Kerap dikaitkan dengan strok, sebenarnya Bell’s palsy adalah gangguan saraf yang berbeda dengan strok, lo! Penyakit ini memang bisa membuat separuh wajah penderitanya tampak tidak simetris, namun bisa berangsur membaik, kok. Yuk, kita cara tahu penyebab dan cara mengatasinya.
Bell’s palsy tengah ramai dibicarakan di media sosial TikTok setelah beberapa pengguna mengunggah wajahnya yang sedang mengalami masalah satu ini. Banyak orang mengira penyakit ini adalah gejala strok, karena kelumpuhan pada wajah.
Padahal bell’s palsy bukan tanda seseorang sedang mengalami strok. Penyakit ini menyerang saraf wajah, sehingga membuat penderitanya mengalami kelemahan pada otot wajah, namun sifatnya sementara.
Masalah pada saraf wajah ini bisa menyerang semua usia, meskipun sangat jarang bersifat serius atau mengancam nyawa. Umumnya penyakit ini bisa sembuh total dalam waktu 6 bulan hingga satu tahun.
Penyebab Bell’s Palsy
Sebenarnya hingga saat ini belum diketahui penyebab pasti bell’s palsy. Namun beberapa ahli menduga jika penyakit ini terjadi karena saraf yang bertugas mengendalikan otot wajah tertekan atau terganggu.
Selain tekanan tersebut, kelumpuhan pada wajah juga bisa disebabkan oleh peradangan akibat infeksi virus. Beberapa virus yang diduga bisa menyebabkan kelumpuhan wajah antara lain: infeksi cacar air, herpes zoster, adenovirus, monokleosis menular, gondongan, hingga campak jerman.
Baca Juga: 5 Cara Mengobati Herpes yang Bisa Dilakukan di Rumah
Gejala-Gejala yang Bell’s Palsy
Sebelum tampak kaku dan lumpuh, umumnya wajah yang mengalami bell’s palsy menunjukan gejala lain. Namun gejala ini berbeda-beda setiap pengidapnya.
Beberapa gejala yang umum dialami antara lain: nyeri telinga pada salah satu sisi wajah, telinga lebih sensitif terhadap suara, telinga berdenging, dan penurunan pada indra perasa.
Sebagian penderita bell’s palsy juga merasakan bagian mulut mudah berliur, mulut terasa kering, rasa sakit pada sekitar rahang, hingga kesulitan untuk makan, minum dan berbicara.
Meski begitu, penyakit kelumpuhan wajah ini berhubungan dengan saraf dan otot pada bagian wajah, sehingga tidak berdampak pada kinerja otak.
Biasanya orang yang mengalami kelumpuhan saraf di salah satu sisi wajah akan mengalami perubahan pada bentuk wajah yang signifikan. Penderita masalah saraf wajah ini sering kali kesulitan tersenyum secara simetris.
Jika gejala-gejala penyakit saraf ini mulai muncul, sebaiknya Mama Papa segera memeriksakan diri ke dokter, ya. Untuk mendiagnosis masalah saraf umumnya dokter akan melakukan prosedur elektromiografi (EMG), tes MRI, CT Scan, dan tes darah.
Cara Mengatasi Bell’s Palsy
Meski cenderung tidak membahayakan, namun kita tetap harus berusaha untuk menyembuhkan permasalahan saraf ini. Karena komplikasi bell’s palsy berisiko menyebabkan kerusakan pada saraf wajah, pertumbuhan serat saraf secara tak normal, hingga kebutaan.
Nah, untuk mengobatinya biasanya dokter akan meresepkan obat prednisolone dan prednison. Sementara itu, jika muncul masalah pada mata yang tidak bisa menutup, umumnya dokter akan memberikan obat tetes mata khusus.
Meski demikian, masalah kelumpuhan salah satu sisi wajah ini tidak memiliki pencegahan khusus. Namun risikonya bisa dikurangi dengan melakukan pola hidup sehat serta melakukan olahraga secara rutin.