Saat si kecil menangis enggak jarang kita menyuruhnya berhenti, bahkan melarangnya menangis. Tindakan melarang anak menangis ini kurang bijak, lo! Bahkan bisa berisiko pada psikologis anak. Mengapa demikian?
“Jangan nangis, masa gitu doang nangis, dek”. Akrab dengan kalimat tersebut? Yup, kalimat seperti ini dengan atau tanpa disengaja sering dilontarkan orangtua saat anak menangis. Enggak jarang kita melarang anak menangis, bahkan dibarengi dengan bentakan. Duh!
Mama Papa, memang wajar kalau kita resah dan panik dengan tangisan anak. Apalagi setelah lelah bekerja, tanpa disadari kadang emosi kita ikut tersulut. Namun melarang anak menangis bukan hal yang bijak, ya. Tindakan ini dapat memicu trauma hingga anak dewasa.
Dampak Melarang Anak Menangis
Pola didikan anak akan terbawa hingga mereka dewasa. Termasuk cara orangtua untuk meluapkan emosi dan mengontrolnya. Nah, larangan anak menangis seperti ini dapat membentuk emosinya hingga dewasa.
Ada berbagai dampak yang ditimbulkan saat kita melarang si kecil menangis. Salah satunya percaya diri anak menurun. Seseorang yang dilarang menangis saat kecil akan merasa ragu dengan kemampuannya sendiri. Hal ini membuat mereka melewatkan kesempatan-kesempatan dalam hidupnya di masa depan.
Tidak jarang, larangan menangis akan menyebabkan si kecil menyalahkan dirinya sendiri. Mereka tumbuh sebagai pribadi yang mudah menyalahkan orang lain. Bahkan sering mengabaikan perasaan orang lain.
Larangan tidak boleh menangis juga bisa menyebabkan si kecil “mati rasa”. Anak akan tumbuh tanpa rasa empati dengan orang sekitarnya. Pastinya, Mama Papa enggak mau dong, kalau si kecil akan menjadi arogan.
Maka dari itu, jangan langsung membentak, apalagi melarang anak nangis, ya. Baik anak perempuan dan laki-laki nangis itu hal yang wajar, kok.
Baca Juga: 4 Tips Mengatasi Tantrum Pada Anak
Lakukan Ini saat Anak Menangis
Saat melihat si kecil menangis enggak jarang bikin kita ikutan emosi. Bahkan beberapa orangtua memilih membentak, dibandingkan menenangkan anak. Tentu tindakan ini kurang bijak, dan berisiko menyebabkan anak sakit hati.
Nah, untuk menghindari dampak psikologis pada anak, lakukan hal-hal di bawah ini saat anak menangis, ya:
Menangis bagian dari emosi
Saat si kecil sedang menangis, jangan buru-buru mengambil tindakan. Sama seperti kita, menangis adalah salah satu luapan emosi. Penting untuk setiap orang meluapan emosi. Hal pertama yang harus dilakukan adalah memberi anak waktu untuk menangis.
Baca Juga: Kenali 6 Tanda Anak Manja, Apakah Si Kecil Termasuk?
Tanyakan apa yang membuatnya menangis
Jika anak sudah cukup tenang, kita bisa mulai mengajak anak berbicara. Tanyakan mengapa mereka menangis. Umumnya anak menangis karena menginginkan sesuatu, atau sedang marah. Setelah itu, kita bisa mengambil tindakan terkait masalah tersebut. Jangan lupa untuk menunjukan empati, dengan memberi anak pelukan hangat.
Cobalah berinteraksi dengan lembut
Mama, jika si kecil menangis karena kesalahpahaman, jangan lupa untuk menjelaskannya pelan-pelan. Beritahu anak; menangis adalah luapan dari emosi agar mereka merasa nyaman. Namun tekankan pada si kecil; menangis terus-terusan bukanlah hal yang baik.
Untuk membuat anak tidak cengeng bukan dengan melarang anak nangis, ya. Beritahu jika tidak semua masalah harus selalu diselesaikan dengan menangis. Kasih tahu juga, boleh menangis, saat merasa kesal atau sedih.
Baca Juga: Jangan Dimarahi, Ini Cara Tepat Mengatasi Anak Cengeng