Resesi semakin nyata membayangi tanah air. Di tengah ketidakpastian tersebut tentu kita kelabakan mencari aset investasi yang stabil. Tenang saja, berikut ini beberapa pilihan investasi terbaik untuk menghadapi resesi.
Baru-baru ini banyak orang mencari pilihan investasi terbaik untuk menghadapi resesi yang sudah di depan mata. Hal ini terjadi akibat heboh ucapan yang dikeluarkan Menteri Keuangan Sri Mulyani yang meramalkan Indonesia akan menemui resesi pada akhir September 2020.
Berita ini sontak memunculkan respon dari berbagai pihak, termasuk bagi mereka yang siap berinvestasi dalam instrumen apapun. Bayang-bayang kerugian tentu menjadi ketakutan tersendiri saat mau investasi menjelan resesi.
Namun, sebenarnya masih ada beberapa instrumen investasi terbaik yang tangguh menghadapi resesi, lho. Berikut ini 4 pilihan investasi terbaik yang cocok untuk menghadapi resesi.
Dolar
Bukan rahasia lagi jika Dolar AS merupakan aset yang cukup stabil di seluruh dunia. Nah, resesi merupakan momen terbaik untuk memanfaatkan simpanan Dolar kita. Ketika terjadi resesi dan harga-harga aset turun, kita bisa melakukan pembelian aset menggunakan Dolar.
Bahkan jika saat krisis terjadi dan kita menjual Dolar presentase kuntungannya akan sangat besar. Jumlah presentasi keuntungan ini sulit disaingi produk-produk investasi lain ketika mengalami situasi yang sama.
Obligasi negara
Jika kamu sudah melakukan investasi di Obligasi Treasury (T-bonds), kamu patut menghela sejenak meski resesi telah diumumkan. Karena berinvestasi di Obligasi Treasury terkenal lebih aman dibandingkan saham.
Hal ini karena T-bonds telah dijamin oleh pemerintah federal dan memiliki risiko gagal bayar yang sangat kecil. Meskipun tidak sepenuhnya tangguh melawan resesi, namun instrumen investasi ini memiliki sifat beli tahan (buy and hold) dan pembayaran kupon yang stabil.
Baca Juga: Siap Menghadapi Resesi Ekonomi dengan Langkah Ini
Saham defensif
Saham merupakan salah satu instrumen investasi yang sangat mengkhawatirkan ketika terjadi resesi. Namun hal ini tidak berlaku pada kategori saham defensif.
Menurut CNBC Indonesia, saham jenis defensif cenderung membayar deviden kepada pemegang saham sehingga menjamin bentuk pendapatan stabil. Sektor-sektor saham defensif terdiri dari perusahaan di segmen makanan, perlengkapan rumah, perawatan kesehatan, utilitas, dan real estat.
Saham ini cenderung kuat selama resesi, karena konsumen terus membutuhkan produk yang dijual perusahaan tersebut. Permintaan akan produk juga tetap berjalan meski ekonomi memasuki masa sulit.
Maka bagi kamu yang sedang menyimpan uang pada saham defensif jangan buru-buru menyerah karena berita resesi, ya. Pada masa pandemi, saham-saham jenis blue chip akan diobral dengan harga yang lebih rendah.
Jika kamu memiliki dana yang cukup, gunakan momen ini untuk membeli jenis saham blue chip, ya. Karena ketika ekonomi kembali stabil, keuntungan dari saham jenis blue chip akan naik berkali berlipat.
Baca Juga: 4 Tips Investasi Saham Saat Pandemi Bagi Pemula
Emas
Menyimpan investasi dalam entuk emas bukan hanya menolong kita saat butuh dana jangka panjang, namun juga tangguh menghadapi resesi.
Harga emas di Indonesia tergolong stabil, bahkan cenderung naik dari waktu ke waktu. Meskipun nilai emas berfluktuasi dalam jangka pendek, namun pergerakannya tetap tahan terhadap inflasi dan deflasi.
Di tengah kondisi seperti ini emas disebut-sebut sebagai safe haven di kalangan investor. Bagi kamu yang berinvestasi pada instrumen emas, momen ini sangat pas untuk kamu mempertahankan instrumen investasimu atau menjualnya.
Baca Juga: Kelebihan dan Kekurangan Investasi Emas Bagi Pemula