Dana darurat sudah terpakai memenuhi kebutuhan karena krisis ini? Jangan lupa diganti, ya. Agar tidak was-was dalam memulai, lakukan strategi ini untuk mengembalikan dana darurat yang sudah terpakai.
Selama masa krisis seperti pandemi COVID-19, wajar jika kita mengeluarkan dana darurat dengan alasan PHK atau usaha yang bangkrut. Dana darurat memang difungsikan untuk menolong kita memenuhi kebutuhan hidup dalam kondisi krisis. Nah, supaya nggak makin was-was memulai, berikut strategi mengembalikan dana darurat yang bisa kamu lakukan.
Melakukan finansial check up
Finansial check up atau mengecek kondisi keuangan sangat penting dilakukan sebelum mengembalikan dana darurat. Seteah mengalami kondisi darurat kemarin pastinya banyak hal yang berubah dari finansial kita sekarang. Anda bisa menggunakan indikator rasio likuiditas dalam hal ini.
Rasio likuiditas dilakukan untuk mengukur kemampuan keuangan dalam memenuhi kebutuhan jangka pendek. Pengukuran rasio ini dengan membagi jumlah aset cair (tabungan deposito) dengan penguluaran bulanan. Semakin kecil rasio likuiditas seseorang maka semakin mudah juga orang tersebut bangkrut.
Jika sudah mengetahui kondisi keuangan Anda apakah lemah atau kuat, kita bisa langsung merencakan pengembalian dana darurat dengan lebih baik.
Perhitungan ulang dana darurat
Kebutuhan keluarga dapat berubah setiap tahunnya karena faktor-faktor tertentu, seperti inflasi atau life event. Setelah mengetahui kondisi finansial ada baiknya jika kembali menghitung besaran dana darurat yang harus dikembalikan. Jangan sampai faktor-faktor perubahan tidak dipertimbangkan dalam pengembalian dana darurat ini.
Prioritas sejak awal gajian
Perlu diingat bahwa dana darurat bukanlah uang sisa. Karena jika menunggu uang sisa saja dana darurat tidak akan pernah terkumpul. Selalu sisihkan di awal ketika Anda menerima gaji atau penghasilan apapun. Karena dana darurat bisa dibilang sebagai salah satu tujuan keuangan yang sangat penting dan harus segera dicapai. Buatlah dana darurat sebagai pos keuangan tersendiri yang menjadi prioritas.
Baca Juga: Gaji Cepat Habis? Ini 4 Cara Mengatur Keuangan dengan Benar
Tempatkan di instrumen yang tepat
Dua syarat sebuah instrumen dapat menjadi tempat menyimpan dana darurat adalah harus mudah diakses dan dicairkan. Salah satu strategi mengembalikan dana darurat dengan menaruhnya di instrumen deposito, logam mulia, reksa dana pasar uang dan reksa dana pendapatan tetap.
Namun tetap sisihkan minimal pengeluaran sebulanmu di rekening tabungan biasa agar tidak perlu menunggu saat butuh sewaktu-waktu.
Baca Juga: Sudahkah Mama Papa Merdeka Finansial?
Mengendalikan pengeluaran
Mengembalikan dana darurat mungkin cukup sulit bagi sebagian orang. Strateginya, Anda bisa mengembalikan dana darurat dengan mencicil atau menyisihkan sedikit demi sedikit. Idealnya sebuah keluarga yang telah memiliki anak baru dikatakan aman jika memegang dana darurat yang besarannya 9-12 kali pengeluaran bulanan.
Namun jumlah ini tentu terlalu besar, bukan? Agar tidak was-was, kembalikan dana darurat dengan target 3 bulan pertama, jika sudah tercapai baru menuju kondisi ideal. Selama proses mengembalikan dana darurat ini Anda juga harus menekan pengeluaran yang tidak penting.
Kendalikan keinginan belanja agar lebih banyak menyisihkan uang. Menghemat tentu tantangan tersendiri namun memikirkan apa yang mungkin terjadi di depan jika tidak memiliki dana darurat harus menjadi motivasi dalam menjalani proses ini.