Meski terkesan sepele, namun masalah trust issue harus segera diatasi, lo! Karena berpotensi merusak diri kita sendiri secara perlahan. Yuk, kenali ciri-ciri trust issue untuk mendapatkan penanganan dini.
Trust issue adalah keadaan di mana seseorang memiliki rasa percaya yang rendah terhadap orang lain. Sekarang ini, trust issue atau krisi kepercayaan menjadi salah satu masalah yang kerap dihadapi oleh banyak orang. Umumnya masalah ini muncul karena pengalaman buruk di masa lalu, baik dengan keluarga, pertemanan, pasangan, hingga pekerjaan.
Meski terkesan sepele, namun krisis kepercayaan ini harus diselesaikan, lo! Karena terus-terusan terjebak dalam trust issue bisa membuat seseorang tidak bertumbuh, bahkan kehidupan sosialnya dapat terganggu.
Nah, untuk menghindari hal tersebut, kita harus tahu dulu ciri-ciri seseorang mengalami krisis kepercayaan, supaya kita bisa melakukan penanganan dini mungkin.
Berikut 7 ciri orang yang mengalami trust issue:
1. Susah percaya pada orang
Seseorang yang memiliki krisis kepercayaan biasanya punya ketakutan tersendiri dengan pengkhinatan. Mereka selalu memikirkan risiko yang akan terjadi ketika memulai hubungan dengan orang lain.
Kondisi ini terjadi karena mereka menumbuhkan sinyal rasa curiga dengan orang lain. Akibatnya mereka sangat susah mempercayai orang lain.
2. Punya sikap pesimistis
Biasanya seseorang yang terkena trust issue selalu dihantui prasangka negatif. Mereka cenderung overthinking dengan hal-hal di luar kendalinya. Misalnya, memikirkan persepsi orang lain tentang ide yang sedang diberikan.
Hal ini yang membuat seorang yang mengalami trust issue memiliki sifat pesimistis, dan hanya menilai sebuah situasi dari sisi negatif saja. Jika terus-terusan dipupuk, sikap ini akan membuat seseorang tidak bisa berkembang baik dalam karir maupun kehidupan sosial.
3. Mudah cemburu
Karena kurang kepercayaan, seseorang yang mengalami trust issues mudah merasa cemburu terhadap pasangannya. Mereka dibayang-bayangi pengalaman buruk yang membuatnya ketakutan akan pengkhianatan psasangan.
Baca Juga: Punya Sifat Posesif Berlebihan? Begini Cara Mengatasinya
4. Tidak mudah memaafkan
Kesalahan-kesalahan kecil; seperti terlambat datang dan tidak bisa menjawab telepon, bisa menjadi masalah besar bagi mereka yang memiliki trust issues. Meskipun sangat jarang dilakukan, namun kesalahan kecil seperti ini tidak bisa ditolerir.
Hal ini karena mereka umumnya mengaitkan kesalahan kecil tersebut dengan pengalaman buruk yang dialaminya.
5. Sulit berkomitmen
Trust issue membuat seseorang berpikir: komitmen akan selalu berujung pada pengkhianatan. Karena kecemasan dan ketakutan tersebut, maka seseorang berpikir bahwa lebih baik tidak berkomitmen sama sekali.
Jika dipaksakan untuk menjalin hubungan, biasanya seorang yang mengalami trust issue tidak akan punya hubungan mendalam. Hal ini karena komunikasi yang dilakukan dengan pasangan hanya sebatas permukaannya saja.
6. Sering merasa dikhianati
Wajar kalau kita akan merasa curiga karena memiliki pengalaman dibohongi orang lain atau pasangan. Namun terus-terusan curiga hingga merasa bahwa semua orang akan mengkhianati kita bukanlah hal yang baik.
Terus-terusan merasa dikhianati bisa menjadi tanda seseorang mengalami krisis kepercayaan. Biasanya pada tingkat yang cukup parah, seseorang tidak akan percaya pada penjelasan orang lain, padahal orang tersebut selalu berkata jujur.
7. Menjaga jarak
Salah satu ciri orang mengalami krisis kepercayaan paling mudah dikenali adalah menjauh dari lingkungan sosial. Mereka cenderung menampakkan sikap tidak ingin dekat dengan orang lain. Hal ini dilakukan karena mereka cenderung takut disakiti orang lain. Pengalaman buruklah yang membuat seorang cenderung menjaga jarak dengan orang lain.
Jika Mama Papa mengalami ciri-ciri trust issue di atas, ingatlah bahwa hal ini bisa merusak kehidupan kita secara perlahan. Segera cari solusi dengan berkonsultasi pada psikolog, ya.