Mengajarkan anak menerima kekalahan adalah hal penting. Tujuannya agar ke depannya si kecil bisa tumbuh menjadi sosok yang sportif, dan tidak mudah menyerah sebelum bertanding. Meskipun tidak mudah, coba lakukan cara bijak mengajarkan anak menerima kekalahan berikut ini.
Sangat wajar apabila anak merasa sedih dan kecewa karena kalah dalam sebuah permainan atau pertandingan di sekolah. Meskipun begitu, bukan berarti kita boleh diam saja. Akan lebih bijak kalau Mama Papa coba mengajarkan anak menerima kekalahan.
Menurut seorang parent advisor dan co-author Smart Parenting for Smart Kids, Eileen Kennedy-Moore, Ph.D, yang dikutip dari ibupedia.com menjelaskan, sifat kompetitif dan memiliki gambaran “memenangkan pertandingan” sebenarnya sudah mulai muncul sejak anak berusia 4 tahun.
Dalam periode ini, anak mulai memahami bahwa menang adalah hal yang baik. Itulah mengapa, anak-anak akan menjadikan segala hal sebagai ajang bertanding. Mulai dari bertanding memiliki mainan yang lebih besar, lebih canggih, dan banyak lagi lainnya.
Sebenarnya, anak yang memiliki sifat kompetitif itu baik. Hanya saja Mama Papa juga perlu mengajarkan anak untuk menerima kekalahan. Selain itu, kita juga perlu menjelaskan kepada anak bahwa kekalahan bukanlah hal yang buruk, memalukan, atau bahkan akhir dari segalanya.
Lantas, bagaimana caranya? Berikut cara bijak mengajarkan anak menerima kekalahan dan sportif:
Pahami perasaan anak
Melihat si kecil yang marah, kecewa, dan sedih saat kalah dalam permainan atau pertandingan adalah hal wajar. Alih-alih memarahi dan memaksa anak untuk sabar, akan lebih baik jika Mama Papa memahami perasaan si kecil.
Jadilah pendengar yang baik saat si kecil menceritakan apa yang dirasakan. Hindari memotong pembicaraan atau menyalahkan si kecil. Karena dapat menyebabkan anak merasa tidak didukung oleh kedua orangtuanya.
Berdamai dengan kekalahan
Setelah mendengarkan apa yang dirasakan si kecil, Mama Papa bisa mengajarkan anak untuk berdamai dan menerima kekalahan. Berdamai dengan kekalahan akan membantu anak untuk tumbuh menjadi sosok yang lebih baik. Bahkan, cara ini juga dapat melatih si kecil untuk tetap semangat dan tidak mudah menyerah.
Baca Juga: Biarkan Anak Belajar dari Kegagalan, Ini Manfaatnya
Hargai proses, bukan hasil
Jika anak sudah mulai tenang dan berdamai dengan kekalahannya, kita bisa mulai mengajak si kecil berdiskusi secara perlahan. Cara mengajarkan anak menerima kekalahan berikutnya adalah memberi tahu si kecil untuk tetap menghargai proses, bukan hanya hasilnya.
Tidak perlu menggunakan kalimat yang bertele-tele. Mama Papa bisa mulai dengan menanyakan bagaimana perasaannya selama bertanding? Apa saja yang telah dilakukan sebelum bertanding? Atau bahkan menanyakan si kecil apakah mereka menikmati seluruh proses latihannya atau tidak.
Dari pertanyaan sederhana tersebut akan memberi gambaran si kecil bahwa proses dan usaha yang dilakukan sangat menyenangkan. Dengan begitu, anak akan lebih menghargai proses dan berusaha untuk menjadi lebih baik lagi ke depannya.
Jaga sikap dan tetap tenang
Cara mengajarkan anak menerima kekalahan berikutnya adalah tidak menunjukkan ekspresi kesal atau sedih saat si kecil kalah. Usahakan untuk tetap tenang dan bersikap positif di depan anak. Jangan ragu mengucapkan selamat dan memeluknya setelah selesai bertanding.
Menjaga sikap tetap tenang akan memberi gambaran kepada anak bahwa kalah adalah hal wajar, dan bukan akhir segalanya. Untuk itu, jangan buru-buru menyalahkan anak karena kalah, ya!
Baca Juga: Hadapi dengan Tenang, Begini Cara Mengatasi Anak Egois
Tetap beri apresiasi pada anak
Tidak kalah penting, tetap memberi apresiasi meskipun kalah termasuk cara mengajarkan anak menerima kekalahan. Ucapan kalimat penyemangat seperti “selamat”, “kakak sudah bekerja keras”, atau memberikan pujian karena bertanding dengan baik dapat membuat anak merasa didukung dan dihargai.
Mama Papa, mengajarkan anak menerima kekalahan bukanlah perkara mudah. Meskipun begitu, belajar menerima kekalahan akan menjadi bekal yang sangat baik bagi tumbuh kembang anak ke depannya.
Karena akan membantu mereka tumbuh menjadi sosok yang sportif, tidak mudah menyerah, sekaligus membantu anak mengatasi kesulitan dengan bijak di masa depan.
Semoga artikel ini membantu!
Baca Juga: 5 Cara Memuji Anak yang Benar, Bikin Lebih Percaya Diri