Telur adalah salah satu bahan makanan yang kerap menyebabkan alergi pada bayi. Reaksi alergi pada setiap bayi berbeda-beda, ada yang ringan dan juga yang berat. Jangan dibiarkan, karena alergi telur bisa menyebabkan bayi kehilangan kesadaran atau pingsan.
Telur adalah salah satu bahan makanan andalan pada menu MPASI harian si kecil. Selain karena mudah ditemukan dan harganya murah, telur mengandung segudang nutrisi yang bermanfaat untuk menjaga kesehatan sekaligus mengoptimalkan pertumbuhan bayi. Sayangnya, telur dapat menimbulkan reaksi alergi pada bayi.
Dijelaskan Very Well Health, alergi telur termasuk salah satu jenis alergi kedua terbanyak yang dialami anak-anak, setelah alergi susu sapi. Alergi telur disebabkan karena adanya kesalahan pada sistem kekebalan tubuh si kecil, yang menganggap protein telur adalah zat berbahaya.
Adanya “kesalahan” tersebut menyebabkan tubuh melepaskan histamin, sebagai bentuk perlindungan tubuh. Proses inilah yang kemudian menimbulkan reaksi alergi setelah mengonsumsi telur.
Gejala Alergi Telur pada Bayi
Umumnya, alergi telur banyak ditemukan pada bayi berusia 6-15 bulan. Untungnya, reaksi alergi akan berkurang dan membaik seiring bertambahnya usia si kecil. Meskipun begitu, tidak menutup kemungkinan alergi terus terbawa hingga dewasa, lo, Mama Papa!
Reaksi alergi bisa muncul secara langsung dalam hitungan menit atau jam setelah mengonsumsi telur. Sayangnya, masih banyak orangtua yang kurang mengenali gejala alergi telur pada bayi. Padahal, mengenali gejala alergi adalah hal penting. Karena pada beberapa kasus, reaksi alergi bisa membahayakan nyawa si kecil.
Sebelum terlambat, kenali 7 gejala alergi telur pada bayi di bawah ini:
1. Ruam kemerahan
Ruam pada kulit merupakan salah satu reaksi yang paling mudah dikenali. Munculnya ruam diawali dengan kulit kemerahan dan terasa sangat gatal. Saking gatalnya, menyebabkan bayi terus menggaruk kulitnya dan menjadi sangat rewel karena merasa tidak nyaman.
Baca Juga: Tips Merawat Kulit Bayi agar Bersih dan Sehat
2. Mata dan mulut bengkak
Terjadinya pembengkakan pada mata juga termasuk salah satu reaksi alergi yang umum terjadi. Tidak jarang, mata si kecil akan menjadi merah, berair, dan terasa gatal. Sehingga, mendorong si kecil untuk terus menggaruk matanya secara terus-menerus.
Selain itu, alergi juga menyebabkan mulut bayi bengkak, perih, panas, dan terasa sangat tidak nyaman. Bahkan, terkadang alergi menyebabkan terjadinya pembengkakan pada lidah bayi, lo!
3. Hidung tersumbat
Gejala alergi telur pada bayi berikutnya adalah hidung tersumbat. Sekilas memang mirip pilek, namun hidung tersumbat akibat reaksi alergi biasanya disertai dengan hidung kemerahan, gatal, dan keluarnya lendir bening dari hidung si kecil.
4. Kesulitan bernapas
Tidak hanya hidungnya yang tersumbat, alergi juga bisa menyebabkan bayi kesulitan bernapas. Bahkan, bayi juga akan menunjukkan tanda dan gejala asma, seperti batuk dan sesak napas. Kalau kita amati dengan jeli, napas bayi akan sedikit tersendat dan berbunyi “ngik”.
5. Pencernaan terganggu
Selanjutnya, reaksi alergi juga bisa menyebabkan pencernaan bayi terganggu. Kondisi ini biasanya ditandai dengan intensitas buang air besar (BAB) si kecil yang menjadi lebih sering dan diare. Parahnya lagi, bayi juga akan mengalami mual, muntah, lemas, dan semakin rewel.
Baca Juga: 8 Warna Feses Bayi, Jadi Tanda Kesehatan Si Kecil
6. Demam
Apakah si kecil tiba-tiba demam setelah makan telur? Jika iya, bisa saja terjadinya demam pada bayi disebabkan karena reaksi alergi telur, lo, Mama Papa!
Biasanya, demam yang dialami si kecil akan dibarengi dengan berbagai reaksi alergi lainnya. Seperti hidung tersumbat, kesulitan bernapas, hingga mual dan muntah.
Baca Juga: 6 Cara Menurunkan Demam Anak Tanpa Minum Obat
7. Anafilaksis
Pada kasus alergi yang ekstrim, bayi bisa mengalami syok anafilaksis. Apa itu syok anafilaksis?
Anafilaksis adalah gejala alergi yang sangat berbahaya, dan bisa menyebabkan si kecil kehilangan kesadaran. Gejala awal anafilaksis cenderung ringan, seperti ruam kemerahan atau hidung tersumbat. Namun, tidak dalam waktu lama, anafilaksis menyebabkan bayi kesulitan bernapas, jantung berdebar, hingga kehilangan kesadaran.
Kalau sudah menunjukkan gejala anafilaksis, disarankan untuk segera mengunjungi rumah sakit terdekat. Agar dapat ditangani dengan cepat dan tepat.
Cara Mendiagnosis Alergi Telur pada Bayi
Untuk memastikan apakah si kecil mengalami alergi atau tidak, Mama Papa perlu konsultasi dengan dokter spesialis. Nantinya, setiap dokter spesialis akan melakukan beberapa tes untuk mendiagnosis alergi pada bayi.
Biasanya, ada beberapa tes dan pemeriksaan yang dilakukan untuk mendiagnosis alergi telur pada bayi. Di antaranya: tes darah, tes tusuk kulit, tes tantangan makanan (food challenge test), dan tes eliminasi telur.
Itulah beberapa hal yang harus dipahami terkait tentang alergi pada bayi. Semoga artikel ini membantu, Mama Papa!
Baca Juga: Resep MPASI 9 Bulan Kaya Nutrisi, Si Kecil Pasti Suka!