Jika menemukan seseorang yang sering melukai diri sendiri, jangan langsung dimarahi, ya. Tindakan self harm seseorang memiliki alasan khusus, dan memerlukan penanganan khusus. Yuk, kita pahami artikel berikut ini.
Kata self harm pernah beberapa kali menjadi trending di media sosial. Namun alih-alih mendapatkan dukungan, pelaku self harm justru mendapatkan respon negatif dari warganet. Sebelum memberi respon tindakan tersebut, sebaiknya kita memahami dahulu makna dari kata ini.
Self harm adalah istilah yang merujuk pada kegiatan menyakiti diri sendiri akibat gangguan emosional. Biasanya seseorang yang melakukan tindakan ini tidak punya keinginan untuk mengakhiri hidup. Mereka hanya ingin melampiaskan perasaannya, dan mencari cara untuk ‘kabur’ dari stres.
Namun, kegiatan self harm benar-benar berbahaya bagi seseorang. Kita pun harus was-was dengan masalah ini. Karena belakangan perilaku menyakiti diri sendiri secara fisik ini marak terjadi pada remaja, lho.
Tidakan menyakiti diri sendiri dapat dilakukan secara fisik; mencakar, menyayat, memukul, menggigit, membenturkan kepala ke dinding, menelan sesuatu yang berbahaya, hingga sengaja overdosis obat. Lantas apa penyebabnya?
Penyebab Umum Self Harm
Meski merasa kesakitan, namun seseorang yang gemar melukai diri sendiri cenderung akan mengulanginya terus hal tersebut. Ini karena pola self harm sangat adiktif, yang bisa memberikan sensasi ketenangan dan kepuasan, namun tentu saja sifatnya ‘semu’.
Pasalnya, rasa tenang akibat menyakiti diri sendiri hanya muncul beberapa saat saja. Lalu digantikan dengan perasaan bersalah karena membahayakan diri sendiri. Pada beberapa kondisi, tindakan melukai diri sendiri; yang mengarah pada tindakan bunuh diri, disebut sebagai self injury.
Ada beberapa penyebab seseorang melakukan self harm, antara lain:
- Sulit meluapkan atau mengekspresikan emosi.
- Memiliki trauma berat dan belum bisa sembuh. Misalnya korban pelecehan seksual, korban perundungan, atau korban kekerasan.
- Mengalami tekanan psikologis. Misalnya mendengarkan kalimat-kalimat buruk mengenai diri sendiri.
- Menerima penolakan, rasa kesepian, frustasi, atau ‘buntu’ akan masalah yang dialami.
Dalam kondisi parah; mengarah pada self injury, faktor penyebabnya lebih mengarah pada gangguan psikologis, seperti bipolar disorder, depresi, gangguan obsesif kompulsif, serta penyalahgunaan obat-obatan dan alkohol.
Baca Juga: 6 Penyebab Mood Swing dan Cara Mengendalikannya
Cara Menghadapi Self Harm
Daripada marah-marah, atau menghujat seseorang yang mengalami self harm, ada baiknya kita harus menempatkan diri pada posisinya. Beberapa orang melukai diri sendiri secara rutin, sebagai respon akan masalah yang sedang dihadapi, lho.
Tindakan ini tentu tidak baik bagi mental maupun fisiknya. Nah, saat menemui seseorang yang melakukan self harm, hal pertama yang harus kita lakukan adalah memberinya dukungan dan kasih sayang. Jangan mencoba memberi nasehat atau tindakan lain yang terkesan menggurui.
Dengarkan apa yang sedang yang orang tersebut rasakan, biarkan dia meluapkan emosi yang tertahan. Selepasnya, kita bisa membawanya ke ahli kejiwaan, baik psikiater maupun psikolog. Pasalnya, tindakan melukai diri sendiri membutuhkan penanganan khusus dari segi medis.
Sebaliknya, jika self harm ini justru kita lakukan sendiri, ada beberapa hal yang harus mulai kita lakukan. Pertama, menangis untuk meluapkan hal-hal yang terpendam. Jika sulit menangis secara langsung, kita bisa menggunakan metode alternatif; menonton film sedih.
Lalu, buat janji temu dengan psikolog atau psikiater untuk mengatasi masalah ini. Pergi ke klinik kejiwaan bukan hal yang memalukan, ya. Sama seperti fisik, psikis kita juga rentan sakit. Selanjutnya, usahakan untuk menghubungi orang terdekat jika keinginan melukai diri sendiri muncul.
Nah, itulah beberapa hal penting terkait melukai diri sendiri. Hal ini penting untuk kita ketahui guna mencegah hal buruk terjadi pada kita, atau orang terdekat yang kita sayangi.
Semoga bermanfaat.
Baca Juga: Dampak Pandemi, Ini Tanda-tanda Kesehatan Mental Anak Butuh Perhatian