Mendengarkan anak yang sering teriak-teriak di rumah tentu bikin pusing. Jangan langsung memarahi, karena ada beberapa penyebab anak sering berteriak yang perlu orangtua ketahui. Salah satu penyebabnya karena anak merasa tertekan.
Ada banyak hal baru dalam tahapan tumbuh kembang anak. Salah satunya adalah kebiasaan anak yang sering berteriak tanpa alasan. Mendengarkan anak sering berteriak di rumah tentu bikin pusing, terlebih lagi kalau mereka melakukannya terus-menerus.
Lantas, kenapa anak sering berteriak? Sebenarnya, anak hobi teriak-teriak adalah hal yang umum terjadi, terutama saat memasuki usia balita. Jangan langsung dimarahi, karena kebiasaan sering berteriak pada usia balita menunjukkan perkembangan emosional si kecil yang mulai berkembang.
Kebiasaan berteriak juga menjadi cara komunikasi anak untuk mengekspresikan emosi yang sulit diungkapkan melalui kata-kata. Selain itu, masih ada beberapa penyebab anak sering berteriak yang perlu Mama Papa kenali.
Apa saja itu? Berikut 6 penyebab anak sering berteriak tanpa alasan:
Meluapkan emosi
Anak suka teriak-teriak bisa disebabkan karena ingin meluapkan emosi yang dirasakan. Luapan emosi dalam bentuk teriakan sebenarnya cukup wajar. Mengingat, di usia balita anak masih kesulitan mengungkapkan apa yang dirasakan melalui kalimat lengkap karena kosakata yang terbatas.
Mengenal suaranya
Selain itu, kebiasaan anak berteriak bisa disebabkan karena mereka sedang mengeksplorasi suara yang dimilikinya. Memang terdengar lucu, namun menyadari bahwa suaranya dapat berubah-ubah saat berteriak adalah hal yang menarik bagi mereka.
Meskipun begitu, Mama Papa tetap harus memberi tahu anak cara berbicara yang baik dan sopan, sekaligus belajar mengontrol volume suara. Kita bisa mengajarkan anak melalui permainan pesan berantai.
Cukup bisikkan pesan kepada anak. Kemudian, biarkan anak menyampaikan pesannya kepada teman di sebelahnya dengan cara berbisik. Cara ini akan mengajarkan si kecil untuk mengontrol suaranya dengan baik.
Mencari perhatian
Penyebab anak sering berteriak berikutnya karena mencari perhatian. Bisa dibilang, berteriak menjadi salah satu “senjata” agar si kecil mendapatkan perhatian dari orangtua atau teman-teman di sekitarnya. Bahkan, kebiasaan berteriak juga menjadi taktik mereka untuk mendapatkan apa yang diinginkan, lo!
Untuk mengatasi anak yang suka mencari perhatian dengan teriakan, Mama Papa bisa memberikan perhatian yang “sehat”. Seperti bertanya baik-baik apa yang diinginkan, mengajaknya bermain, atau melakukan kegiatan yang menyenangkan bersama.
Anak merasa tertekan
Selanjutnya, anak yang sering berteriak juga bisa disebabkan karena perasaan tertekan. Biasanya, hal ini terjadi saat anak berebut mainan dengan temannya, atau tidak terima mainannya dipinjam.
Sebenarnya Mama Papa tidak perlu khawatir berlebihan. Karena di usia balita anak mulai mengerti rasa kepemilikan. Sehingga, saat barang miliknya diambil, mereka merasa tertekan dan berakhir teriak demi mendapatkan mainannya kembali.
Baca Juga: 6 Cara Mengajarkan Anak Berbagi dengan Temannya
Merasa kelelahan
Sama halnya dengan orang dewasa, anak-anak juga merasa kesal karena kelelahan. Sayangnya, anak yang merasa kelelahan kesulitan mengungkapkan apa yang dirasakannya. Maka, tidak jarang mereka cenderung berteriak dengan kencang dan melengking sebagai tanda lelah dan kesal.
Oleh karena itu, kita sebagai orangtua harus lebih peka mengenali tanda-tanda anak kelelahan. Seperti tidak tertarik dengan mainannya, sering menguap, dan terlihat sangat lesu.
Meniru orang di sekitarnya
Tahukah Mama Papa, ternyata kebiasaan anak suka berteriak bisa disebabkan karena meniru orang-orang di sekitarnya. Contohnya, Mama Papa sering berteriak dan berkelahi di depan anak. Sangat mungkin mereka meniru dan melakukan hal yang sama.
Untuk itu, kita sebagai orangtua harus selalu menjaga perilaku dan memberi contoh yang baik di depan anak. Mengingat, anak-anak adalah peniru yang andal.
Nah, itulah beberapa penyebab anak hobi teriak-teriak yang perlu Mama Papa kenali sejak dini. Semoga membantu!
Baca Juga: Hadapi dengan Tenang, Begini Cara Mengatasi Anak Egois