Istilah anxiety disorder belakangan sering disebut-sebut selama pandemi COVID-19. Hal ini bukanlah masalah sepele, gangguan kecemasan ini bisa berimbas pada gejala fisik juga, lo.
Anxiety disorder adalah gangguan psikis di mana seseorang akan mengalami cemas dan khawatir secara berlebihan. Merasa cemas memang hal yang manusiawi. Namun jika perasaan cemas ini terlalu berlebihan bisa jadi tanda-tanda kita terkena anxiety disorder.
Tidak sekadar lewat dan hilang, rasa cemas pada penderita gangguan kecemasan datang secara intens, bahkan sulit dikontrol. Sehingga mengganggu aktivitas dan pola pikir seseorang.
Meskipun terkesan sepele, namun banyak ahli berpendapat jika efek anxiety disorder sama bahayanya dengan depesi.
Nah, untuk itu kita harus tahu gejala dari gangguan kecemasan agar bisa mengambil penanganan sedini mungkin. Ada beberapa gejala atau ciri-ciri gangguan kecemasan yang harus Mama Papa ketahui:
Khawatir berlebihan
Salah satu gejala anxiety disorder adalah munculnya kekhawatiran berlebihan. Umumnya rasa khawatir tidak sebanding atau berlebihan daripada respons orang normal. Munculnya rasa kekhawatiran tersebut membuat penderita gangguan kecemasan sulit berkonsentrasi dalam menyelesaikan tugas sehari-hari.
Gelisah
Selain khawatir berlebihan, penderita gangguan kecemasan juga sering mengalami gelisah. Meski begitu, tidak semua bentuk gelisah bisa dikategorikan sebagai gejala anxiety disorder, ya, Mama Papa.
Sulit konsentrasi
Kecemasan dapat mengganggu bagian otak untuk mengendalikan memori jangka pendek. Akibatnya, sejumlah penderita gangguan kecemasan mengeluhkan susah untuk konsentrasi.
Mudah tersinggung
Penderita gangguan kecemasan mengeluhkan jika mereka lebih mudah marah dua kali lipat dibandingkan kondisi normal. Mudahnya penderita gangguan kecemasan tersinggung tidak bisa dipisahkan dari adanya kekhawatiran berlebihan.
Mengalami gangguan tidur
Gangguan tidur merupakan salah satu perubahan perilaku yang sangat terkait dengan masalah kesehatan mental. Masalah ini terjadi pada penderita gangguan kecemasan juga, lo.
Sering panik
Umumnya penderita gangguan kecemasan akan mengalami serangan panik secara berulang. Serangan panik ini akan memunculkan berbagai efek, seperti mual, dada sesak, hingga kehilangan kesadaran.
Baca Juga: 7 Penyebab Dada Sesak, Tanda Penyakit dan Gangguan Psikis
Jenis-Jenis Anxiety Disorder
Saat ini para ahli kesehatan mental bersepakat mengelompokan gangguan kecemasan dalam beberapa jenis.
Pertama, gangguan kecemasan sosial. Gangguan ini biasanya muncul mendadak saat penderitanya berada di tengah banyak orang atau keramaian.
Kedua, serangan panik atau yang akrab disebut panic attack. Ganguan ini akan muncul secara tiba-tiba dengan gejala fisik jantung berdebar, pucat, dan keringat dingin. Banyak orang yang terkena serangan panik mengira dirinya sedang terkena serangan jantung.
Ketiga, fobia terhadap suatu hal. Fobia merupakan ketakutan berlebihan terhadap sesuatu. Saat melihat hal yang ditakuti, penderita gangguan kecemasan akan menangis, berteriak bahkan pingsan.
Keempat, generalized anxiety disorder (GAD). Gangguan kecemasan umum ini terjadi saat seseorang memiliki kekhawatiran terus menerus akan suatu hal. Kekhawatiran ini bisa berdampak pada gejala fisik, seperti sakit kepala, sakit perut, dan susah tidur.
Jika Mama Papa mengalami gejala-gejala anxiety disorder di atas sebaiknya waspada, ya. Apalagi jika level kecemasan telah mengganggu kehidupan sehari-hari. Sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter atau psikolog untuk mengatasi hal tersebut.
Selain itu, Mama Papa bisa melakukan olahraga dan menjalankan hobi untuk mengatasi kecemasan. Kegiatan-kegiatan ini akan memberikan efek rileks pada tubuh, sehingga mengurangi efek tekanan saat terjadi gangguan kecemasan.
Baca Juga: Eating Disorder, Bukan Gangguan Makan Biasa