Seiring bertambahnya usia anak kita harus terus mendampinginya. Terlebih lagi saat anak memasuki usia remaja. Pada jenjang usia ini anak dihadapkan dengan berbagai bahaya dari luar. Salah satu bahaya tersebut adalah anak kecanduan merokok saat usia remaja.
Ketika beranjak remaja tantangan kita sebagai orangtua semakin besar. Pasalnya, di usia remaja, anak sudah mulai mengenal lingkungan pertemanan yang beragam. Salah satu tantangan terbesar pada jenjang usia remaja adalah keinginan anak merokok.
Ada banyak alasan anak ingin merokok di usia remaja, paling sering karena ikut-ikutan teman. Sayangnya, dari coba-coba anak bisa kecanduan, dan tidak berhenti merokok. Padahal efek merokok tidak baik untuk kesehatan, lo!
Nah, untuk mencegah anak kecanduan merokok, Mama Papa bisa melakukan berbagai langkah-langkah berikut.
Jadi contoh untuk anak
Tidak adil rasanya jika kita memaksa anak untuk berhenti merokok, padahal kita sendiri adalah perokok. Anak belajar mengambil keputusan dan berperilaku dari apa yang mereka lihat, paling dekat adalah kita orangtuanya. Jadi, bagi Mama Papa yang merokok, mulai sekarang berhentilah merokok, guna menjadi contoh yang baik untuk anak.
Beri tahu bahaya rokok pada anak
Sama seperti pendidikan seks, pendidikan soal bahaya merokok seharusnya dikenalkan pada anak sejak dini. Meskipun anak masih duduk di bangku taman kanak-kanak atau sekolah dasar, Mama Papa harus mengingatkan si kecil tentang dampak buruk rokok.
Kenalkan mengenai penyakit-penyakit yang muncul akibat kecanduan rokok. Beri tahu juga kalau jadi perokok sama saja dengan mengganggu kenyamanan orang lain dan menghabiskan banyak uang.
Rutin ngobrol dengan anak
Mencegah anak merokok bukan berarti mengekang kebebasannya. Kunci dari mencegah anak kecanduan merokok adalah membangun komunikasi dan kepercayaan antara Mama Papa dan anak.
Bangun sikap yang terbuka dengan si kecil, supaya mereka tidak segan menceritakan apa saja yang dilakukannya di luar rumah; termasuk sekolah. Momen terbaik untuk bercerita adalah menjelang tidur, atau saat kumpul makan bersama.
Jadikan kebiasaan ngobrol ini jadi momen santai tanpa harus mengekang atau menekan mereka untuk bercerita. Jika dikekang, bisa saja mereka jadi tidak jujur, dan curi-curi kesempatan di belakang kita.
Mengenal teman-teman anak
Selain berkomunikasi, Mama Papa juga harus mengenal langsung teman-teman anak agar bisa memantau pergaulannya. Ajak teman-teman si kecil main ke rumah, supaya Mama Papa bisa mengobrol juga dengan mereka.
Dari pertemuan-pertemuan ini kita bisa menilai apakah lingkungan bermain anak benar-benar baik atau tidak. Perkenalan seperti ini bikin Mama Papa tahu apakah anak jujur atau tidak mengenai rokok.
Baca Juga: Tips Parenting, Ajarkan Anak Tidak Menyalahkan Orang Lain
Mendorong minat dan bakat positif
Banyak anak jadi perokok karena merasa mendapatkan sesuatu, misalnya sensasi rileks dan senang. Kalau si kecil tertarik untuk merokok karena hal tersebut, tandanya hidup mereka kurang produktif.
Untuk mengganti waktu-waktu kosong yang tidak menyenangkan tersebut, Mama Papa bisa mendorong anak untuk menggeluti minat dan bakatnya. Pastikan kalau waktu-waktu luang anak diarahkan ke hal-hal yang positif. Bisa dengan mengikuti les sesuai hobi, atau bergabung di kegiatan ekstrakulikuler.
Baca Juga: Tips Parenting, Begini Cara Mendidik Anak Jadi Penurut
Meningkatkan kepercayaan diri anak
Mama Papa, mayoritas anak merokok karena alasan “ingin dianggap” oleh teman-temannya. Mereka ingin diterima atau sekadar dianggap dewasa. Hal ini menandakan anak kurang percaya diri, sehingga butuh validasi dari orang lain untuk merasa hebat.
Satu cara mencegah anak menjadi prokok adalah memupuk kepercayaan diri si kecil. Ada banyak cara yang bisa Mama Papa lakukan, mulai dari memberinya tanggung jawab, mengapresiasi, hingga memuji kelebihan anak.
Itulah beberapa cara yang bisa Mama Papa lakukan untuk mencegah anak menjadi perokok. Usia remaja memang rentan terhadap kecenderungan merokok, namun jadi terus dipantau anak akan terhindar dari kecanduan merokok, kok!
Baca Juga: Tips Parenting: Cara Mendidik Anak Agar Tidak Manja