Apapun instrumen investasi yang kita pilih, pasti memiliki risikonya masing-masing. Maka dari itu, kita harus mengenali lebih dulu berbagai risiko investasi untuk meminimalkan ancaman kerugian saat berinvestasi. Lebih lengkapnya, baca artikel ini hingga akhir, ya!
Membahas investasi, pastinya Mama Papa sudah sangat familier dengan ungkapan “high risk-high return, low risk-low return”, dong? Yup, ungkapan tersebut sebenarnya sudah menggambar dengan jelas bahwa apapun instrumen investasi yang kita pilih memiliki risiko masing-masing.
Dengan kata lain, meskipun investasi dapat memberikan keuntungan yang menggiurkan, tidak menutup kemungkinan kita mendapatkan kerugian saat investasi. Meskipun begitu, bukan berarti harus menunda atau tidak berinvestasi sama sekali, lo!
Justru, sebagai investor seharusnya kita memahami berbagai risiko investasi secara menyeluruh. Sehingga, ke depannya kita bisa meminimalkan risiko kerugian saat berinvestasi.
Berikut 7 risiko investasi yang perlu dipahami investor pemula:
1. Risiko suku bunga
Sesuai dengan namanya, risiko investasi suku bunga disebabkan karena perubahan suku bunga di pasaran. Risiko suku bunga yang memburuk disebabkan adanya peningkatan suku bunga, sehingga berdampak pada pinjaman atau obligasi.
Kondisi tersebut akan memengaruhi pendapatan investasi. Contoh kasus, apabila suku bunga meningkat, maka harga obligasi berbunga akan mengalami penurunan; dan sebaliknya.
2. Risiko inflasi
Risiko investasi berikutnya adalah inflasi. Umumnya, risiko inflasi disebabkan nilai investasi yang tidak sama di masa mendatang. Kondisi tersebut disebabkan adanya perubahan daya beli masyarakat akibat terjadinya inflasi.
Tentu saja risiko inflasi memiliki dampak yang besar dan merugikan investor. Sebab, nantinya akan berpengaruh pada daya beli masyarakat, akibat terjadinya kenaikan rata-rata harga konsumsi.
Baca Juga: Waspadai Kesalahan Berinvestasi untuk Investor Pemula
3. Risiko pasar
Selain itu, risiko pasar juga penting untuk diperhatikan. Hal ini disebabkan adanya fluktuasi naik-turunnya Nilai Aktiva Bersih (NAB) yang disebabkan perubahan sentimen pasar keuangan, seperti pada instrumen saham dan obligasi.
Sayangnya, risiko pasar dalam dunia investasi tidak bisa dihindari investor. Bahkan, setiap investor pasti akan mengalami hal ini. Pasalnya, ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya risiko pasar, yaitu resesi ekonomi, kerusuhan, hingga perubahan dalam dunia politik.
Memang cukup memprihatinkan, mengingat risiko pasar menyebabkan investor mengalami capital loss. Meskipun begitu, Mama Papa tidak perlu khawatir, karena kondisi tersebut tidak terjadi terus-menerus.
4. Risiko likuiditas
Risiko investasi berikutnya adalah risiko likuiditas. Benar banget, risiko likuiditas disebabkan adanya kendala menyediakan uang tunai dalam jangka waktu tentu.
Contohnya, seorang investor ingin menjual aset yang dimiliki. Sayangnya, tidak ada yang tertarik membeli aset tersebut. Alhasil, investor tidak bisa mendapatkan uang tunai dengan mudah dalam jangka waktu tersebut.
Baca Juga: 9 Istilah Investasi yang Perlu Dipahami Investor Pemula
5. Risiko valuta asing
Selanjutnya risiko valuta asing, alias currency risk atau exchange rate risk. Risiko investasi ini disebabkan perubahan kurs valuta asing yang tidak sesuai harapan. Terlebih lagi saat dikonversikan dengan mata uang domestik.
Dengan kata lain, risiko valuta asing berkaitan dengan fluktuasi nilai tukar Rupiah dengan mata uang asing. Misalnya, kita ingin investasi dengan mata uang Dollar saat kurs Rupiah lemah. Maka, sebagai investor, kita harus mengeluarkan Rupiah lebih banyak, dibandingkan saat nilai Rupiah sedang menguat.
6. Risiko reinvestment
Masih asing dengan risiko investasi satu ini? Reinvestment adalah salah satu risiko berinvestasi yang disebabkan karena kondisi suatu aset keuangan yang mengharuskan investor melakukan aktivitas penginvestasian kembali.
Masalahnya, reinvestment memberikan return lebih rendah saat diinvestasikan kembali. Itulah mengapa kita harus memahami betul alur reinvestment, dan cara mengelola risikonya dengan baik.
7. Risiko negara
Satu lagi risiko investasi yang perlu Mama Papa pahami adalah risiko negara. Loh, apa hubungannya?
Jenis risiko ini sebenarnya berfokus pada kondisi perpolitikan negara. Dengan kata lain, risiko investasi negara berkaitan dengan perubahan ketentuan perundang-undangan yang berisiko menyebabkan pendapatan mengalami penurunan.
Mama Papa tidak perlu khawatir berlebihan. Kuncinya adalah memantau kondisi politik negara sebelum berinvestasi atau menanamkan modal. Apabila kondisi politik dalam keadaan baik, maka dunia investasi juga akan berdampak positif; dan begitu pula sebaliknya.
Nah, sekarang Mama Papa sudah ada gambaran tentang apa saja risiko berinvestasi, kan? Yuk, kita mulai berinvestasi dengan bijak, guna meminimalkan risiko kerugian di masa mendatang!
Baca Juga: 3 Tipe Investor Sesuai Profil Risiko, Kamu yang Mana?