Selain masalah perkembangan fisik, anak-anak juga dihantui dengan gangguan kognitif dalam tumbuh kembangnya. Untuk melakukan penanganan sejak sedini, Mama Papa harus tahu berbagai macam gangguan kognitif pada anak.
Kemampuan kognitif adalah kemampuan anak dalam berpikir, memahami, dan mengeksplorasi hal-hal yang ada di sekitarnya. Namun, tidak semua anak dapat mengembangkan kemampuan ini. Ada beberapa anak yang rentan mengalami gangguan kognitif.
Singkatnya, gangguan kognitif adalah masalah yang dapat memengaruhi kemampuan berpikir seseorang. Anak dengan masalah kognitif cenderung memiliki daya ingat yang rendah, gangguan persepsi, hingga kemampuan belajar yang kurang baik.
Karena itu, penting bagi Mama Papa untuk memantau tumbuh kembang anak, untuk menghindari berbagai masalah kognitif pada anak.
Nah, berikut ini 5 gangguan kognitif pada anak yang harus Mama Papa ketahui sedini mungkin:
Speech delay
Speech delay adalah masalah kognitif pada anak yang berakibat pada lemahnya keterampilan berbicara si kecil. Gangguan ini turut menghambat segala hal yang berkaitan dengan produksi bahasa dan kata-kata pada anak. Misalnya, kemampuan membaca dan menulis.
Tanda speech delay pada anak sudah bisa Mama Papa lihat sejak anak memasuki usia 15 bulan. Jika pada usia ini mereka tidak mampu mengoceh seperti anak-anak seusianya, maka Mama Papa patut waspada.
Untuk mengatasi speech delay ada beberapa stimulasi yang bisa Mama Papa lakukan. Paling mudah adalah terus mengajak anak ngobrol, membacakan buku cerita, hingga bernyanyi bersama.
Gangguan fokus
Ternyata gangguan kognitif tidak hanya memengaruhi fisik, namun juga kemampuan berpikir si kecil. Anak-anak yang sulit fokus terhadap sesuatu dalam waktu yang singkat, bisa jadi tanda anak mengalami masalah kognitif.
Jika tidak ditangani dengan baik, gangguan fokus bisa membuat anak sulit untuk belajar dengan baik hingga dewasa. Biasanya anak yang mengalami masalah kognitif ini tidak bisa mengendalikan diri untuk duduk tenang dan diam.
Anak akan cenderung ingin bebas bermain sesuka hatinya. Meski begitu tidak semua anak yang aktif menandakan gangguan kognitif, ya. Perlu diagnosis ahli untuk menentukan hal tersebut.
Baca Juga: 5 Cara Melatih Anak Fokus Saat Sekolah Online di Rumah
Demensia
Adanya masalah kognitif pada anak juga bisa berupa lemahnya si kecil dalam mengingat banyak hal; demensia. Contohnya anak cenderung bingung jika diminta untuk mengikuti instruksi tertulis yang memiliki banyak langkah.
Buruknya kemampuan mengingat ini akan membuat anak kesulitan untuk memahami pelajaran. Dalam beberapa kasus, gangguan kognitif ini muncul karena adanya Childhood alzheimer.
Masalah perkembangan
Masalah kognitif pada anak juga bisa berupa masalah perkembangan (developmental disorders). Kondisi ini cukup umum ditemui, namun memerlukan penanganan khusus untuk membantu mengurangi efeknya.
Jenis gangguan kognitif yang memengaruhi perkembangan anak terdiri dari beberapa hal antara lain: autism, ADHD, bipolar, cerebral palsy, conduct disorder, dan central auditory processing disorder.
Baca Juga: 5 Ciri-ciri Autisme Pada Bayi, Segera Deteksi Dini
Gangguan dispraksia
Gangguan koordinasi gerak tubuh atau dispraksia adalah jenis gangguan kognitif yang menyebabkan terganggunya sistem saraf yang menghubungkan antara otak dengan otot.
Faktor yang menyebabkan anak mengalami gangguan dispraksia adalah kelahiran prematur, bayi lahir dengan berat badan rendah, hingga konsumsi alkohol saat hamil.
Kondisi dispraksia ditandai dengan gerak motorik anak yang lambat saat bayi. Misalnya, terlambat menegakkan kepala, terlambat berguling, terlambat duduk, dan keterlambatan motorik lainnya.
Untuk menghindari masalah-masalah di atas Mama Papa perlu menstimulasi kemampuan kognitif si kecil setiap hari. Nah, untuk mengatasi masalah kognitif pada anak, Mama Papa bisa membaca artikel lengkapnya di sini.