Tergila-gila bekerja alias workaholic tidak selamanya baik, lho. Workaholic bisa memicu dampak buruk yang justru merugikan kita di kemudian hari. Nggak percaya? Simak artikel berikut ini.
Menjadi seorang workaholic memang terlihat profesional, namun sebenarnya gaya hidup ini punya dampak buruk, lho. Seseorang workaholic berisiko mengalami berbagai masalah psikologis maupun fisik. Meski gaya workaholic terlihat keren, sebenarnya bisa mengurangi produktivitas kita saat bekerja. Berikut dampak buruk workaholic yang jarang disadari.
Mengalami burnout syndrome
Menurut WHO, burnout syndrome merupakan kondisi stres kronis yang berhubungan dengan pekerjaan. Seorang yang mengalami kondisi ini akan merasa lelah fisik dan emosional akibat pekerjaan.
Saat kita menjadi seorang workaholic dan terlalu banyak memforsir waktu bekerja, risiko burnout syndrome akan lebih besar. Bahkan, dampak buruk workaholic ini menyebabkan masalah fisik juga, lho. Salah satu yang paling sering muncul adalah masalah pencernaan.
Penurunan produktivitas
Bukannya makin produktif, seseorang yang workaholic justru berisiko mengalami penurunan produktivitas. Menurut survei yang dilakukan oleh jurnal Industrial Health, seseorang yang gila kerja atau workaholic, justru lama-kelamaan akan mengalami penurunan kinerja dan kepuasan hidup.
Baca Juga: 5 Tips Tetap Semangat Bekerja Setelah Libur Panjang
Jadwal tidur berantakan
Bekerja secara berlebihan memang terlihat menguntungkan, karena penggunaan waktu sangat maksimal. Namun jika kita teliti lebih lanjut, hal ini tidak benar-benar baik, lho. Gaya workaholic memiliki dampak buruk bagi waktu tidur seseorang.
Kebiasaan ini membuat si workaholic jadi lebih mudah stres. Selain itu, kebiasaan kurang tidur akan menyebabkan daya tahan tubuh menurun dan mudah terserang penyakit.
Mudah emosi dan tersinggung
Workaholic dapat menyebabkan seseorang mudah marah dan sensitif. Ini karena pikirannya jadi hanya fokus pada pekerjaan, sehingga tidak punya waktu untuk bersentuhan dengan hal lain. Kurangnya interaksi membuat si workaholic menanggapi suatu candaan jadi hal yang serius, alias gampang baper.
Hubungan sosial terganggu
Saat kita harus fokus tinggi pada pekerjaan, tentu waktu bercengkrama dengan orang lain berkurang. Hal ini bisa memicu kerenggangan hubungan, baik dengan keluarga maupun sahabat.
Dampak buruk workaholic ini harus menjadi perhatian banyak orang. Apalagi bagi Mama Papa yang sudah punya buah hati. Jangan sampai si kecil merasa kurang perhatian karena orangtua terlalu sibuk bekerja.
Bac Juga: Tips Menjaga Hubungan Tetap Harmonis, Romantis Hingga Hari Tua!
Mudah merasa stres
Dampak buruk seseorang workaholic secara psikologis; mudah mengalami stres. Hal ini terjadi karena seseorang workaholic cenderung terobsesi pada pekerjaan, kekuasaan, dan posisi, sehingga mudah merasa tertekan.
Lebih boros
Meskipun kita lebih banyak menghabiskan waktu untuk bekerja, belum tentu kita jadi pribadi yang hemat, ya. Seseorang workaholic cenderung bekerja untuk kesenangannya sendiri. Hal ini membuat mereka tidak berpikir panjang untuk memuaskan dirinya dengan hidup konsumtif.
Totalitas pada sebuah pekerjaan tentu boleh-boleh saja. Asalkan kita mengetahui batasan, dan bisa membagi waktu dengan baik; antara pekerjaan dan kehidupan lainnya.
Baca Juga: 5 Tips Memilih Meja Kerja Agar Produktif Selama di Rumah