Anak sensitif terkadang bikin kita sebagai orangtua gemas sendiri. Tapi percayalah, kalau mereka terlahir dengan kelebihannya sendiri. Bagi Mama Papa yang memiliki anak sensitif, gunakan tips parenting di bawah ini agar si kecil lebih pandai mengendalikan diri dan tidak cengeng.
Salah satu tantangan dalam menjadi orangtua adalah menghadapi anak sensitif. Bisa dibilang, anak sensitif cenderung punya perasaan halus dan lembut. Seringkali mereka tampak cengeng karena mudah marah, emosional, dan tersinggung.
Ssttt, tapi sebenarnya anak sensitif juga punya kelebihan, yakni rasa welas asih yang tinggi. Jadi, kita jangan merespons anak yang terlihat cengeng dengan omelan, ya. Mama Papa harus bisa lebih bersabar dalam menghadapi anak sensitif.
Beberapa tips di bawah ini bisa Mama Papa terapkan pada anak sensitif agar tidak cengeng:
Terima sifat anak
Mama Papa, setiap orang terlahir unik, termasuk si kecil yang sensitif. Jadi, jangan menganggap sifat sensitif sebagai hal yang mengecewakan, ya. Meski terkadang sifat ini membuat kita kewalahan, namun hindari membandingkan anak dengan temannya.
Sebagai orangtua sebaiknya kita tidak semakin melukai hati si kecil, tapi justru mencoba memahami perasaan anak. Dengan begitu anak merasa diperhatikan dan dihargai oleh kedua orangtuanya.
Jangan mengubah anak
Beberapa orangtua mungkin tidak suka jika anaknya sangat mudah tersinggung. Memang tidak salah, namun kita juga perlu paham bahwa watak seseorang tidak bisa dengan mudah diubah, apalagi dihilangkan.
Hal ini melekat dalam diri seseorang, sehingga butuh waktu untuk membantunya mengendalikan sifat tersebut. Jadi jangan memiliki mindset ingin mengubah anak, ya.
Karena hal ini akan membuat kita bertindak sebagai orangtua yang merasa paling benar, bahkan cenderung tidak melihat perspektif si kecil.
Gunakan kata yang positif
Anak sensitif lebih mudah bersedih ketika mendengar apapun yang menurutnya menyinggung. Karena itu, Mama Papa harus memilih kata-kata yang tepat ketika ingin ngobrol dengan anak.
Gunakan kalimat-kalimat positif yang membangun saat mengingatkan anak sensitif. Misalnya, ketika anak memaksa ingin memakan es krim dan enggan makan.
Dibandingkan harus memarahinya lebih baik katakan: “Adik tetap boleh makan es krim, kok. Tapi nanti setelah makan. Jadi ayo kita habiskan makan secepatnya supaya segera makan es krim”.
Ajarkan anak mengelola emosi
Secara perlahan Mama Papa bisa mulai mengajarkan anak sensitif mengelola emosi dengan baik. Salah satu contohnya mengajak si kecil belajar menyelesaikan masalah dengan diskusi.
Misalnya saat anak sedang menangis karena tidak mau tidur siang. Alih-alih menyuruhnya berhenti menangis, justru biarkan mereka berhenti menangis dengan sendirinya.
Selanjutnya saat anak sudah tenang, ajak mereka diskusi. Tanyakan mengenai apa yang sedang dirasakannya dan bagaimana cara mengelolanya.
Mama Papa bisa mengajarkan anak untuk menunda menangis selama 30 hitungan ketika merasa tersinggung. Metode ini membuat anak terbiasa menenangkan pikiran sebelum mulai meluapkan emosinya.
Baca Juga: 7 Cara Mengendalikan Emosi saat Marah pada Anak
Apresiasi usahanya
Setiap orang butuh apresiasi ketika selesai berusaha, apalagi anak sensitif. Mereka butuh banyak dorongan dan motivasi untuk bisa mengendalikan emosi. Jadi jangan lupa untuk mengapresiasi usaha anak dalam mengendalikan emosinya, ya.
Namun ingat, jangan juga terlalu sering memuji, karena bisa membuat mereka tumbuh jadi pribadi yang narsistik. Apresiasi anak dalam setiap prosesnya, baik yang hasilnya memuaskan ataupun tidak.
Mama Papa, itulah beberapa tips parenting dalam mengasuh si kecil yang sensitif agar tidak cengeng lagi. Dalam prosesnya tentu tidak semulus yang kita harapkan. Namun seiring berjalannya waktu, si kecil pasti bisa mengendalikan emosinya, kok.
Selamat mencoba, Mama Papa!