Toxic Positivity: Ucapan “Penyemangat” yang Ternyata NegatifToxic Positivity: Ucapan “Penyemangat” yang Ternyata NegatifToxic Positivity: Ucapan “Penyemangat” yang Ternyata NegatifToxic Positivity: Ucapan “Penyemangat” yang Ternyata Negatif
  • HOME
  • KESEHATAN
  • HUNIAN
  • ENTERTAINMENT
  • KEUANGAN
  • PSIKOLOGI
✕

Toxic Positivity: Ucapan “Penyemangat” yang Ternyata Negatif

July 17, 2020
Toxic Positivity

Sumber: Shutterstock.

Coba diingat-ingat, selama ini kalau si bestie lagi sedih atau ada masalah, kamu lebih sering nanggepin dengan ucapan-ucapan penyemangat atau mendengarkannya dulu? Jangan sampai ucapan penyemangatmu itu termasuk toxic positivity, ya.

“Be positive, lah. Jangan menyerah” atau “Tenang aja, semua pasti berlalu jangan gitu”. Sering mengucapkan dua kalimat itu ke sahabatmu? Atau mungkin kepada teman-temanmu yang punya masalah? Meskipun terlihat sederhana, namun ini termasuk toxic positivity, lho.

Apa Itu Toxic Positivity?

Istilah toxic positivity muncul saat kamu selalu memberikan ucapan “penyemangat” pada sahabatmu yang sedang ada masalah dan membuat mereka mengabaikan emosi negatif.  Contoh paling simpel ketika kamu memberikan semangat untuk jangan menyerah atau memintanya bersyukur, hingga membandingkan masalahnya dengan hal-hal yang mungkin lebih berat.

Bahkan, yang paling disayangkan, kamu bisa sampai tidak peduli dengan apa yang mereka rasakan dan berfokus untuk menyuruhnya “positif”. Bukannya baik, namun hal tersebut justru merusak kesehatan mental, lho. Mengapa? Karena, kebiasaan ini akan membuat diri sendiri tidak belajar mengenal dan memahami emosi negatif, namun hanya berfokus pada hal positif. Padahal, siapa saja punya emosi negatif dan positif, bukan? 

Memang, ini bagus untuk dilakukan. Hanya saja, ternyata tidak semua orang dapat menerima hal ini. Ya, meskipun ini memiliki makna atau niat yang baik, namun terkadang ada beberapa kata penyemangat yang kamu berikan ternyata berdampak negatif pada diri mereka dalam jangka panjang.

Baca Juga: Sembuhkan Luka Batinmu dengan 7 Metode Self Healing Ini

Dampak Negatif Tenggelam dalam Toxic Positivity

Nah, kalau toxic positivity ini diteruskan, nantinya akan memunculkan berbagai dampak buruk di masa mendatang. Beberapa contohnya seperti:

Memilih untuk memendamnya

Orang yang terpapar toxic positivity biasanya akan memilih memendam semua yang dirasakan. Mereka merasa tidak nyaman mengekspresikan apa yang dirasakan karena respon yang didapatkannya.

Padahal, bisa saja mereka memiliki masalah yang cukup berat dan memerlukan bantuan. Bahkan, ada kalanya mereka membutuhkan bantuan ahli. Namun karena keharusan untuk berpikir positif, mereka jadi merasa tidak ada masalah tanpa menyadari kondisinya semakin parah.

Sulit menggambarkan perasaannya

Dampak negatif lainnya mereka jadi sulit menggambarkan perasaan negatif pada dirinya. Dengan kata lain, mereka tidak bisa mengeluarkan rasa marah atau kesal. Nah, hal tersebut yang akan menyebabkan mereka tidak dapat mengukur ada tidaknya masalah yang menimpanya dan menganggap semua baik-baik saja.

Selalu menghindari emosi negatif

Dampak negatif toxic positivity berikutnya selalu menghindari emosi negatif. Padahal, seperti dikutip dalam Halodoc, perasaan-perasaan tersebut merupakan salah satu tanda adanya bahaya yang dihasilkan otak. Kalau ini terus berlanjut, nantinya dapat menyebabkan diri sendiri terus menganggap masalah yang dialami akan terlewati dengan sendirinya.

Lalu, Apa yang Harus Dilakukan?

Kamu mungkin menjadi merasa serba salah dan tidak tahu apa yang harus kamu lakukan. Sebenarnya, di sini kamu harus pandai membaca situasi. Mana yang memang bisa kamu berikan semangat, mana yang tidak.

Karena, ada kalanya orang hanya membutuhkan didengarkan orang lain. Maka dari itu, kamu memang disarankan untuk lebih mendengarkan masalahnya. Dengan begitu, kesehatan mentalnya akan lebih terjaga.

Baca Juga: Mengenal Cabin Fever dan Cara Mengatasinya

Share
1
Nadia
Nadia

Related posts

Anak suka menolong

Cara Mengajarkan Anak Suka Menolong | Foto: Freepik

January 19, 2024

Cara Mengajarkan Anak Suka Menolong Sesama Sejak Dini


Read more
Dampak perselingkuhan

Dampak Perselingkuhan Bagi Anak | Foto: Freepik

January 17, 2024

7 Dampak Perselingkuhan Orangtua bagi Anak, Risiko Depresi


Read more
Kecocokan dengan pasangan

Tes Uji Kecocokan dengan Pasangan | Foto: Freepik

January 12, 2024

Tes Uji Kecocokan dengan Pasangan, Langsung Dicoba Yuk!


Read more

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Terbaru

  • Tanaman yang Hidup di Air0
    6 Tanaman Hias yang Hidup di Air dan Cocok untuk Kolam Ikan
    October 21, 2024
  • Investasi Reksadana Saham0
    Keuntungan Investasi Reksadana Saham untuk Jangka Panjang
    January 24, 2024
  • BAB bayi berwarna hijau0
    BAB Bayi Berwarna Hijau, Ternyata Ini Penyebabnya
    January 24, 2024
  • Shio beruntung 20240
    6 Shio Paling Beruntung di Tahun Naga Kayu 2024
    January 24, 2024
  • Cara mencuci emas0
    Cara Mencuci Emas Perhiasan biar Kinclong Kembali
    January 24, 2024
  • Kesehatan mental anak0
    Cara Menjaga Kesehatan Mental Anak, Ortu Wajib Tahu!
    January 23, 2024
  • Angka keberuntungan 20240
    Daftar Angka Keberuntungan Shio di Tahun Naga Kayu 2024
    January 23, 2024
  • Axolotl hewan peliharaan unik0
    Hewan Peliharaan Unik dan Lucu, Mudah Dirawat!
    January 23, 2024
  • Berat Badan Turun Drastis0
    Berat Badan Turun Drastis padahal Tidak Diet? Ini Penyebabnya
    January 22, 2024
  • Anak suka menolong0
    Cara Mengajarkan Anak Suka Menolong Sesama Sejak Dini
    January 19, 2024

Sekilas

Berkeluarga merupakan media informasi keluarga Indonesia. Kami meyuguhkan semua sisi kehidupan dalam keluarga.

Hubungi Kami

Gedung Kompas Gramedia
Palmerah Barat Lt.6
Jakarta

Follow Us

© 2020 Grid Story Factory | Kompas Gramedia
    Grid