Mendengar si kecil berkata kasar biasanya membuat kita sebagai orangtua kaget. Tanpa mencari tahu penyebab anak berkata kasar, respons kita pasti langsung memarahi si kecil. Padahal, anak bisa saja mendengar perkataan kasar itu dari orang di sekitarnya, bahkan bisa saja dari Mama Papa.
Saat anak berkata kasar, biasanya orangtua akan merasa jengkel. Apalagi kalau si kecil berkata kotor di depan banyak orang yang kita kenal. Bisa-bisa, orang lain akan mengira kalau kita memberi contoh hal yang tidak baik. Padahal, kita tidak tahu dari mana si kecil mendapat kosakata kotor.
Dilansir dari laman Hellosehat, anak usia 6 tahun ke bawah rentan mengucapkan kata-kata kasar. Karena mereka belum tahu artinya dan hanya menirukan orang-orang yang ada di sekitarnya saja. Belum lagi, meniru adalah bagian dari proses tumbuh kembang anak untuk memperkaya kosakatanya.
Lantas, apa saja penyebab anak berkata kasar? Berikut beberapa alasannya:
Menganggap lucu
Salah satu penyebab anak berkata kasar bisa karena dia menganggapnya perkataan lucu. Kadang, si kecil mengira kata-kata yang merujuk pada hewan adalah hal yang menarik. Misalnya, “Wah, kakak lucu sekali seperti anjing.”
Mungkin kita mengiranya si kecil sedang meledek kakaknya seperti anjing. Padahal, anjing yang ada di pikiran si kecil adalah hewan yang menggemaskan dengan bulu-bulu yang indah. Karena itu, kita bisa menasihati si kecil agar tidak menyamakan manusia dengan hewan. Karena perkataan tersebut bisa melukai perasaan orang lain, termasuk kakaknya sendiri.
Tidak mengerti artinya
Saat anak mengucapkan kata kasar, kemungkinan besar dia tidak tahu artinya. Karena si kecil hanya menirukan dari orang-orang di sekitarnya. Tapi tenang saja, penyebab anak berkata kasar ini bisa kita atasi dengan memperingatinya secara hati-hati.
Mama Papa bisa menjelaskan pada si kecil apa maksud kata-kata kasar yang dia ucapkan. Jelaskan juga padanya, berkata kasar akan melukai perasaan teman atau orang yang lebih dewasa darinya. Perlahan-lahan, si kecil akan membiasakan diri untuk menahan keinginannya mengucapkan kata kotor.
Baca Juga: Selain “I Love You”, Ini 5 Bahasa Cinta Anak
Meniru orang lain
Penyebab anak berkata kasar berikutnya bisa dipengaruhi orang lain. Seperti yang Mama Papa ketahui, anak adalah peniru ulung yang tidak tahu mana baik dan buruk. Dia dapat merekam apa saja yang dilakukan oleh orang dewasa maupun teman mainnya.
Sebagai orangtua, Mama Papa harus memberi pengawasan ekstra saat membawanya pergi ke tempat umum. Kalau si kecil mendengar kata-kata kotor dan menirukannya, Mama Papa bisa segera mengedukasinya, ya! Misalnya, mengatakan padanya kalau kata-kata tersebut kurang sopan, karena bisa menyakiti perasaan orang lain.
Tontonan tidak sesuai umur
Anak berkata kasar bisa disebabkan pengaruh tontonan televisi maupun media sosial. Kalau si kecil sering menonton sinetron dewasa, dia semakin mudah meniru perkataan kotor yang sering diucapkan oleh tokoh-tokohnya.
Oleh sebab itu, Mama Papa wajib membatasi si kecil dalam menonton atau bermain media sosial. Karena ada banyak iklan dengan kata-kata kasar yang mungkin saja dia dengar dan ingat.
Supaya anak tidak menonton tayangan sembarangan, Mama Papa bisa mengatur jam menonton TV si kecil. Misalnya, hanya berikan izin si kecil menonton tayangan kartun pada pagi hari atau sore hari saja. Berikutnya, Mama Papa bisa menyetel pengaturan media sosial menjadi YouTube Kids khusus untuk anak-anak.
Baca Juga: 5 Cara Menjadi Sosok Ayah yang Baik bagi Anak
Tertantang dengan kata kasar
Bila anak berkata kasar, penyebab yang mungkin terjadi karena dia merasa tertantang. Saat memarahi si kecil, tak jarang orangtua mengeluarkan kata-kata menghardik yang membuat si kecil terpancing emosinya.
Karena tidak semua anak bisa dinasihati dengan cara emosi, dia yang terpancing bisa ikut berkata kasar. Nah, untuk menghindari si kecil berkata kasar, Mama Papa harus mengontrol emosi saat menasihatinya, ya! Karena orangtua adalah figur utama yang akan ditiru si kecil.
Itulah beberapa penyebab anak berkata kasar yang tak boleh kita sepelekan. Mulai sekarang, Mama Papa harus mencontohkan hal-hal baik di depan si kecil, ya!
Baca Juga: Bukan Dimarahi! Begini Cara Mengatasi Anak Suka Berbohong