5 Dampak Negatif Anak Terlalu Sering Dibandingkan5 Dampak Negatif Anak Terlalu Sering Dibandingkan5 Dampak Negatif Anak Terlalu Sering Dibandingkan5 Dampak Negatif Anak Terlalu Sering Dibandingkan
  • HOME
  • KESEHATAN
  • HUNIAN
  • ENTERTAINMENT
  • KEUANGAN
  • PSIKOLOGI
✕

5 Dampak Negatif Anak Terlalu Sering Dibandingkan

November 13, 2020
dampak anak sering dibandingkan

Sumber: Shutterstock

Terkadang membandingkan anak terucap tanpa disadari oleh orangtua. Namun harus diwaspadai, ya, karena dampak anak yang sering dibandingkan bisa berbahaya bagi psikologisnya, lho. 

Mama papa, disadari atau tidak terkadang mulut kita sering latah untuk membandingkan anak. Misalnya “ayo, dek, makan, masa enggak mau makan sayur? Kakak saja mau makan sayur, adek kalah, nih”. Tanpa disadari ada dampak psikologis bagi anak yang sering dibandingkan, lho.

Yuk, pahami dampak psikologis anak yang sering dibandingkan berikut ini:

Stres

Dampak anak yang sering dibandingkan dengan anak lain akan hidup dengan perasaan terbebani. Hal ini membuat si kecil berusaha melakukan yang lebih baik, namun dalam keadaan tertekan.

Tanpa disadari akan membuat mereka seringkali gelisah bahkan dalam keadaan tidur. Perasaan tertekan dan gelisah ini membahayakan psikologis si kecil, dan dapat memperbesar risiko stres pada anak.

Nah, jika Mama Papa tidak puas dengan pencapaian anak yang menurun, sebaiknya tanyakan baik-baik, ya. Carilah solusi tanpa mengucapkan kalimat-kalimat yang membandingkan si kecil.

Menurunkan rasa percaya diri

Setelah mendengarkan kalimat-kalimat yang membandingkan kemampuannya dengan orang lain, seseorang cenderung akan merasa ragu akan kemampuannya sendiri. Hal ini pun terjadi pada anak-anak.

Anak akan tumbuh dengan rasa rendah diri dan tidak pede dapat melakukan hal yang lebih baik. Mama Papa, efek ini bukan hanya dirasakannya ketika masih kecil, namun juga akan terus dibawa hingga dewasa.

Daripada membandingkan kekurangan anak, sebaiknya apresiasi kelebihannya saja, ya.

Bakatnya menghilang

Suatu hal berulangkali dilakukan anak bisa mengindikasikan bakatnya. Namun ketika orangtua menyuruh anak melakukan hal lain yang baik menurut orangtua, anak akan bimbang. Misalnya, hobi bermain piano, namun orangtua menginginkannya untuk pandai dalam hal matematika. Hal ini akan membuat mereka bimbang untuk menentukan pilihan.

Belum lagi jika orangtua membandingkan si kecil dengan anak lain yang unggul dalam hal matematika, anak akan memilih melakukan apa yang diinginkan orangtua. Namun karena mereka tidak menaruh minat dalam hal tersebut, maka kemungkinan besar hasilnya tidak maksimal.

Sedangkan, bakat alamiah anak untuk bermain piano juga akan hilang seiring mereka yang tidak lagi berlatih. Daripada harus membandingkan, lebih baik dukung dan apresiasi apa yang menjadi bakat anak, ya.

Baca Juga: Cara Efektif Menemukan Bakat Anak Sedini Mungkin

Hubungan dengan orangtua merenggang

Dampak anak yang sering dibandingkan dengan anak lain salah satunya adalah renggangnya kedekatan dengan orangtua. Anak akan merasa orangtua tidak menyukainya sehingga membanding-bandingkannya dengan orang lain.

Anak cenderung lebih sensitif dan memiliki rasa cemburu yang cukup tinggi. Umumnya ketika dibanding-bandingkan anak mulai menjaga jarak dengan orangtua. Mereka juga merasa kehilangan kepercayaan terhadap orangtuanya sendiri. Jika dibiarkan terus menerus, masalah traumatis ini bisa terus terbawa hingga dewasa, lho.

Baca Juga:  Dampak Psikis Anak yang Sering Dibentak

Anak menjadi pemarah dan pembangkang

Anak yang sering dibanding-bandingkan akan tumbuh menjadi pribadi yang emosional dan pembangkang. Jadi, jangan kaget jika setelah dibanding-bandingkan anak lebih sering membantah omongan orangtua.

Apalagi jika orangtua membandingkan anak dengan kakak atau adiknya sendiri. Dampak anak yang sering dibandingkan dengan saudaranya akan memunculkan rasa bersaing yang tinggi. Efeknya mereka akan menjadi tidak akur dan saling ingin mengalahkan.

Tentu, memiliki anak yang akur dan saling mengasihi adalah harapan utama orangtua, bukan? Maka, hindari membanding-bandingkan anak, ya.

Baca Juga: 5 Dampak Psikologis Anak yang Terlalu Sering Dipuji

Share
0
Laras
Laras

Related posts

Mendukung Anak

Mendukung Anak | Foto: Freepik

May 18, 2022

5 Cara Mendukung Anak Saat Ujian Kenaikan Kelas


Read more
Anak berkebun

Manfaat Mengajak Anak Berkebun | Foto: Envato

May 18, 2022

Manfaat Mengajak Anak Berkebun, Bikin Doyan Makan Sayur!


Read more
Cara Langgeng LDR

Cara Langgeng LDR | Foto: Freepik

May 18, 2022

Begini Cara Hubungan Tetap Langgeng walau Harus LDR


Read more

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Terbaru

  • Memilih Berlian0
    Tips Memilih Perhiasan Berlian Asli agar Tidak Tertipu
    May 19, 2022
  • Permainan kecerdasan anak0
    6 Permainan untuk Meningkatkan Kecerdasan Otak Anak
    May 19, 2022
  • Gejala Kanker Paru0
    7 Gejala Kanker Paru-paru Tahap Awal, Harus Waspada!
    May 19, 2022
  • Cara Membasmi Rayap0
    7 Cara Membasmi Rayap pada Furnitur Kayu secara Alami
    May 19, 2022
  • Mendukung Anak0
    5 Cara Mendukung Anak Saat Ujian Kenaikan Kelas
    May 18, 2022
  • Anak berkebun0
    Manfaat Mengajak Anak Berkebun, Bikin Doyan Makan Sayur!
    May 18, 2022
  • Cara Langgeng LDR0
    Begini Cara Hubungan Tetap Langgeng walau Harus LDR
    May 18, 2022
  • Penyebab Mata Kabur0
    Selain Minus, Ini Penyebab Pandangan Mata Jadi Kabur
    May 18, 2022
  • Body Lotion0
    5 Cara Memilih Body Lotion Sesuai Kebutuhan Kulit
    May 18, 2022
  • Kontraktor rumah0
    Tips Memilih Kontraktor untuk Renovasi Rumah yang Tepat
    May 18, 2022

Sekilas

Berkeluarga merupakan media informasi keluarga Indonesia. Kami meyuguhkan semua sisi kehidupan dalam keluarga.

Hubungi Kami

Gedung Kompas Gramedia
Palmerah Barat Lt.6
Jakarta

Follow Us

© 2020 Grid Story Factory | Kompas Gramedia
    Grid