Investasi emas banyak diminati karena harganya yang selalu naik. Namun, kalau kita amati, harga emas sering turun dan naik dengan mudah setiap harinya. Lantas, apa penyebabnya? Lebih lengkapnya, simak penjelasan pada artikel di bawah ini, yuk!
Emas termasuk salah satu instrumen investasi yang banyak diminati karena aman dan memberikan keuntungan maksimal. Meskipun begitu, harga emas juga fluktuatif seperti instrumen investasi lainnya. Sehingga, bukan hal yang tidak mungkin apabila harga emas turun.
Contohnya hari ini, 27 Juli 2021 harga emas Antam turun Rp2.000 menjadi Rp940.000/gram. Meski turun, Mama Papa tidak perlu khawatir akan hal ini. Sebab, walaupun harga emas turun hari ini, dalam jangka panjang harga emas akan selalu naik.
Mengutip dari sikapiuangmu.ojk.go.id, pada 2015 lalu harga emas sekitar Rp490.000/gram hingga Rp530.000/gram. Sementara itu, harga emas hari ini sudah menyentuh angka Rp900.000-an/gram! Lantas, apa yang menyebabkan harga emas sering turun dan naik?
Sebagai gambaran, berikut 5 faktor penyebab harga emas sering turun dan naik yang perlu investor pemula ketahui:
Penawaran dan permintaan emas
Pastinya Mama Papa mengenal hukum penawaran dan permintaan, dong? Apabila permintaan suatu barang cukup besar, maka harganya akan naik. Sementara itu, apabila penawarannya lebih besar dibandingkan permintaan, maka akan menyebabkan harganya menjadi turun.
Hukum tersebut pun juga berlaku pada harga emas. Artinya, semakin besar permintaan emas maka sangat memungkinkan harga emas naik. Sebaliknya, apabila penawaran emas lebih tinggi dibandingkan permintaan, menyebabkan harga emas menurun.
Kondisi global
Kondisi global yang tidak pasti juga memicu naik turunnya harga emas. Alasannya juga sangat sederhana, karena di tengah kondisi ekonomi yang “kacau”, emas dianggap sebagai penyelamat di tengah ketidakpastian ekonomi global.
Contoh paling simpelnya adalah harga emas yang naik hingga Rp1 juta/gram tahun lalu akibat pandemi COVID-19. Naiknya harga emas saat itu disebabkan kondisi ekonomi yang “kurang baik”. Sehingga, investor pun memilih instrumen investasi yang aman, yaitu emas.
Sebaliknya, apabila ekonomi cenderung “aman”, maka harga emas juga akan lebih stabil dan kurang peminat. Hal ini disebabkan karena investor memburu instrumen investasi yang lebih berisiko.
Baca Juga: Keuntungan Investasi Saham, Modal Kecil Bisa Cuan!
Nilai tukar dolar Amerika Serikat
Penyebab naik turunnya harga emas selanjutnya karena nilai tukar Dolar Amerika Serikat. Lantas, apa hubungan harga emas dan Dolar AS?
Hal ini disebabkan harga emas dalam negeri mengacu pada harga emas internasional yang dikonversi dari Dolar Amerika Serikat, ke mata uang Rupiah.
Artinya, saat nilai tukar Rupiah melemah, maka harga emas naik. Sebaliknya, apabila nilai tukar Rupiah menguat, maka akan menyebabkan harga emas menurun.
Suku bunga
Selain karena nilai tukar, penyebab harga emas sering turun dan naik selanjutnya karena suku bunga.
Saat suku bunga naik, tanpa disadari kita memilih menyimpan uang di deposito, karena memberikan bunga yang tinggi dan lebih menjanjikan. Hal tersebutlah yang menyebabkan harga emas menurun.
Sebaliknya, apabila suku bunga menurun, kita akan memilih menyimpan uang dalam bentuk emas. Pasalnya, menurunkan suku bunga akan menyebabkan harga emas menjadi naik.
Inflasi
Salah satu faktor yang menyebabkan harga emas turun naik selanjutnya adalah inflasi. Yup, emas dan inflasi memang saling berkaitan satu sama lain. Pasalnya, saat inflasi nilai uang bisa menurun, namun tidak bagi emas.
Hal tersebutlah yang menyebabkan investor memilih mengamankan uangnya dalam bentuk emas saat inflasi. Harga emas akan meningkat tajam, dan memberikan keuntungan berlipat.
Nah, itulah beberapa faktor yang menyebabkan harga emas turun dan naik. Apabila Mama Papa berencana investasi emas, pastikan sudah memahami kelebihan dan kekurangan investasi emas terlebih dahulu, ya!