Selain aglaonema dan janda bolong, tanaman porang juga sedang ngetren di pasaran. Namun, alih-alih tanaman hias, porang justru dimanfaatkan umbinya untuk diekspor.
Dalam masyarakat Jawa, tanaman porang biasa juga disebut dengan iles-iles. Berbeda dengan aglaonema dan janda bolong, tanaman porang bukan booming karena bentuknya yang cantik. Tanaman ini ngetren di pasaran karena umbinya yang diburu untuk dikonsumsi.
Porang punya banyak manfaat dalam bentuk gula kompleks, dan serat yang tersimpan di akar. Tanaman porang naik daun karena punya potensi pasar yang tinggi. Tidak mengherankan, mengingat manfaat porang dapat digunakan sebagai bahan kosmetik, tepung, hingga penjernih air, lho.
Bahkan, lem dari porang juga disebut-sebut sebagai lem ramah lingkungan, dan punya banyak peminatnya. Tanaman porang pertama kali populer karena viralnya kisah seorang petani yang sukses membudidayakannya beberapa waktu lalu.
Karena tanaman ini, seorang petani dari desa Kepel, Jawa Timur, berhasil menjadi miliarder! Ini nggak aneh, karena pasar dari porang bukan hanya konsumen lokal, namun hingga luar negeri. Tertarik untuk membudidayakan?
Cara mengembangbiakkan tanaman porang
Cara mengembangbiakkan tanaman ini tergolong sangat mudah. Ada tiga cara umum yang bisa digunakan, yakni dari katak atau bulbil porang, buah atau biji, dan dari umbi porang.
Meski terdengar berbeda, namun masing-masing bagian tubuh porang tersebut ditanam dengan cara yang sama, yakni dipendam dalam tanah. Nah, trik agar sukses membudidayakan porang adalah menanamnya di musim penghujan, untuk menghindari kekeringan.
Porang juga akan tumbuh jika ditanam dalam tanah yang memiliki pH sekitar 5.0 hingga 7.0. Menanam porang sebaiknya dilakukan di tanah langsung, dengan jarak 1 meter per tanaman. Ini dilakukan agar umbi porang dapat tumbuh dengan subur. Buat yang tertarik untuk melakukan usaha sampingan, membudidayakan porang menjanjikan untung yang besar.
Saat ini permintaan pasar terhadap umbi porang sangat tinggi, khususnya dari Jepang, Taiwan, Korea Selatan, dan beberapa negara Eropa. Bahkan jumlah produksi porang di Indonesia saat ini belum bisa memenuhi seluruh permintaan, lho. Peluang cuan banget, kan?
Baca Juga: 5 Cara Merawat Tanaman Hias Saat Musim Hujan
Cara merawat tanaman porang
Jika tertarik untuk membudidayakan porang, tidak perlu khawatir akan perawatannya. Karena tanaman ini terbilang mudah dirawat dan tidak rewel. Pertama, hal yang perlu diperhatikan adalah membersihkan gulma agar tidak menghambat pertumbuhan tanaman.
Kedua, sesekali menimbun pangkal batang porang agar gundukannya semakin tinggi. Hal ini berfungsi supaya batang porang dapat tumbuh dengan tegak. Untuk pemupukan, porang hanya memerlukan pemupukan satu tahun sekali, yaitu saat masuk musim hujan. Jenis pupuk yang dibutuhkan adalah pupuk urea 10 gram dan SP 36 sebanyak 5 gram.
Mudah sekali, kan? Sudah begitu, ada peluang cuan lagi. Yuk, kita coba budidayakan porang!
Baca Juga: 6 Tanaman Hias yang Mudah Dirawat dan Cocok untuk Pemula