Keterlambatan bicara atau speech delay bukan hal wajar yang bisa disepelekan. Kondisi ini punya efek jangka panjang yang buruk terhadap masa depan anak. Apa saja?
Speech delay merupakan salah satu gangguan tumbuh kembang yang ditandai dengan keterlambatan anak dalam berbicara. Speech delay terjadi karena beberapa faktor, mulai dari gangguan pendengaran, lidah yang kaku, autisme, bahkan kurangnya stimulasi dari orangtua.
Namun, speech delay bukan hal yang sepele. Sehingga Mama Papa harus selalu waspada mengenai kemampuan bicara anak. Karena efek speech delay tidak berhenti saat anak mulai bisa berbicara, keterlambatan ini dapat berakibat fatal buat masa depan anak, lho.
Berikut ini 5 dampak jangka panjang dari speech delay pada anak.
Kesulitan pada akademik
Kemampuan dasar; seperti membaca, menulis, dan berbicara, adalah hal yang sangat penting saat anak memasuki dunia akademik.
Biasanya pada anak yang mengalami speech delay tantangan ini muncul ketika materi belajar menuntut anak untuk berbicara. Misalnya, mata pelajaran yang mengharuskan presentasi, atau melemparkan pendapat.
Bukan hanya itu, kemampuan anak memahami kata-kata yang dia dengar juga cenderung lebih lama dibandingkan temannya.
Hal seperti ini tentu akan memengaruhi proses belajar mengajar, dan berisiko menyebabkan prestasi akademik menurun,
Sulit untuk bersosialisasi
Sosialisasi membutuhkan komunikasi. Pada anak speech delay, biasanya proses berkomunikasi berjalan cukup lambat. Hal ini seringkali membuat anak membatasi percakapan dengan orang lain.
Belum lagi kalau mereka punya pengalaman buruk di-bully karena keterbatasan berbicara. Jadi tidak menutup kemungkinan, anak dengan keterlambatan berbicara akan “anti-sosial”, lho.
Baca Juga: Speech Delay pada Anak, Penyebab dan Cara Mengatasi
Meningkatkan risiko anxiety
Biasanya masalah ini lebih sering dialami oleh anak dengan keterlambatan berbicara saat mereka memasuki usia remaja. Anak cenderung punya kecemasan lebih tinggi dibandingkan temannya.
Dikutip dari laman Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), seseorang yang punya riwayat speech delay punya peluang besar mengalami ketakutan berlebihan saat bersosialisasi di usia 19 tahun, dan punya gejala kecemasan akibat bersosialisasi di usia 31 tahun.
Baca Juga: Rileks, Ini 6 Cara Cepat Mengatasi Anxiety Disorder
Mengalami kesulitan dalam karier
Bukan hanya akademik, saat anak mulai bekerja juga memberikan tekanan yang besar pada anak dengan keterlambatan bicara. Tidak jarang mereka kesulitan mendapatkan pekerjaan, atau sulit menyesuaikan ritme lingkungan kerjanya. Hal ini disebabkan pola komunikasi yang tidak berjalan lancar akibat keterlambatan bicara.
Gangguan bicara hingga dewasa
Meskipun anak telah bersekolah dan berinteraksi dengan banyak orang, bukan berarti keterlambatan berbicara akan menghilang, ya. Masih dikutip dari situs resmi IDAI, gangguan bicara dan bahasa yang diidentifikasi pada saat usia 5 tahun, 72% tetap mengalami gangguan di usia 12 tahun.
Jadi, keterlambatan berbicara ini memiliki efek jangka panjang jika tidak segera diatasi. Meski demikian, sebenarnya Mama Papa tetap punya peluang mengatasi masalah ini, kok. Caranya dengan mendeteksi sedini mungkin gangguan keterlambatan bicara si kecil.
Usahakan selalu memantau perkembangan bahasa si kecil sesuai milestone-nya. Jika mereka mengalami keterlambatan, segera konsultasi dengan dokter. Selain itu, Mama Papa juga wajib melakukan stimulasi perkembangan setiap periode tumbuh kembang anak.
Jangan bosan untuk mengajak si kecil ngobrol, karena cara ini merupakan pola stimulasi terbaik mengatasi keterlambatan berbicara pada anak.