Lupus menjadi salah satu penyakit yang harus diwaspadai karena bisa mengancam nyawa. Meskipun tidak bisa disembuhkan, namun gejala lupus bisa diminimalisir. Yuk, kita kenali gejala penyakit lupus sedini mungkin, agar mendapatkan perawatan yang lebih efektif.
Salah satu penyakit komorbid yang kerap disebut-sebut sejak pandemi COVID-19 adalah penyakit autoimun. Penyakit autoimun punya banyak jenisnya, namun yang paling terkenal adalah penyakit lupus.
Penyakit lupus adalah jenis penyakit inflamasi kronis di mana sistem kekebalan tubuh justru berbalik menyerang organ tubuh penderitanya. Pada penderita lupus, sistem imun tidak bisa membedakan mana “penyerbu dari luar”, dan mana jaringan yang sehat.
Masalah ini jelas memerlukan pengobatan intensif. Meskipun tergolong tidak bisa disembuhkan, namun agar bisa mendapatkan perawatan yang maksimal, ada baiknya kita memahami gejala lupus.
Berikut ini 7 gejala penyakit lupus yang paling sering muncul dan sebaiknya diwaspadai:
Ruam mirip kupu-kupu
Gejala lupus yang paling khas adalah ruam kulit wajah. Biasanya ruam akan muncul membentuk pola seperti kupu-kupu. Jenis ruam seperti disebut dengan butterfly rash.
Ruam ini muncul memanjang dari tulang hidung, pipi, hingga tulang rahang. Biasanya hal ini terjadi karena kulit mengalami sensitivitas terhadap cahaya.
Selain menyebar di hidung dan pipi, ruam juga bisa muncul pada pergelangan tangan. Ruam akibat lupus umumnya akan membekas secara permanen.
Nyeri otot dan sendi
Rasa nyeri pada otot dan sendi biasanya muncul di pagi hari saat bangun tidur. Selain nyeri, sendi juga mengalami pembengkakan dan terasa kaku.
Pada penderita penyakit lupus rasa nyeri ini akan sangat terasa di pergelangan tangan, buku-buku jari, dan jari-jari.
Nyeri sendi akibat lupus umumnya hanya muncul di satu tangan saja. Namun pembengkakan dan rasa nyeri ini cenderung datang dan pergi.
Gejala nyeri akan terasa semakin parah dari hari ke hari. Sekilas orang mengira kalau gejala penyakit lupus ini mirip dengan penyakit rematik.
Masalah pada ginjal
Ginjal merupakan salah satu organ tubuh yang terdampak ketika seseorang terkena penyakit lupus. Para ahli berpendapat, gangguan pada ginjal terjadi karena sel antibodi berbalik menyerang ginjal.
Parahnya, kondisi ini mengakibatkan kerusakan permanen pada ginjal. Salah satu gejala lupus telah merusak ginjal adalah pergelangan kaki bengkak, tekanan darah tinggi, dan penurunan fungsi ginjal.
Mudah lelah
Lupus adalah penyakit yang dapat menyebabkan gangguan pada sel-sel darah. Misal, jumlah sel darah putih yang terlalu rendah, trombosit darah yang terlalu rendah, atau sel darah merah yang terlalu rendah sehingga mengakibatkan anemia.
Rendahnya jumlah sel darah ini membuat tubuh menjadi mudah lelah dan kurang bergairah. Rasa lelah ini muncul akibat fungsi organ tubuh yang mulai terganggu.
Berat badan turun secara tiba-tiba
Penurunan berat badan secara tiba-tiba tanpa sebab juga bisa menjadi salah satu pertanda penyakit lupus yang harus diwaspadai.
Penyakit ini bisa menyebabkan sistem kekebalan tubuh terganggu, dan pada akhirnya memengaruhi tiroid dan hormon tertentu.
Akibatnya kita bisa kehilangan berat badan hingga beberapa kilogram dalam waktu yang singkat, padahal tidak sedang dalam program diet.
Baca Juga: 7 Gejala Penyakit Berbahaya yang Sering Dianggap Sepele
Demam
Orang yang menderita penyakit lupus bisanya mudah mengalami demam dengan suhu lebih dari 38 derajat Celcius. Hal ini terjadi sebagai respons tubuh terhadap peradangan dan infeksi.
Jika demam tidak kunjung turun selama berhari-hari, disarankan untuk pergi ke dokter. Hal ini sebagai upaya dini penanganan penyakit lupus.
Rambut rontok
Ternyata gejala lupus juga memberikan efek pada rambut, yakni penipisan rambut. Hal ini akibat peradangan di kulit kepala akibat kadar tiroid terlalu rendah. Artinya, seorang yang menderita lupus akan mengalami kerontokan secara perlahan, serta rambut rapuh dan mudah patah.
Melihat beberapa gejala penyakit lupus di atas hampir mirip dengan gejala umum pada penyakit kronis lainnya, ya?
Untuk itu, agar mendapatkan diagnosis yang tepat, kita diwajibkan untuk berkonsultasi dengan dokter. Jangan melakukan self diagnose untuk menghindari gangguan kecemasan, ya!