa mengontrol emosinya.
Lebih manja
Karena adanya perubahan sifat dan mood selama kehamilan, ibu hamil menjadi ingin lebih diperhatikan pasangan. Dengan kata lain ibu hamil cenderung lebih manja terhadap pasangan.
Papa sebaiknya menurutinya, karena hal ini dapat membuat ibu merasa lebih sehat, kuat, serta bahagia selama menjalani kehamilan. Jika ibu sehat dan bahagia, maka kesehatan janin di dalam kandungan juga ikut terjamin, kan?
Lebih sensitif
Tidak hanya sensitif secara emosional, perubahan hormon pada trimester pertama kehamilan membuat Mama menjadi lebih sensitif terhadap rangsangan. Rangsangan ini dapat dirasakan salah satunya melalui hidung. Mama akan mudah peka terhadap aroma yang tak sedap bahkan bisa menyebabkan mual dan muntah.
Namun sekali lagi, tidak semua kadar kepekaan hidung ibu hamil sama. Setiap ibu hamil peka terhadap aroma yang berbeda-beda. Papa tidak perlu khawatir, karena kepekaan hidung ini akan pelan-pelan mereda saat mulai memasuki trimester kedua.
Timbul kecemasan dengan berat badan
Seiring bertambahnya berat badan janin di dalam kandungan, maka berat badan Mama juga akan meningkat. Biasanya saat memasuki masa-masa kandungan semakin besar muncul kecemasan tersendiri bagi para Mama.
Umumnya kecemasan ini muncul karena takut berat badannya tidak bisa kembali normal dengan cepat setelah melahirkan atau terlihat tidak cantik lagi. Nah, sebagai suami, para Papa harus meyakinkan mengenai tidak masalah pada kondisi fisik tersebut.
Meski begitu, Papa juga tetap harus mengawasi pola makannya, agar kenaikan berat badan juga tidak berlebihan sehingga menimbulkan masalah dengan berat bayi.
Rentan depresi
Sebuah penelitian di Inggris yang dipublikasikan secara online oleh JAMA Network Open menemukan, wanita hamil di antara tahun 2012 hingga 2016 rentan terkena risiko depresi. Gangguan psikologis ini tidak bisa disepelekan karena bisa menyebabkan janin stres.
Oleh sebab itu, suami harus memerhatikan perubahan psikologi atau sifat ibu hamil yang berkaitan dengan depresi. Beberapa gejala depresi di antaranya merasa tidak berharga, kurang semangat, kurang tertarik dengan dunia sekitar, gelisah hingga dilanda sedih berkepanjangan.
Faktor yang mempengaruhi depresi saat kehamilan bisa bermacam-macam. Maka, sebagai suami, kita dapat mengusahakan agar istri tidak mendapatkan tekanan berat atau stres yang dapat mengganggu psikisnya.
Artikel Lain: Minum Air Kelapa Bagi Ibu Hamil Banyak Manfaatnya