Reksadana terbagi menjadi dua tipe, yaitu reksadana konvensional dan reksadana syariah. Lantas, apa perbedaan antara kedua tipe reksadana tersebut? Lalu, mana yang lebih menguntungkan untuk dijadikan instrumen investasi? Temukan jawabannya pada artikel berikut ini.
Dikenal praktis dan menguntungkan, tidak heran jika reksadana masih menjadi salah satu instrumen investasi yang banyak diminati investor. Ada dua tipe reksadana yang bisa Mama Papa pilih, yaitu reksadana konvensional dan reksadana syariah.
Lantas, apa perbedaan antara reksadana konvensional dan reksadana syariah? Kemudian, lebih menguntungkan mana antara dua tipe reksadana tersebut?
Yuk, cari tahu perbedaan reksadana konvensional dan reksadana syariah di bawah ini!
Definisi
Perbedaan yang pertama bisa dilihat dari definisi masing-masing tipe reksadana. Reksadana konvensional adalah kumpulan dana yang dikelola oleh Manajer Investasi (MI) untuk diinvestasikan pada saham, obligasi, maupun deposito.
Sementara itu, reksadana syariah adalah tipe reksadana yang portofolionya terdiri dari berbagai efek yang tidak bertentangan dengan kaidah dan prinsip syariah Islam. Seperti saham syariah, sukuk, dan berbagai efek syariah lainnya.
Pengawasan
Selanjutnya, Mama Papa juga bisa mengenali perbedaan kedua reksadana tersebut dari pengawasnya. Seperti yang kita tahu, reksadana konvensional sepenuhnya diawasi langsung oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Sementara reksadana syariah diawasi oleh dua lembaga. Pertama dari OJK dalam sisi keamanan. Kedua, diawasi langsung oleh Dewan Pengawas Syariah (DPS). Pihak pengawas bertanggung jawab untuk memastikan seluruh pengelolaan reksadana syariah sesuai dengan prinsip syariah.
Baca Juga: 4 Aplikasi Terbaik untuk Investasi Reksadana, Terdaftar OJK!
Pengelolaan investasi
Kita juga bisa mengenali perbedaan kedua tipe reksadana tersebut dari sistem pengelolaan investasi. Reksadana konvensional tidak melewati proses screening dan prinsip syariah. Dengan kata lain, reksadana satu ini akan diinvestasikan pada semua efek sesuai dengan batasan yang diterbitkan OJK.
Sementara itu, pengelolaan investasi reksadana syariah harus melewati tahapan screening sesuai prinsip syariah. Reksadana syariah tidak berinvestasi pada perusahaan minuman beralkohol, rokok, dan berbagai perusahaan yang dianggap melanggar prinsip syariah.
Akad
Mama Papa juga bisa mengenali perbedaan kedua tipe reksadana tersebut dari akad yang berlaku. Umumnya, reksadana konvensional lebih simpel dibandingkan reksadana syariah. Karena memiliki kesepakatan tanpa aturan halal dan haram.
Sebaliknya, reksadana syariah akan terus mengikuti ketentuan syariah. Reksadana syariah memiliki akad kerja sama (Musyarakah), sewa-menyewa (Ijarah), dan akad bagi hasil (Mudharabah).
Tujuan investasi
Perbedaan reksadana konvensional dan reksadana syariah berikutnya bisa dilihat dari tujuan investasi. Seperti yang kita ketahui, tujuan investasi reksadana konvensional adalah mendapatkan return tinggi.
Di sisi lain, tujuan investasi reksadana syariah tidak hanya sekadar mendapatkan return tinggi saja. Melainkan juga sebagai Socially Responsible Investment (SRI), atau mendapatkan keuntungan besar sesuai dengan nilai kebajikan sosial.
Baca Juga: Bebas Riba! Ini 4 Jenis Investasi Syariah yang Bisa Dipilih
Return yang diberikan
Berkaitan dengan poin sebelumnya, kita juga bisa mengenali perbedaan dua tipe reksadana tersebut dari return yang diberikan. Seperti yang kita tahu, return atau pembagian keuntungan pada reksadana konvensional berdasarkan perkembangan suku bunga.
Sebaliknya, return yang diberikan pada reksadana syariah dibagi berdasarkan aturan syariat Islam dan kesepakatan bersama. Ditambah lagi, seluruh keuntungan yang diberikan juga berasal dari berbagai kegiatan dan keuntungan yang halal.
Bahkan, menurut laman idxchannel.com: reksadana syariah memiliki kesetaraan hak antara pemilik modal dan Manajer Investasi, karena menggunakan prinsip kolektivisme saat membagi untung-rugi. Jika untung, investor mendapatkan keuntungan sesuai kerelaan satu sama lain.
Tapi jika mengalami kerugian, investor dan Manajer Investasi akan saling bertanggung jawab. Baik dari Manajer Investasi akan mengelola instrumen agar mendapatkan keuntungan. Sedangkan pihak investor maupun pemilik modal harus bersabar menunggu.
Proses cleansing
Terakhir, kita bisa mengenali perbedaan antara kedua tipe reksadana tersebut dari proses cleansing atau pembersihan.
Pada dasarnya, proses cleansing hanya ada pada reksadana syariah. Tujuannya untuk memilah perusahaan yang memiliki pendapatan tidak halal. Dengan kata lain, apabila ada unsur atau perusahaan yang tidak halal akan dikeluarkan dari portofolio reksadana syariah.
Sebaliknya, reksadana konvensional tidak memiliki istilah “cleansing”. Selama sudah sesuai dengan ketentuan OJK, maka Manajer Investasi bisa mulai menjual produk reksadana konvensional tersebut.
Nah, itulah penjelasan singkat mengenai perbedaan reksadana konvensional dan reksadana syariah yang perlu Mama Papa pahami. Yuk, lebih bijak lagi dalam berinvestasi.
Baca Juga: 7 Keuntungan Investasi Reksadana Syariah, Halal dan Aman!