Mama Papa, melihat anak bersedih karena kegagalannya tentu bikin kita sedih. Tapi jangan buru-buru membantunya, ya. Karena membiarkan anak belajar dari kegagalan punya manfaat baik bagi masa depan anak.
Saat melihat si kecil mengalami kegagalan sebagai orangtua tentu kita ingin segera membantunya. Tapi ternyata perilaku ini justru kurang bijak. Karena membiarkan anak belajar dari kegagalan memberikan banyak manfaat bagi psikologis dan kemampuan sosial anak.
Berikut ini 6 manfaat anak belajar dari kegagalan yang harus Mama Papa ketahui:
Terhindar dari gangguan kecemasan
Seseorang yang memiliki gangguan kecemasan umumnya khawatir dan overthinking akan suatu hasil. Mereka adalah pribadi yang sangat takut gagal, bahkan seringkali stres karena kondisi ini.
Nah, membiarkan anak belajar dari kegagalan sama saja menghindarkan mereka dari risiko stres di masa depan, lo! Anak bisa belajar jika gagal adalah hal yang wajar, dan bukan sebuah aib. Dengan pola pikir seperti ini anak akan terhindar dari perasaan cemas dan overthinking.
Belajar problem solving
Setelah gagal secara naluriah, seseorang akan mencari penyebab dari kegagalan yang terjadi. Membiarkan anak belajar dari kegagalan akan meningkatkan kemampuan problem solving si kecil.
Misalnya, saat anak gagal bermain dengan teman karena terlambat bangun pagi. Situasi ini akan memaksa mereka belajar; jika tidak bangun tepat waktu maka janji yang dirancang akan gagal.
Tidak semua sesuai keinginan kita
Belajar dari kegagalan akan mengajarkan si kecil sebuah aturan hidup penting, yakni tidak semua hal bisa sesuai dengan keinginan kita. Mama Papa, ilmu ini merupakan bekal hidup bagi mereka untuk beradaptasi di masa depan.
Anak perlu paham jika ada faktor lain di luar kendali kita yang bisa memengaruhi usahanya. Dengan memberi si kecil kesempatan untuk belajar melalui kegagalan tersebut. Secara tak langsung Mama Papa sedang menghindarkan mereka dari sikap senang menyalahkan orang lain.
Baca Juga: Tips Parenting, Ajarkan Anak Tidak Menyalahkan Orang Lain
Jadi lebih mandiri dan bertanggungjawab
Saat si kecil gagal, jangan buru-buru mengambil alih keadaan, ya. Pasalnya, momen gagal ini membuat mereka belajar akan konsekuensi dari sebuah pilihan. Anak secara tidak langsung belajar jadi pribadi yang lebih mandiri, dan bertanggungjawab dari kegagalan.
Jika buru-buru mendapatkan bantuan, mereka akan beranggapan selalu dalam kondisi ‘aman’. Alhasil anak akan lebih sering mengandalkan orangtua untuk mempermudah masalah mereka.
Belajar empati
Gagal membentuk anak jadi pribadi yang lebih empati. Karena mereka paham rasa sedihnya dari kecewa. Belajar dari kegagalan membuat anak tahu bentuk emosi tidak hanya bahagia. Ada perasaan kecewa dan sedih yang bisa dirasakan oleh seseorang.
Nantinya jika mereka melihat orang lain bersedih, secara naluriah anak akan ikut berempati. Sikap ini sangat dibutuhkan untuk interaksi sosial si kecil ke depannya, Mama Papa.
Baca Juga: Cara Melatih Empati Anak, Penting untuk Masa Depan
Bisa mengendalikan emosi
Saat mengalami kegagalan, secara alami seseorang akan merasa kesal, sedih, dan kecewa. Mama Papa, mereka butuh merasakan perasaan ini agar nantinya bisa belajar meregulasi persoalan. Yups, belajar dari kegagalan akan memaksa si kecil untuk memandang sebuah hal dengan lebih luas.
Mungkin saat emosi negatif pertama kali hadir, si kecil akan tantrum. Namun lama kelamaan mereka mulai terbiasa dengan hal tersebut. Dengan begitu, anak mulai sadar mengenai cara pengendalian emosi yang baik.
Namun agar berbagai manfaat di atas bisa dirasakan si kecil, sebaiknya berikan respon terbaik saat mereka gagal, ya.
Dengarkan cerita si kecil dan terus motivasi selama mereka mengalami kegagalan. Hal ini akan membuat anak lebih cepat bangkit dan tumbuh jadi pribadi yang lebih optimis.
Baca Juga: Sering Menakuti Anak Ternyata Ada Dampak Psikologisnya