Gaya hidup konsumtif merupakan penyebab keuangan kita berantakan, lho. Agar tidak berlarut, kenali ciri seseorang dengan gaya hidup konsumtif dan cara mengatasinya berikut ini.
Salah satu penyebab milenial jarang menabung, atau bahkan sulit beli rumah adalah memiliki gaya hidup konsumtif. Jika terus berlarut, kebiasaan ini tidak sehat bagi keuangan dan berdampak buruk bagi masa depan kita, lho.
Sayangnya, terkadang seseorang tidak sadar jika sedang hidup konsumtif. Agar tidak terjebak dalam pola hidup ini, kenali ciri-ciri orang dengan gaya hidup konsumtif berikut ini.
Selalu ikut tren
Terus-terusan memaksa diri untuk mengikuti tren merupakan salah satu ciri seseorang yang sedang terjebak dalam gaya hidup konsumtif. Tren ini bukan hanya merujuk pada fashion, ya. Tren gadget, tren home decor, dan lainnya juga bikin kita konsumtif.
Rasa gengsi tinggi
Membeli barang dengan alasan sekedar menuruti gengsi merupakan pertanda kita sedang dalam bergaya hidup konsumtif, lho.
Hidup tidak sesuai kantong
Salah satu ciri kita sedang terjebak dalam gaya hidup yang konsumtif adalah suka hidup bermewahan namun tidak sesuai kantong. Jika hal ini sudah terjadi segera benahi keuangan kita.
Haus pujian
Ciri terakhir ini tidak bisa dilepaskan dari seseorang yang bergaya hidup konsumtif. Kalau kita membeli barang atas dasar “ingin dipuji”, maka keinginan tersebut masuk dalam gaya hidup konsumtif.
Nah, jika keempat ciri di atas terjadi dalam keseharian kita sebaiknya hati-hati, ya. Pasalnya, kebiasaan hidup konsumtif berisiko membuat kantong kering dan tidak sehat. Namun jangan sedih, gaya hidup konsumtif masih dapat diubah, kok.
Lakukan beberapa hal berikut agar kita bisa mengendalikan diri dan menghindari gaya hidup konsumtif.
Membuat skala prioritas kebutuhan
Hal pertama yang harus kita lakukan setelah gajian adalah membuat skala prioritas atau pos keuangan. Hal ini untuk membedakan antara kebutuhan dan sekedar keinginan. Pisahkan uang berdasarkan kepentingan.
Misalnya, pisahkan uang untuk membayar sewa rumah, kebutuhan pokok, investasi, dana darurat, hingga hiburan. Memisahkan dana seperti ini membuat batas penggunaan uang lebih terlihat.
Kebanyakan orang yang hidup konsumtif akan merasa “ah masih banyak, kok, uangnya” , dengan hanya melihat saldo di rekening. Padahal saldo ini belum dianggarkan untuk membayar sewa rumah, dan menghitung kebutuhan pokok hingga akhir bulan.
Alhasil, gaji ludes, bahkan baru beberapa hari sejak masuk kantong.
Baca Juga: Bikin Pos Keuangan, Cara Efektif untuk Mengelola Keuangan
Kurangi “jalan-jalan” online
Sekedar cuci mata memang tidak ada salahnya, namun bagi yang tidak dapat mengendalikan diri dengan baik, kurangi kebiasaan ini, ya. Pasalnya, kebiasaan jalan-jalan secara online di marketplace, atau offline di mall berpotensi menimbulkan niat berbelanja. Membeli barang yang sekedar iseng karena lucu termasuk salah satu kebiasaan hidup konsumtif.
Hindari penggunaan kartu kredit
Jangan sampai anggaran sudah di-setting sedemikian ketat berantakan karena kita masih menggunakan kartu kredit. Pasalnya, kartu kredit begitu mudah merayu kita berperilaku konsumtif di luar kemampuan kantong.
Kemudahan transaksi menggunakan kartu kredit membuat kita semakin tertarik untuk berbelanja. Sebenarnya berbelanja menggunakan kartu kredit sah-sah saja, asalkan kita mampu mengontrol diri dengan baik.
Jika dirasa masih sulit untuk menahan diri untuk membeli barang, sebaiknya jangan menggunakan kartu kredit. Cobalah untuk beralih ke uang tunai supaya kita lebih mudah untuk mengontrol pengeluaran.
Baca Juga: Kelebihan dan Kekurangan Kartu Kredit Bagi Keluarga
Mulai menabung atau investasi
Menabung atau investasi erat kaitannya dengan gaya hidup konsumtif. Bagi yang terjebak dalam hidup konsumtif biasanya menabung dan berinvestasi menjadi hal yang sulit dilakukan. Pasalnya uang sudah terlanjur habis untuk memenuhi gaya hidup.
Padahal menabung dan berinvestasi sangat penting untuk kebutuhan di masa depan. Maka untuk mengakhiri kebiasaan hidup konsumtif ini, memulailah menabung atau berinvestasi. Menganggarkan uang pada pos keuangan ini akan membuat alokasi dana untuk hidup konsumtif berkurang.
Baca Juga: Melek Investasi, Ini 3 Investasi yang Cocok Untuk Milenial
Tunda membeli barang
Jika keinginan untuk membeli barang di luar kebutuhan pokok, jangan langsung menurutinya, ya. Tunda terlebih dahulu, sekitar satu hingga dua minggu. Dalam kurun waktu tersebut pikirkan baik-baik keinginan untuk membeli barang tersebut. Biasanya menunda membeli barang adalah cara yang efektif agar kita tidak impulsif berbelanja.
Baca Juga: Tips Dompet Aman Menghindari Kebiasaan Belanja Impulsif