Kata xenophobia ramai diperbincangkan di media sosial. Hal ini menyeret nama salah satu idol K-Pop, Jisoo BLACKPINK. Lantas, apa itu xenophobia? Berbahayakah?
Jagat dunia maya baru-baru ini dihebohkan dengan sebuah kata yang cukup asing di telinga, yakni xenophobia. Kata ini mencuat di media sosial Twitter dan menyeret nama idol K-Pop; Jisoo BLACKPINK. Xenophobia trending dengan tagar #XenophobiaIsNotAJoke. Lantas, apa yang dimaksud dengan xenophobia?
Apa itu xenophobia?
Menurut Cambridge Dictionary, kata xenophobia atau xenophobic merujuk pada ketidaksukaan; atau ketakutan ekstrem, terhadap orang asing, adat istiadat, agama, dan lain-lain.
Sedangkan, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), xenofobia merupakan perasaan benci, takut, atau waswas terhadap orang asing atau sesuatu yang belum dikenal.
Secara umum, xenophobia dapat dimaknai sebagai ketakutan berlebihan terhadap seseorang yang berbeda dari kita. Rasa ketakutan pada seseorang atau kelompok punya dampak yang kurang baik, lho.
Pasalnya, rasa ketakutan akibat xenophobic bisa membuat seseorang melakukan sikap diskriminatif pada hal yang ditakutinya, baik secara langsung maupun tidak langsung. Meski sekilas terlihat sama, namun xenophobia berbeda dengan rasisme, ya.
Singkatnya, xenophobic bisa memicu sikap rasis terhadap pihak yang dianggap ‘asing’ oleh dirinya. Meskipun tidak termasuk dalam gangguan mental, namun xenophobic cukup meresahkan. Bahkan xenophobic berdampak buruk pada orang lain yang dianggap ‘berbeda’.
Jenis Xenophobia
1. Xenophobia budaya
Xenophobic jenis ini biasanya menyangkut akan penolakan terhadap objek, tradisi, atau simbol yang terkait dengan kelompok atau kebangsaan lain. Bukan hanya itu, xenofobia juga mengalami ketakutan pada perbedaan bahasa, pakaian, musik, atau tradisi lain yang terkait budaya.
2. Xenophobia imigran
Sedangkan, jenis xenophobia imigran menyangkut penolakan pada orang-orang yang dirasa tidak dapat dipercayai atau ‘asing’.
Baca Juga: Ajarkan Toleransi! Ini Tips Mencegah Rasisme Pada Anak
Ciri Pengidap Xenophobia
Mama Papa, xenophobic bisa diekspresikan dengan berbagai hal. Namun menurut Very Well Mind, tanda-tanda seseorang mengalami xenophobic antara lain:
- Merasa tidak nyaman, atau takut berada di sekitar orang yang dianggap ‘berbeda’.
- Berusaha menghindari area tertentu yang dianggap ‘asing’.
- Kesulitan menjalin hubungan dengan rekan satu tim yang tidak termasuk dalam kelompok ras, budaya, atau agama yang sama.
- Menolak diajak berteman dengan orang dengan warna kulit, fashion, style, atau faktor lain yang ‘berbeda’.
Penyebab Orang Mengalami Xenophobia
- Terbiasa menyalahkan orang lain akan permasalahan apapun yang dialami.
- Terbiasa buru-buru dalam menilai seseorang atau kelompok.
- Hanya mengambil sudut pandang dari orang sekitar saja, dan justru ini terkesan ikut-ikutan.
Baca Juga: Cara Melatih Empati Anak, Penting untuk Masa Depan
Cara Mencegah Xenophobia pada Anak-Anak
Karena xenofobia bukan merupakan bawaan lahir, maka Mama Papa bisa mencegah si kecil dari perilaku ini. Berikut ini cara untuk menjauhkan anak-anak dari persepsi xenophobic:
1. Perluas pemikirannya akan perbedaan
Mama Papa, pandangan si kecil tidak akan berkembang luas tanpa diperkenalkan terlebih dahulu. Maka, gunakan waktu-waktu luang atau momen Q-time untuk bercerita pada si kecil mengenai perbedaan. Berikan mereka pemahaman mengenai perbedaan; baik secara budaya, ras, suku, etnis, agama, bahkan hak memilih.
2. Ajarkan cara menghargai
Ajak si kecil belajar cara menghargai orang lain yang berbeda dengan kita. Mama Papa bisa mengajaknya untuk berpergian ke tempat sosial, dan memberikan mereka kesempatan berteman dengan orang baru.
3. Jangan judge orang sembarangan
Cara ini bisa menjadi landasan dasar untuk mengindarkan anak dari xenophobic. Biasakan untuk tidak men-judge sesuatu di depan anak, agar mereka juga dapat meniru perilaku tersebut.
Mama Papa, setiap orang berhak atas rasa nyaman. Mari wujudkan lingkungan kita menjadi tempat yang nyaman untuk setiap pilihan dan perbedaan, yuk!
Baca Juga: Cara Mengatasi Phobia Pada Anak, Jangan Disepelekan