Sering disalahkan pasangan setiap kali ada masalah? Hati-hati, Girls! Bisa saja pasangan kita termasuk orang yang jago manipulasi psikologis! Hal ini tidak jarang membuat hubungan retak, dan bikin kita cemas berlebihan, lo! Lantas, seperti apa contoh manipulasi psikologis dalam hubungan?
Girls, pernah ada di posisi enggak bersalah, tapi malah minta maaf duluan? Bisa saja hal ini menandakan kita terjebak dalam hubungan yang penuh dengan manipulasi psikologis, lo!
Salah satu tanda seorang manipulator psikologis biasanya akan membuat kita merasa terpojok dan bersalah. Padahal, kesalahan sebenarnya ada pada dirinya. Lantas, apa itu manipulasi psikologis?
Manipulasi psikologis adalah hubungan toxic yang memainkan emosi, agar orang lain merasa lebih bersalah. Intinya, seorang manipulator bisa membolak-balikan fakta dan keadaan sesuai keinginannya, lo!
Bahayanya, kalau kita masih mempertahankan hubungan toxic ini, justru bisa membuat kita merasa terpojok hingga cemas berlebihan, lo! Karena hal ini bisa membuat kita merasa direndahkan, diserang, dan tidak didukung oleh pasangan.
Agar kita lebih waspada dan tidak terjebak dalam toxic relationship, kenali tipe-tipe manipulasi psikologis dalam hubungan, yuk!
1. The spaghetti test
Salah satu jenis manipulasi psikologi yang sering terjadi: the spaghetti test. Biasanya, manipulator akan mengatakan hal-hal baik, dan mengungkit kembali kebaikan yang pernah dilakukan.
Secara enggak sadar, kita pasti akan luluh, dan mengingat kebaikan manipulator di masa lalu, kan? Padahal, cara tersebut adalah senjata si doi untuk mengendalikan kita, lo!
Nah, supaya kita tidak gampang dimanipulasi, jangan takut untuk menolak, ya! Kalau memang enggak bisa diperbaiki, jangan ragu untuk meninggalkan dia. Karena mempertahankan hubungan yang tidak sehat hanya menyiksa diri dan memberi luka batin.
2. Guilt tripping
Guilt tripping adalah tipe manipulasi psikologis yang membuat kita merasa bersalah atau berutang budi pada manipulator. Seolah-olah kita yang paling salah di setiap masalah.
Sebagai contoh, pasangan di masa lalu pernah menunggu kita saat dirawat di rumah sakit, kemudian saat ada masalah dia akan meminta “balas budi” atas apa yang telah dia lakukan.
Girls, kalau pasangan kita sering mengungkit-ungkit kebaikannya, agar kita merasa bersalah, jangan takut untuk bersikap tegas, ya! Katakan kalau tolong-menolong adalah sifat dasar manusia, dan tak ada utang budi yang berkelanjutan.
Baca juga: Pertahankan! Ini Ciri-Ciri Pasangan Serius untuk Menikah
3. Gaslighting
Pernah merasa tak berdaya dan dikontrol pasangan terus-terusan? Hati-hati, ya! Gaslighting adalah jenis manipulasi psikologis untuk mengontrol orang lain dan terlihat berkuasa.
Biasanya, seorang manipulator akan memberi pendapat yang meyakinkan seseorang untuk meragukan dirinya sendiri, sehingga terus bergantung padanya. Makanya, kalau pasangan sering mengendalikan kita secara berlebihan, hati-hati, ya! Kita berhak menentukan keputusan sendiri tanpa bergantung pasangan.
4. Flying monkey
Selain gaslighting, ada juga manipulasi flying monkey. Manipulator tipe ini biasanya menggunakan gaslighting dan rasa bersalah untuk melemahkan korban atau mengancam.
Misalnya, menyebarkan gosip yang enggak benar tentang kita, lalu mencari pembelaan dan dukungan dari orang lain. Untuk menghadapi tipe pasangan seperti ini, jangan ragu untuk bertindak tegas, ya! Intinya, nama baik kita terlindungi oleh hukum. Jadi, jangan pernah takut,Girls!
Baca juga: 5 Tanda Mertua Toxic yang Harus Diwaspadai, Suka Kepo!
Bagaimana, apakah si doi punya tanda-tanda seperti di atas? Jangan ragu untuk berdiskusi dengan pasangan agar dia memperbaiki dirinya. Kalau memang enggak bisa, jangan ragu untuk meninggalkan hubungan toxic ini, ya!
Karena kita berhak bahagia juga, Girls!