Ternyata, skizofrenia tidak hanya ada satu jenis saja, lo. Dulunya gangguan mental ini dibedakan menjadi beberapa kategori. Kira-kira apa saja jenis-jenis skizofrenia? Yuk, kita simak artikel ini hingga kelar. Tapi perlu diingat, butuh diagnosis ahli untuk mengetahui apa kita mengidap skizofrenia atau tidak.
Skizofrenia merupakan salah satu gangguan mental akut yang harus segera ditangani. Dahulunya, para ahli membedakan jenis skizofrenia ke dalam 5 kategori. Belakangan kategori ini dihapus, dan hanya menggunakan satu istilah, yakni skizofrenia.
Meski begitu, tidak ada salahnya jika kita mengetahui apa saja jenis skizofrenia. Tujuannya untuk melakukan penanganan yang tepat agar gejalanya mereda. Sebab, setiap jenis skizofrenia memiliki gejalanya tersendiri.
Namun ingat, jangan mencoba melakukan self diagnose ketika mengalami gejala yang mirip, ya. Lebih baik konsultasikan dulu dengan ahli agar dapat penanganan yang terbaik.
Skizofrenia paranoid
Mama Papa, jenis skizofrenia satu ini paling sering ditemukan dibandingkan jenis lainnya. Gejala yang muncul pada skizofrenia paranoid berupa delusi, halusinasi, dan ketidakteraturan dalam berbicara.
Biasanya, penderita skizofrenia paranoid akan mengalami kesulitan konsentrasi, penurunan kemampuaun berperilaku, dan memiliki ekspresi datar.
Delusi yang dirasakan pada penderita skizofrenia paranoid umumnya delusi persekusi atau delusi paranoid. Delusi ini membuat penderitanya meyakini bahwa orang lain akan menyakitinya dan keluarganya.
Skizofrenia hebefrenik
Jenis skizofrenia ini sering dialami pada usia muda, yakni 15-25 tahun. Skizofrenia hebefrenik atau disorganized membuat penderitanya tidak teratur dalam berperilaku dan berbicara.
Penderita skizofrenia heberenik sering menunjukan gejala berupa mengucapkan kata-kata acak, sulit bertindak dengan tepat, dan berekspresi datar.
Berbeda dengan lainnya, penderita skizofrenia hebefrenik biasanya tidak mengalami delusi atau halusinasi. Namun seringkali punya kepribadian ganda. Meski tidak mengalami delusi, namun penderita skizofrenia hebefrenik akan tetap kesulitan melakukan aktivitas sehari-hari.
Skizofrenia residual
Skizofrenia residual kerap disebut skizofrenia “kambuhan”. Di mana seorang sebelumnya pernah didiagnosis salah satu skizofrenia, dan telah berhasil mengurangi dosis obatnya.
Dibandingkan dua sebelumnya, jenis skizofrenia ini merupakan kondisi yang rumit. Pengidap skizofrenia residual umumnya tidak menunjukkan gejala yang umum, seperti berkhayal, halusinasi, atau ketidakteraturan berbicara.
Gejala yang dialami oleh penderita skizofrenia residual biasa berupa energi yang rendah, penarikan sosial, dan tidak memedulikan kebersihan diri.
Skizofrenia katatonik
Skizofrenia katatonik merupakan skizofrenia yang cukup langka. Biasanya, gangguan ini menjadi efek jangka panjang ketika skizofrenia yang tidak ditangani dengan baik.
Biasanya, penderita skizofrenia katatonik menunjukkan gangguan pergerakan (katatonik). Gejalanya bisa beragam, namun yang kerap terjadi adalah meniru perilaku orang lain, tidak mau berbicara, atau bahkan seolah-olah pingsan.
Pengidap skizofrenia katatonik juga sering kali tidak memedulikan kebersihan dirinya, serta tidak mampu menyelesaikan aktivitas yang dilakukan.
Baca Juga: Awas Tertipu! Begini Cara Memilih Psikolog yang Tepat
Skizofrenia tak terinci
Terakhir adalah kategori skizofrenia tak terinci. Jenis skizofrenia yang kemungkinan paling kecil untuk disembuhkan. Pasalnya, pengidapnya bisa memiliki lebih dari satu jenis skizofrenia.
Seseorang dengan skizofrenia seperti ini memiliki delusi dan halusinasi yang cukup terperinci. Gejala skizofrenia satu ini ditandai dengan ucapan dan tingkah laku yang tidak teratur dan sulit dipahami.
Terkadang penderita skizofrenia tak terinci akan tertawa sendiri tanpa alasan yang jelas. Mereka kerap sibuk dengan persepsi atau dunianya sendiri.
Itulah kelima jenis skizofrenia yang awalnya menjadi acuan para ahli. Meski kategorinya kini telah dihapus, dan dijadikan satu menggunakan istilah skizofrenia, namun tidak ada salahnya jika kita lebih aware mengenai perjalanan penyakit ini.
Segera konsultasikan dengan ahli agar gangguan mental skizofrenia bisa segera ditangani dengan baik.
Baca Juga: Selain Insomnia, Ini 7 Gangguan Tidur yang Berbahaya