Olahraga dilakukan untuk menjaga kesehatan tubuh sekaligus mengontrol berat badan. Sayangnya, banyak mitos tentang olahraga yang menyesatkan banyak orang. Parahnya, asal percaya pada mitos olahraga yang salah, berisiko menyebabkan kita melakukan kesalahan berolahraga dan rentan cedera.
Selain menjaga kesehatan tubuh agar tidak mudah sakit, rajin olahraga juga berperan penting dalam menyukseskan program diet yang sedang Mama Papa jalani. Masalahnya, saat ini banyak beredar mitos tentang olahraga yang menyesatkan. Kalau asal percaya pada mitos yang salah, berisiko menyebabkan kita melakukan cara olahraga yang salah sehingga rentan cedera.
Memang, olahraga merupakan hal penting dan harus dilakukan secara rutin. Hanya saja, olahraga harus dilakukan dengan benar dan tidak berlebihan agar membuahkan hasil maksimal.
Supaya tidak salah informasi, simak 6 mitos olahraga yang salah dan tidak perlu dipercaya berikut ini:
Semakin lama olahraga, semakin baik
Satu mitos olahraga yang sering terdengar: semakin lama durasi berolahraga, semakin baik bagi tubuh. Alasannya karena olahraga yang lama mengeluarkan banyak keringat, sehingga cepat menurunkan berat badan.
Faktanya, olahraga terlalu lama; lebih dari 90 menit, dapat merusak tubuh dan berisiko menyebabkan cedera otot. Para ahli menyarankan cukup olahraga lima hari dalam seminggu. Total waktu olahraga yang disarankan 150 menit/minggu untuk olahraga intensitas sedang, dan 75 menit untuk intensitas tinggi.
Baca Juga: 6 Olahraga untuk Mengecilkan Paha dalam Waktu Singkat
Badan nyeri tanda olahraga berhasil
Setelah olahraga, terkadang kita merasa beberapa bagian tubuh terasa pegal dan nyeri. Rasa nyeri setelah berolahraga kerap dikaitkan sebagai tanda olahraga yang kita lakukan efektif. Sayangnya, mitos tentang olahraga satu ini tidak sepenuhnya benar!
Tubuh terasa nyeri setelah berolahraga memang hal wajar dan umum. Namun, rasa nyeri tersebut hanya bersifat sementara dan berangsur pulih dengan cepat.
Apabila rasa nyeri tidak kunjung membaik meskipun sudah beristirahat, Mama Papa patut waspada. Dikhawatirkan rasa nyeri tersebut sebagai penanda cedera akibat melakukan olahraga berlebihan.
Banyaknya keringat adalah jumlah kalori terbakar
Mitos olahraga yang banyak beredar di kalangan masyarakat berikutnya terkait banyaknya keringat yang dikeluarkan. Banyak yang mengira, semakin banyak keringat yang keluar akan semakin baik. Karena menandakan jumlah kalori terbakar sepenuhnya, sehingga cepat menurunkan berat badan.
Faktanya, mitos olahraga tersebut tidak benar. Tidak ada kaitan antara banyaknya keringat dengan jumlah kalori yang terbakar. Ingat, setiap orang memiliki kadar keringat yang berbeda-beda. Ada yang mudah berkeringat banyak, namun ada juga yang sulit mengeluarkan keringat.
Keluarnya keringat saat olahraga hanya sebagai bentuk reaksi alami tubuh untuk “mendinginkan” badan yang panas saat olahraga. Jadi, jangan langsung percaya pada mitos olahraga satu ini, ya!
Rajin sit up bikin perut rata
Salah satu alasan banyak orang melakukan sit up karena ingin meratakan perut. Meskipun begitu, bukan berarti rajin sit up bisa bikin perut rata dengan cepat, lo!
Patut diakui, anjuran berolahraga hanya fokus pada satu bagian tubuh; seperti perut, menjadi salah satu mitos olahraga yang banyak beredar. Padahal, metode tersebut kurang efektif memberikan hasil yang signifikan pada tubuh.
Untuk mendapatkan perut rata dengan cepat, Mama Papa perlu melakukan gerakan olahraga yang bervariasi. Tujuannya untuk mengoptimalkan proses pembakaran lemak tubuh secara menyeluruh. Pilihan olahraga untuk mengecilkan perut yang bisa dicoba adalah berenang, senam aerobik, plank, jogging, dan yoga.
Dilarang olahraga saat hamil
Satu lagi mitos terkait olahraga yang salah tapi banyak dipercaya masyarakat: larangan berolahraga bagi ibu hamil. Salah satu alasannya karena olahraga saat hamil dapat menyebabkan keguguran. Buat Mama yang sedang hamil, pastikan untuk tidak percaya pada mitos olahraga satu ini, ya!
Faktanya, ibu hamil tetap harus olahraga dengan rutin selama masa kehamilan. Hal ini disebabkan karena olahraga rutin bermanfaat untuk menjaga kebugaran tubuh selama kehamilan, menjaga kesehatan jantung, mengontrol berat badan, serta melancarkan proses persalinan.
Meskipun begitu, disarankan untuk tidak olahraga berlebihan saat hamil. Lakukan olahraga ringan yang aman bagi ibu hamil, seperti jalan kaki atau senam hamil. Lebih amannya, konsultasikan terlebih dahulu pada dokter kandungan sebelum berolahraga, ya!
Baca Juga: Ini 5 Manfaat Jalan Kaki untuk Ibu Hamil Jelang Persalinan
Beberapa mitos tentang olahraga yang salah di atas tidak perlu dipercaya. Jangan sampai salah menerima informasi yang salah, tanpa mengecek dulu faktanya, ya!
Baca Juga: 5 Tips Memilih Pakaian Olahraga yang Tepat dan Nyaman