Sebagian investor kerap tidak sadar melakukan kesalahan saat berinvestasi. Alih-alih untung, kesalahan saat investasi justru bikin rugi dan trauma untuk mulai berinvestasi. Sebelum terlambat, kenali 7 ciri investasi yang salah pada penjelasan artikel di bawah ini!
Saat ini siapa saja bisa mulai investasi dengan mudah. Mengingat, saat ini sudah ada banyak pilihan aplikasi untuk investasi yang aman dan cocok digunakan oleh investor pemula. Meski sudah “dimudahkan”, tetap saja kita harus bijak dan menghindari ciri investasi yang salah.
Masalahnya, ternyata masih ada sebagian investor yang tanpa sadar melakukan kesalahan saat berinvestasi. Alih-alih mendapatkan keuntungan maksimal, cara investasi yang salah justru bikin Mama Papa mengalami banyak kerugian, lo!
Lantas, seperti apa ciri-ciri investasi yang salah dan bikin rugi? Lebih lengkapnya, simak penjelasan berikut ini:
FOMO
Karena lagi tren investasi saham, Mama Papa jadi ikut-ikut beli saham biar terlihat keren. Kemudian, saat tren investasi properti, kita juga juga ikutan nyemplung karena mengincar title “pemilik gedung”. Hayo, siapa yang sampai sekarang investasi karena ikut-ikutan atau FOMO (Fear of Missing Out)?
Hentikan kebiasaan FOMO dalam berinvestasi, karena termasuk ciri investasi yang salah dan bikin rugi. Biasakan untuk berinvestasi sesuai kemampuan finansial dan profil risiko. Dengan begitu, risiko investasi yang tidak terduga di masa depan bisa dihindari.
Tidak punya tujuan investasi
Berikutnya, tidak punya tujuan berinvestasi turut menjadi kesalahan investasi yang masih sering ditemui oleh sebagian investor pemula. Padahal, memiliki tujuan investasi membantu kita menentukan instrumen yang tepat, sehingga bisa mencapai tujuan keuangan tepat waktu.
Misal, Mama Papa ingin membeli membeli mobil baru dalam kurun waktu tiga tahun. Supaya cepat tercapai, kita bisa memilih instrumen investasi jangka menengah (1-5 tahun) seperti Surat Berharga Negara (SBN) atau Reksadana Obligasi.
Baca Juga: Jenis-Jenis Reksadana Beserta Kelebihan dan Kelemahannya
Investasi biar cepat kaya
Banyak orang tertarik investasi hanya sebatas pengin cepat kaya. Akhirnya, sebagian investor asal berinvestasi dengan membeli saham gorengan, biar mendapatkan keuntungan dalam waktu singkat. Alih-alih cepat kaya, mindset investasi yang salah tersebut justru bikin rugi besar, lo!
Mulai sekarang Mama Papa harus lebih memahami jika tidak ada yang instan. Investasi harus dilakukan dengan sabar dan rasional. Hal ini bertujuan agar kita bisa mendapatkan return maksimal, dan mencapai tujuan keuangan tepat waktu.
Berinvestasi di satu instrumen
Nyatanya, kebiasaan hanya berinvestasi di satu instrumen turut menjadi salah satu ciri investasi yang salah. Idealnya, Mama Papa membagi modal investasi ke berbagai instrumen, atau dikenal dengan melakukan diversifikasi.
Diversifikasi merupakan salah satu strategi investasi menyempurnakan portofolio, dan meminimalkan risiko kerugian. Disarankan membagi modal ke beberapa instrumen dengan berbagai tingkat risiko yang berbeda-beda. Misal dengan membaginya ke dalam instrumen investasi saham dan reksadana.
Baca Juga: Pilihan Investasi Jangka Pendek yang Menguntungkan
Tidak mempertimbangkan risiko
Karena ingin mendapatkan keuntungan yang besar, banyak di antara kita yang asal berinvestasi. Padahal, asal berinvestasi dan tidak mempertimbangkan risiko termasuk ciri investasi yang salah dan bikin rugi.
Mama Papa harus ingat ungkapan “high risk-high return, low risk-low return”. Artinya, semakin besar keuntungan yang diberikan, akan semakin tinggi pula risiko investasi yang menunggu. Sebaliknya, jika memilih instrumen yang minim risiko, maka keuntungan yang diberikan juga akan lebih rendah.
Investasi dengan berutang
Ciri investasi yang salah berikutnya adalah berutang untuk investasi. Bukan hal yang patut dianggap remeh, pasalnya investasi dengan berutang termasuk salah satu kesalahan yang cukup fatal.
Disarankan investasi menggunakan uang nganggur, atau uang yang tidak digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari maupun menggunakan dana darurat. Lebih amannya, Mama Papa bisa menyisihkan minimal 5-10% dari pemasukan bulanan untuk berinvestasi.
Tidak punya dana darurat
Satu lagi ciri investasi yang salah dan bikin rugi yang tidak kalah penting diperhatikan: tidak punya dana darurat. Lo, mengapa kita harus punya dana darurat sebelum berinvestasi?
Adanya dana darurat sebelum berinvestasi berfungsi sebagai pegangan apabila terjadi hal-hal yang tidak terduga di masa mendatang. Terutama saat kondisi keuangan dan instrumen investasi sedang tidak baik-baik saja. Dengan begitu, kita tidak perlu repot berutang apabila butuh uang mendadak.
Itu mengapa, disarankan Mama Papa sudah memiliki dana darurat minimal 6-12 kali pengeluaran bulanan. Supaya dana darurat cepat terkumpul, bisa klik dan baca artikel: Tips Jitu Mempersiapkan Dana Darurat.
Nah, sekarang sudah tahu apa saja ciri investasi yang salah dan bikin rugi, kan? Jadi, jangan asal berinvestasi lagi, ya!
Baca Juga: 4 Aplikasi Investasi P2P Lending Terbaik, Aman Terdaftar OJK