Madu memang kaya manfaat, namun bukan berarti bisa asal diberikan pada bayi. Memberikan madu untuk bayi bisa berbahaya, lo! Lantas, kapan waktu yang tepat memberikan madu pada bayi?
Siapa sih, yang tidak kenal madu? Superfood satu ini memang dikenal memiliki segudang manfaat yang baik bagi kesehatan tubuh. Sayangnya, masih ada yang belum tahu; kalau madu belum boleh diberikan untuk bayi, termasuk sebagai campuran MPASI bayi.
Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), tidak disarankan memberikan madu untuk bayi di bawah usia 12 bulan. Larangan pemberian madu untuk bayi di bawah usia 12 bulan ini berlaku untuk semua jenis madu, ya. Baik madu mentah; tidak dipasteurisasi, maupun madu yang telah dipasteurisasi.
Bahkan, kita tidak disarankan memberikan makanan mengandung madu pada bayi. Bukan hal yang patut diremehkan, pasalnya memberikan madu untuk bayi bisa membahayakan kesehatan si kecil, Ma.
Bahaya Memberi Madu untuk Bayi
Mungkin sebagai orangtua baru kita kerap bertanya-tanya; mengapa madu yang kaya manfaat bisa berbahaya bagi bayi? Memangnya apa saja efek negatif memberikan madu pada bayi?
Mengutip dari laman resmi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), memberikan madu untuk bayi usia di bawah 12 bulan meningkatkan risiko infant botulism, atau dikenal dengan penyakit botulisme pada bayi.
Penyakit botulisme terjadi karena adanya kuman pada madu, atau dikenal dengan clostridium botulinum. Tidak butuh waktu lama, gejala botulisme pada bayi bisa terlihat langsung setelah 12-36 jam bayi mengonsumsi madu.
Beberapa gejalanya botulisme pada bayi berupa; diare, mual, hingga muntah. Bahkan, si kecil bisa merasa lesu, sesak nafas, malas menyusu, sulit menelan, hingga dapat berisiko menyebabkan kematian!
Saat kuman tersebut masuk ke dalam tubuh bayi, akan menyerang sistem saraf si kecil. Mulai dari saraf otak, tulang belakang, hingga beberapa saraf lainnya yang berisiko menyebabkan kelumpuhan otot pada bayi.
Baca Juga: Penyebab Bayi Tidak Mau Menyusu dan Cara Mengatasinya
Kapan Bayi Boleh Minum Madu?
Meskipun madu berbahaya untuk bayi di bawah usia 12 bulan, namun bukan berarti kita sama sekali tidak boleh memberikan madu pada bayi, Ma. Hanya saja, para ahli kesehatan menyarankan, memberikan madu saat bayi telah berusia di atas usia satu tahun, untuk meminimalisir risiko penyakit botulisme.
Lantas, bagaimana jika ingin memberikan rasa manis pada MPASI bayi? Selain madu, sebenarnya masih ada banyak pemanis alami yang bisa Mama Papa gunakan sebagai campuran MPASI bayi. Beberapa di antaranya:
Buah pisang
Mama bisa melumatkan buah pisang, atau dengan membuatnya sebagai puree untuk campuran makanan MPASI si kecil. Selain itu ada banyak manfaat pisang sebagai menu MPASI bayi, lo!
Buah pir
Buah pir juga bisa kita gunakan untuk pemanis alami MPASI bayi. Mama bisa menyajikan buah pir yang telah dipotong kecil-kecil, dan mengukus buah pir hingga lunak. Lalu, campurkan dengan MPASI bayi, deh!
Buah apel
Memiliki cita rasa yang manis, tentu tidak heran jika apel cocok dijadikan sebagai pemanis alami MPASI bayi. Hanya saja, jangan mencampurkan apel dengan buah yang cenderung asam, karena berisiko tidak disukai bayi.
Wortel
Bukan hanya buah, wortel juga bisa menjadi pemanis alami untuk MPASI bayi. Meskipun tidak terlalu manis, namun kita bisa menjadikannya sebagai puree untuk campuran MPASI, atau menjadi finger food.
Baca Juga: Resep MPASI 9 Bulan Kaya Nutrisi, Si Kecil Pasti Suka!
Nah, itulah beberapa alasan mengapa kita tidak boleh memberikan madu untuk bayi di bawah usia 12 bulan. Apabila sudah memasuki usia di atas satu tahun, dan ingin mengenalkan madu pada si kecil, tentu harus dikenalkan secara bertahap, ya, Ma!
Hal ini untuk mengamati ada tidaknya reaksi alergi yang dimunculkan akibat mengonsumsi madu. Untuk lebih amannya, pastikan untuk konsultasikan pada dokter spesialis, ya.
Semoga membantu, Ma!
Baca Juga: Tanpa MSG, Ini 6 Penyedap Rasa Alami untuk Masakan