Anak tidak naik kelas pasti akan membuat Mama Papa kesal sendiri. Pasalnya buah hati yang kita banggakan malah mendapatkan hasil yang buruk. Merasa kecewa dan gagal memang hal yang wajar. Akan tetapi, Mama Papa jangan sampai terpuruk, karena kita harus membangkitkan mental dan semangat belajar anak kembali.
Pengambilan rapor anak sudah mulai berlangsung. Momen yang penuh kejutan ini pasti kerap bikin Mama Papa deg-degan. Pasalnya, ini ada laporan penilaian anak di sekolah. Apakah mendapat nilai memuaskan atau tidak? Atau malah anak tidak naik kelas karena nilai yang kurang baik?
Kalau si kecil mendapat nilai yang buruk. Pasti Mama Papa akan merasa sedih, hingga merasa gagal dan kecewa dalam mendidik anak kesayangan kita. Alih-alih menyalahkan diri, atau malah memarahin anak habis-habisan, lebih baik Mama Papa membantu si kecil untuk memperbaiki nilai akademisnya di semester berikutnya.
Namun, sebelum Mama Papa mendukung dan memotivasi si kecil dalam kegiatan belajarnya. Ada baiknya kita mencari tahu dulu apa yang membuat anak tidak naik kelas. Biasanya, alasan yang paling umum karena ada 3 nilai mata pelajaran yang tidak memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), atau karena sering bolos dan berprilaku buruk.
Setelah mengetahui kekurangan si kecil, Mama Papa bisa menerapkan cara terbaik dalam memotivasi dan memulihkan kembali semangat belajar, seperti beberapa poin di bawah ini:
Tanyakan keluhan anak
Hal pertama yang harus Mama Papa lakukan saat anak tidak naik kelas adalah mengetahui keluhan yang dialami si kecil. Baik itu saat belajar di sekolah maupun di rumah.
Mungkin si kecil tidak langsung terbuka dengan kita, tapi Mama Papa bisa menanyakannya dengan kata yang lembut, sederhana, dan tidak menyudutkan si kecil, ya! Sehingga dia bisa lebih nyaman ngobrol tentang keluh-kesahnya.
Mengutip dari laman Republika, seorang praktisi psikolog keluarga, Nuzulia Rahma Tristinarum mengatakan, nilai anak di bawah standar bukan berarti si kecil tidak mampu. Bisa jadi karena si kecil tidak suka pelajaran, cara belajar yang tidak tepat, atau diganggu oleh teman-temannya.
Baca juga: 5 Cara Mendukung Anak Saat Ujian Kenaikan Kelas
Tanya dengan guru
Dalam menghadapi anak tidak naik kelas Mama Papa harus berhati-hati. Selain menanyakan langsung kepada si kecil, Mama Papa juga harus menanyakan ke guru di sekolah.
Guru adalah sosok orangtua anak di sekolah, apa yang menjadi kekurangan anak pasti diketahui sang guru. Mama Papa bisa menanykan kenapa di kecil tidak naik kelas ke gurunya langsung.
Selain memberi tahu kondisi yang dialami anak di sekolah, bisanya guru yang baik akan memberikan solusi terbaik untuk si kecil. Karena itu, Mama Papa bisa mempertimbangkan solusi dari guru yang lebih tahu keseharian anak di sekolah.
Jaga mental anak
Tidak naik kelas bisa bikin anak merasa terpojok, hingga membuat rasa percaya diri anak turun drastis. Apalagi kalau si kecil mengira teman-teman dan keluarganya akan menganggapnya bodoh dan tidak mampu.
Tanpa disadari, tekanan dan rasa malu yang dirasakan anak bisa menyebabkan gangguan psikologis. Karena itu, Mama Papa harus berlapang dada dan memberikan kata-kata positif untuk si kecil. Sehingga dia termotivasi untuk mengejar ketertinggalannya di sekolah.
Baca Juga: 5 Cara Menyenangkan Mengajarkan Anak Belajar Menulis
Temanin anak belajar
Jangan hanya mengandalkan kegiatan belajar di sekolah. Mama Papa juga harus mendukung kegiatan belajar anak di luar jam sekolah. Salah satunya dengan menemani anak belajar di rumah.
Contoh, mengajak si kecil mengulangi pelajaran atau mengerjakan PR setiap malam di rumah. Saat kita menemani anak belajar atau mengerjakan PR, si kecil pasti akan merasa didukung oleh orangtuanya, sehingga semangat belajarnya kembali muncul.
Tak kalah penting, supaya konsentrasi si kecil terjaga selama belajar, pastikan Mama Papa menjauhkan dari hal-hal yang membuat distraksi, seperti smartphone dan TV.
Ikutkan bimbel
Mungkin Mama Papa pernah merasa kesulitan saat si kecil menanyakan materi pembelajaran yang membuatnya bingung di sekolah. Jika iya, tak ada salahnya Mama Papa memanggil guru les ke rumah, atau mengikutkan anak bimbingan belajar (bimbel).
Umumnya, guru les atau bimbel mempunyai metode khusus untuk memudahkan si kecil memahami pelajaran yang sulit. Namun pastikan saat memilih guru les dan bimbel harus mencari pengajar yang komunikatif, menyenangkan, dan akrab dengan si kecil, ya!
Adakah gangguan pada si kecil?
Mungkin terdengar berlebihan, namun Mama Papa bisa membawa si kecil ke psikolog anak untuk mengetahui ada tidaknya gangguan pada si kecil. Dikutip dari laman SehatQ, gangguan depresi dan kecemasan bisa menyebabkan anak sulit konsentrasi saat belajar. Sehingga hal ini bisa menyebabkan prestasi belajar menurun dan anak tidak naik kelas.
Tidak cuma itu saja, adanya gangguan Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) bisa menjadi salah satu faktor anak tidak naik kelas. Karena ADHD mengganggu konsentrasi, daya ingat, hingga motivasi si kecil. Karena itu, Mama Papa jangan takut konseling ke ahlinya, ya!
Memang, menerima anak tidak naik kelas membutuhkan kesabaran ekstra tinggi. Namun, sudah menjadi tanggung jawab kita untuk terus meningkatkan prestasi si kecil, Mama Papa!
Baca juga: Viral, Anak Bermain Roleplay di TikTok, Apakah Berbahaya?