Faktanya, membedong bayi dapat membuat si kecil merasa lebih nyaman dan hangat. Meskipun begitu, jangan asal membedong bayi, ya. Karena bisa meningkatkan risiko kematian mendadak pada bayi, lo! Yuk, simak cara bedong bayi yang benar agar tetap aman dan nyaman.
Kain bedong merupakan salah satu perlengkapan bayi baru lahir yang wajib dimiliki orangtua baru untuk membedong bayi. Mengingat, bedong bayi adalah tradisi yang masih sering dilakukan hingga sekarang, untuk membuat bayi merasa nyaman dan hangat seperti berada di dalam rahim.
Namun siapa sangka, ternyata membedong tidak hanya sekadar membuat bayi merasa nyaman dan hangat saja, lo! Mengutip dari laman Hellosehat, yang melansir dari Healthy Children, manfaat bedong bayi dengan benar dapat membuat si kecil lebih nyaman, tenang, dan tidur dengan nyenyak.
Bedong bayi juga bermanfaat untuk mengurangi risiko kematian mendadak; Sudden Infant Death Syndrome (SIDS) pada bayi baru lahir. Hal ini disebabkan karena membedong bayi membuat si kecil sulit bergerak saat tidur. Sehingga, akan melindungi bayi dari berbagai hal berbahaya.
Menariknya lagi, membedong bayi juga bermanfaat untuk menenangkan si kecil saat rewel dan sulit tidur. Bahkan, membedong bayi juga menjaga si kecil tetap tidur nyenyak, nyaman, dan tidak mudah terbangun, lo!
Baca Juga: Tradisi Turun Temurun, Ini 5 Manfaat Penting Bedong Bayi
Cara Bedong Bayi yang Benar
Meskipun menyimpan banyak manfaat, bukan berarti kita boleh asal membedong bayi, ya. Ada beberapa aturan yang perlu diperhatikan saat membedong bayi agar si kecil tetap nyaman dan aman.
Supaya tidak salah, berikut cara bedong bayi yang benar:
1. Bedong di permukaan yang rata
Gelar kain bedong di atas kasur atau permukaan yang rata, dengan posisi salah satu sudut kain mengarah ke atas. Kemudian, lipat sudut atas kain ke bawah sekitar 15 cm, atau hingga menyerupai segitiga.
2. Letakkan bayi di atas kain bedong
Selanjutnya, gendong dan letakkan bayi tepat di bagian tengah kain bedong. Pastikan bahu si kecil berada tepat di batas lipatan kain bedong yang telah dilipat sebelumnya.
3. Lurusakan lengan kiri bayi
Cara bedong bayi berikutnya adalah meluruskan lengan kiri bayi, dan tarik sisi kiri kainnya. Bungkus lengan dan dada bayi, kemudian selipkan kain tepat di bawah sisi kanan tubuh dan punggung bayi.
4. Tarik sudut kain bedong sebelah kanan
Setelah sisi kiri terbungkus, berikutnya adalah menutup sisi kanan tubuh si kecil. Mirip dengan sebelumnya, kita perlu meluruskan lengan kanan si kecil, lalu tarik kain bedong untuk menutupi sisi kanan tubuhnya. Setelah itu selipkan ujung kain di bagian punggung bayi.
5. Rapikan bedongan bayi
Jika tubuh si kecil sudah terbungkus, selanjutnya adalah merapikan bedongan bayi. Balut tubuh bayi dengan lembut dan tidak terlalu ketat, agar si kecil merasa nyaman. Kemudian, pastikan bagian pinggul longgar, supaya bayi dapat menggerakkan kaki dengan nyaman.
Baca Juga: 5 Jenis Gendongan Bayi, Bikin Si Kecil Aman dan Nyaman
Akibat Salah Membedong Bayi
Nah, sekarang Mama Papa sudah paham cara bedong bayi yang benar, kan?
Meskipun begitu, hindari membedong bayi terlalu kencang, terutama pada bagian kaki. Selain membuat pinggul dan kaki bayi tidak bebas, membedong bayi terlalu kencang menyebabkan persendian pada kaki dan pinggul melonggar.
Selain itu, Mama juga tidak boleh membedong bayi terlalu longgar. Hal ini bisa menyebabkan kain terlepas dan menutupi hidung dan mulut bayi. Sehingga, dapat menyebabkan bayi kesulitan bernapas dan meningkatkan risiko SIDS.
Untuk memastikannya ketepatannya, Mama Papa bisa meletakkan 2-3 jari di antara dada bayi dan kain. Apabila jari sulit masuk atau terlalu ketat, maka bisa dipastikan kain bedong terlalu kencang. Baiknya kita melonggarkannya agar bayi tetap terasa nyaman dan aman.
Semoga artikel ini membantu!