Cedera olahraga bisa mengancam siapapun; termasuk atlet profesional. Berikut ini 7 jenis cedera olahraga yang umum terjadi. Mungkin Mama Papa pernah mengalaminya.
Olahraga adalah salah satu kegiatan kaya manfaat yang penting dilakukan setiap hari. Karena tubuh yang bergerak secara aktif membawa kesehatan bagi fisik dan psikis. Tapi hati-hati, olahraga juga dapat menyebabkan cedera.
Secara umum cedera olahraga bisa mengancam siapa saja, tidak terkecuali atlet profesional. Masalah ini punya akibat yang beragam, mulai dari cedera ringan hingga luka serius.
Nah, berikut ini adalah tujuh jenis cedera olahraga yang dapat dialami siapa saja. Yuk, simak agar bisa mencegahnya terjadi pada kita.
Kram otot
Jenis cedera saat olahraga satu ini paling umumnya dialami semua orang. Penyebab utamanya adalah tidak melakukan pemanasan dan perenggangan otot sebelum olahraga.
Kram otot dapat terjadi di bagian tubuh manapun. Biasanya kram akan menyebabkan otot sulit digerakan dalam beberapa detik atau menit. Meski bisa sembuh sendiri, namun cedera ini bisa mengancam nyawa jika terjadi saat berenang.
Nyeri punggung
Cedera pada bagian punggung bawah biasanya dialami ketika melakukan olahraga angkat beban, bersepeda, tenis, bisbol, dan bermain golf. Rasa nyeri ini bisa muncul akibat adanya saraf terjepit, tendon atau otot sobek, dan herniated disk.
Kalau Mama Papa mengalami nyeri punggung saat olahraga sebenarnya ini dapat menjadi sinyal untuk tubuh, lo! Pasalnya nyeri punggung muncul jika tubuh melakukan kegiatan yang terlalu berat.
Cedera otot pergelangan kaki
Cedera satu ini merupakan salah satu kejadian yang paling banyak ditemui saat berolahraga. Biasanya hal ini disebabkan karena perenggangan berlebihan, atau robekan pada urat, tendon, dan otot.
Olahraga yang cukup rentan menyebabkan cedera otot kaki adalah lari. Untuk mengatasinya Mama Papa perlu mengistirahatkan kaki selama beberapa menit tanpa melakukan gerakan, atau dengan cara mengompresnya.
Cedera lutut
Pastinya Mama Papa sering mendengar jenis cedera olahraga satu ini, dong? Cedera lutut sering terjadi saat lari, bermain sepak bola, basket, voli, atau cabang atletik lainnya yang banyak bertumpu pada lutut.
Untuk menyembuhkan cedera pada lutut Mama Papa butuh perawatan yang intens. Mengompres cedera menggunakan es bisa jadi salah satu cara untuk mengurangi rasa sakit yang ditimbulkan.
Baca Juga: 6 Manfaat Olahraga Lompat Tali, Bantu Wujudkan Tubuh Ideal
Cedera siku
Olahraga yang banyak mengandalkan tangan, seperti tenis, golf, voli, dan angkat beban terkadang bisa membahayakan area siku. Olahraga-olahraga ini bisa menyebabkan cedera siku akibat peradangan otot yang terus menerus digunakan untuk bergerak dan menahan beban.
Untuk mengurangi rasa sakit akibat cedera siku Mama Papa bisa mengompres bagian yang sakit menggunakan es selama 20-30 menit setiap empat jam.
Baca Juga: 6 Olahraga untuk Mengecilkan Paha dalam Waktu Singkat
Cedera tulang kering
Mama Papa, jenis cedera ini disebut-sebut punya rasa nyeri yang paling menyakitkan. Umumnya cedera tulang kering akan terjadi ketika seseorang berlari, melompat, atau bermain sepak bola.
Salah satu penyebab yang paling sering menyebabkan cedera tulang kering adalah meningkatkan intensitas aktivitas fisik secara tiba-tiba. Misalnya, secara spontan mempercepat laju jogging.
Selain itu, berolahraga dengan sepatu yang kurang nyaman, dan berlari sambil menanjak atau menurun di jalanan aspal yang keras juga bisa jadi penyebab cedera tulang kering.
Cedera bahu
Terakhir, jenis cedera yang juga sering menghantui saat olahraga adalah cedera bahu. Pada bahu terdapat empat otot besar yang bertugas menopang dan menjaga sendi-sendi bahu. Bagian ini tergolong rawan mengalami cedera saat melakukan renang, push up, bulu tangkis, atau bisbol.
Olahraga tersebut membuat sendi bahu menjadi tumpuan dari pergerakan lengan. Pergerakan yang berulang-ulang pada bahu dapat menyebabkan otot-otot bahu kelelahan dan membengkak.
Jika Mama Papa mengalami salah satu cedera di atas dan tak kunjung sembuh sebaiknya hati-hati. Segera konsultasikan dengan dokter untuk menghindari risiko cedera semakin parah, ya!
Baca Juga: Waspada! Kurang Olahraga Menyebabkan Banyak Penyakit