Anak trauma bukanlah kondisi sepele yang bisa dibiarkan begitu saja. Kita sebagai orangtua harus turut andil untuk mengeluarkan anak dari situasi yang membahayakan mentalnya ini.
Gangguan cemas karena trauma tidak hanya dialami orangtua, namun juga anak-anak. Anak trauma bisa disebabkan banyak hal, mulai dari kejadian yang mengerikan, kecelakaan, hingga hal lain yang memicu goncangan psikologis anak.
Parahnya, trauma pada anak yang tidak segera disembuhkan akan terbawa hingga dewasa, dan bisa berbahaya untuk kesehatan mentalnya. Maka dari itu, kita sebagai orangtua harus segera ambil tindakan untuk mengatasi trauma pada anak.
Langkah-langkah di bawah ini bisa Mama Papa terapkan untuk mengatasi trauma pada si kecil:
Izinkan mereka berduka
Mengalami trauma bukanlah hal yang mudah. Anak tidak bisa langsung sembuh dari rasa sedih, sakit, dan takut yang dirasakannya. Saat si kecil mengalami trauma, hal pertama yang harus kita lakukan adalah mengizinkannya berduka terlebih dahulu.
Hindari seolah-olah menganggap si kecil sedang bertindak “berlebihan”, karena ekpresinya tersebut. Akui bahwa mereka boleh bersedih dan cemas. Cara ini akan membuat anak jadi lebih bisa mengendalikan dirinya.
Respons dengan baik
Respons Mama Papa saat anak mengalami kondisi traumatis adalah membenarkan perasaan tersebut. Apabila anak menunjukan tanda-tanda tidak nyaman berikan repons kalau kita juga mengerti apa yang mereka rasakan. Misalnya, “Iya, tidak apa adik sedih, karena memang ini berat dan menyeramkan.”
Membenarkan hal tersebut merupakan langkah penting untuk membuat anak membuka diri dengan orangtua. Dengan begitu mereka jadi akan lebih jujur dan terbuka pada kita.
Berikan rasa tenang dan aman
Setiap orang memiliki respons yang berbeda-beda terhadap trauma. Namun umumnya, saat mengalami anak trauma akan sulit untuk mempercayai dengan sekitarnya. Bantulah anak untuk membangun kembali rasa aman dan percaya tersebut.
Kita bisa menunjukan sikap dengan selalu berada di dekat anak untuk memberikan rasa aman. Jika trauma yang terjadi cukup dalam, proses ini perlu mengandalkan bantuan ahli, seperti psikolog atau dokter, ya.
Jauhi penyebab trauma
Selama proses pemulihan trauma pada anak, kita harus menjauhkannya dari hal-hal yang menyebabkan ia trauma. Misalnya, si kecil trauma akibat kecelakaan lalu lintas. Maka hindarkan ia mendengar berita seputar kecelakaan lalu lintas.
Karena mendengar atau melihat hal-hal yang menjadi penyebab trauma berisiko membuat seseorang semakin takut dan stres.
Baca Juga: Bikin Trauma, Ini 5 Dampak Negatif Bertengkar di Depan Anak
Memberi perhatian lebih
Mama Papa, selama anak trauma dan belum sembuh secara mental, penting bagi kita untuk memberinya perhatian lebih. Cara ini dilakukan untuk membuat anak merasa lebih nyaman, dan tidak berpikir ke arah yang negatif.
Sebagai orangtua kita harus terus memantau, dan mengajak anak melakukan hal-hal seru yang disukai. Jangan biarkan si kecil melamun sendirian dalam waktu yang lama, ya.
Ajak anak melakukan aktivitas fisik
Aktivitas fisik dipercaya bisa memicu pelepasan hormon endorfin yang dapat meningkatkan suasana hati. Seseorang juga akan tidur dengan lebih nyenyak karena bantuan hormon ini. Maka saat anak trauma, upayakan agar mereka bisa melakukan aktivitas fisik yang disukainya.
Cobalah untuk mengajaknya berolahraga sesuai kesukaannya. Baik itu berenang, sepak bola, dan bulu tangkis. Bergerak aktif akan membantu membangunkan sistem saraf si kecil yang terhambat karena trauma.
Baca Juga: Jangan Melarang Anak Menangis, Karena Bikin Trauma
Sering ajak anak ngobrol
Jangan biarkan si kecil merasa sedih sendiri. Saat anak dalam proses penyembuhan dari trauma, sebaiknya kita lebih sering mengajak anak ngobrol untuk mencari tahu perasaannya.
Langkah ini juga dilakukan supaya kita bisa melihat seberapa dalam trauma yang dialami si kecil. Nantinya, dari obrolan ini, bisa menjadi bahan untuk konsultasi dengan psikolog.
Nah, selain cara-cara di atas, untuk mengatasi trauma pada si kecil kita juga harus lebih bersabar. Tidak ada waktu pasti kapan trauma akan sembuh. Namun selama proses tersebut tetap dampingi anak dan berikan mereka ketenangan, ya.