Tidak selamanya biaya renovasi rumah membengkak dari anggaran, kok. Dengan menghitung biaya renovasi rumah yang benar, pembengkakan ini dapat kita cegah. Berikut ini adalah 5 biaya renovasi rumah yang harus kita siapkan di awal.
Besarnya biaya renovasi rumah bikin banyak orang tidak pede untuk merencanakannya. Apalagi dalam pelaksanaannya biaya renovasi rumah yang sudah dianggarkan kerap membengkak. Duh, bikin semakin pusing, deh!
Padahal jika dihitung dengan benar, renovasi rumah tidak selamanya membuat kantong jebol, kok. Justru melakukan renovasi bisa menambah nilai dari aset yang kita miliki. Dengan catatan, Mama Papa menyusun biaya renovasi rumah yang benar.
Biar tidak membengkak, berikut ini 5 biaya renovasi rumah yang harus disiapkan di awal:
Biaya desain rumah
Saat akan merenovasi rumah, kita harus menyiapkan biaya desain hingga 8% dari nilai total proyek. Biaya ini diperuntukkan sebagai honorarium arsitek yang akan membuat desain rumah baru kita nanti.
Kenapa harus pakai jasa arsitek? Sebenarnya ada pertimbangan penting mengapa kita disarankan menggunakan jasa arsitek saat renovasi rumah.
Pertama, kita bisa mendapatkan bentuk rumah sesuai keinginan kita, dengan berdiskusi bersama arsitek. Misalnya, ingin menambahkan satu kamar, atau ingin ruang tamu tampak lebih luas.
Jasa arsitek memang membuat biaya renovasi rumah kelihatan lebih mahal, tapi kita akan mendapatkan hasil renovasi rumah yang maksimal, dan sesuai dengan keinginan kita sendiri.
Biaya jasa pekerja
Ada beberapa metode pembayaran untuk merenovasi rumah; terkait dengan jasa tenaga kerja. Sistem pembayaran ini bisa dilakukan secara harian, borongan jasa, serta borongan penuh.
Sistem harian mengharuskan Mama Papa untuk membayar tarif sekitar Rp100.000 sampai Rp150.000 per hari, hingga pekerjaan selesai.
Sedangkan sistem pembayaran borongan dilakukan menurut luas proyek. Sistem borongan membuat harganya lebih pasti. Jadi lamanya waktu pengerjaan proyek tidak akan mengganggu keuangan kita.
Untuk biaya jasa pekerja, disarankan untuk menyiapkan dana sebesar 30% dari total biaya renovasi rumah.
Biaya perluasan lahan
Kalau Mama Papa ingin menambah bagian rumah, dan telah memiliki tanah yang cukup, tentu tidak menjadi masalah. Namun ketika tanah tidak mencukupi maka kita harus menganggarkan biaya renovasi berupa pembelian tanah.
Besar kecilnya biaya ini bergantung pada lokasi tanah. Di kota-kota besar, harga tanah per meter persegi bisa mencapai Rp1-3 juta. Tapi jika tidak membutuhkan tambahan tanah, anggaran ini bisa Mama Papa skip.
Baca Juga: Cara Menentukan Harga Jual Rumah agar Tidak Rugi
Biaya material
Bagian paling urgent yang harus kita hitung adalah biaya material. Sebenarnya biaya ini bisa digabungkan dengan biaya jasa pekerja; jika menggunakan jasa kontraktor atau borongan.
Namun jika Mama Papa membangunnya sendiri, maka biaya material harus ditulis secara terperinci. Hitung dengan benar, bahan apa yang ingin digunakan dan harganya.
Untuk menghemat biaya satu ini, mulailah dengan survei sebelum membuat anggaran. Datangi berbagai toko bangunan untuk mendapatkan bahan bangunan dengan biaya miring.
Biaya tak terduga
Terkadang rencana kita bisa berjalan di luar ekspektasi. Untuk berjaga-jaga kita perlu menghitung biaya tak terduga. Mempersiapkan biaya tak terduga dapat menghindari kita dari proyek mangkrak akibat hal-hal di luar dugaan.
Beberapa biaya tak terduga yang sering muncul antara lain: penambahan waktu pengerjaan, harga material yang meningkat, hingga mengubah bentuk bangunan di tengah proyek berlangsung. Besaran biaya renovasi rumah satu ini bisa dianggarkan sektar 10% dari total biaya.
Membuat anggaran renovasi rumah sama dengan menjaga keuangan kita agar lebih stabil. Karena kita bisa mengukur keinginan dan kemampuan keuangan kita saat merenovasi rumah.
Anggaran juga akan membuat proyek renovasi rumah berjalan sesuai dengan budget. Meski ingin banget merenovasi, tapi jangan sampai kita lakukan dengan berutang, ya.
Selamat membangun rumah impian Mama Papa!