Penyebab Burnout Syndrome dan Cara MengatasinyaPenyebab Burnout Syndrome dan Cara MengatasinyaPenyebab Burnout Syndrome dan Cara MengatasinyaPenyebab Burnout Syndrome dan Cara Mengatasinya
  • HOME
  • KESEHATAN
  • HUNIAN
  • ENTERTAINMENT
  • KEUANGAN
  • PSIKOLOGI
✕

Penyebab Burnout Syndrome dan Cara Mengatasinya

January 13, 2021
Burnout Syndrome

Sumber: Shutterstock

Stres berlebihan karena tanggung jawab kerja yang terlalu berat bisa menyebabkan burnout syndrome, lho. Yuk, kenali penyebab dan cara mengatasinya agar tidak mengganggu aktivitasmu.

WHO baru-baru ini menetapkan burnout syndrome sebagai salah satu kondisi stres yang kronis. Ini bukan tanpa alasan, karena burnout syndrome merupakan kondisi yang cukup berbahaya bagi kesehatan mental seseorang. 

Nah, ciri orang yang mengalami burnout syndrome biasanya akan lelah secara emosional, fisik, dan mental akibat stres berkepanjangan. Selain itu, seseorang yang mengalami burnout syndrome juga akan merasa hampa dan lelah secara mental, hingga tidak memiliki motivasi kerja. Parahnya, kondisi ini bisa menjadi pemicu depresi, lho.

Penyebab Burnout Syndrome

Mama Papa, ada banyak hal yang dapat menjadi faktor pemicu kondisi burnout syndrome pada seseorang, berikut beberapa di antaranya:

  • Jam kerja tidak teratur.
  • Kurangnya me-time.
  • Tidak mendapatkan dukungan dari orang terdekat.
  • Mengambil terlalu banyak pekerjaan.
  • Pekerjaan yang terlalu monoton dan kurang menantang.
  • Bekerja di lingkungan dengan tekanan terlalu tinggi.
  • Kurangnya apresiasi dan penghargaan atas hasil kerja.
  • Tempat kerja yang toxic, misalnya kerap melakukan bullying.
Cara Mengatasi Burnout Syndrome

Setelah mengetahui penyebabnya, kita bisa beralih ke cara-cara untuk mengatasinya. Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengatasi masalah ini:

Cari tahu penyebabnya

Ketika merasa sedang berada pada fase tersebut, langkah pertama yang harus kita lakukan adalah mengidentifikasi penyebabnya. Tanyakan pada diri sendiri, apa yang memicu burnout syndrome ini. Misalnya, omelan atasan, tumpukan deadline, hingga berselisih dengan rekan kerja. Hal ini akan membuat kita lebih mudah melakukan penanganan.

Baca Juga: Tetap Produktif Walau Bekerja dari Rumah

Curhat ke orang lain

Setelah mengetahui penyebabnya, kita bisa mulai membicarakan masalah tersebut dengan orang lain. Membicarakan masalah tidak akan membuat kita terlihat lemah, kok. Curhat bukan sekadar mendapatkan solusi, namun untuk meringankan isi hati kita yang terasa berat. Curhat dengan sahabat atau keluarga mengenai permasalahan yang kita alami.

Memulai hidup sehat

Memulai hidup baru yang lebih sehat bisa menjadi cara tepat mengatasi burnout syndrome. Kebiasaan baik yang harus kita mulai adalah mengonsumsi makanan sehat, rutin berolahraga, hingga tidur dengan cukup. Karena efek baik dari hidup sehat bukan hanya dirasakan tubuh, tapi juga pikiran, lho.

Baca Juga: Cara Mudah Atasi Mata Lelah Setelah Seharian Bekerja

Me-time

Saat syndrome ini menyerang, kita perlu meluangkan waktu untuk melakukan aktivitas atau hobi kita. Cara ini untuk mencegah stres berlebihan, dan menghindari depresi. Kita bisa menjalankan hobi kembali, seperti bersepeda, menonton film, membaca buku, makan makanan kesukaan, mendengarkan musik, atau hal menyenangkan lainnya.

Buat jadwal yang teratur

Setelah mengalami emotional burnout sebaiknya kita memerhatikan jadwal kerja harian dengan baik. Biasanya fase ini lebih banyak terjadi pada si workaholic yang sering bekerja overtime. Gaya hidup ini tidak baik bagi kesehatan mental, lho. Jadi berusahalah untuk menata jadwal bekerja, tidur, me time, perawatan diri, hingga bersosialisasi dengan orang lain secara seimbang.

Baca Juga:  Dampak Buruk Workaholic, Malah Bikin Tidak Produktif

Share
0
Laras
Laras

Related posts

Anak suka menolong

Cara Mengajarkan Anak Suka Menolong | Foto: Freepik

January 19, 2024

Cara Mengajarkan Anak Suka Menolong Sesama Sejak Dini


Read more
Dampak perselingkuhan

Dampak Perselingkuhan Bagi Anak | Foto: Freepik

January 17, 2024

7 Dampak Perselingkuhan Orangtua bagi Anak, Risiko Depresi


Read more
Kecocokan dengan pasangan

Tes Uji Kecocokan dengan Pasangan | Foto: Freepik

January 12, 2024

Tes Uji Kecocokan dengan Pasangan, Langsung Dicoba Yuk!


Read more

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Terbaru

  • Tanaman yang Hidup di Air0
    6 Tanaman Hias yang Hidup di Air dan Cocok untuk Kolam Ikan
    October 21, 2024
  • Investasi Reksadana Saham0
    Keuntungan Investasi Reksadana Saham untuk Jangka Panjang
    January 24, 2024
  • BAB bayi berwarna hijau0
    BAB Bayi Berwarna Hijau, Ternyata Ini Penyebabnya
    January 24, 2024
  • Shio beruntung 20240
    6 Shio Paling Beruntung di Tahun Naga Kayu 2024
    January 24, 2024
  • Cara mencuci emas0
    Cara Mencuci Emas Perhiasan biar Kinclong Kembali
    January 24, 2024
  • Kesehatan mental anak0
    Cara Menjaga Kesehatan Mental Anak, Ortu Wajib Tahu!
    January 23, 2024
  • Angka keberuntungan 20240
    Daftar Angka Keberuntungan Shio di Tahun Naga Kayu 2024
    January 23, 2024
  • Axolotl hewan peliharaan unik0
    Hewan Peliharaan Unik dan Lucu, Mudah Dirawat!
    January 23, 2024
  • Berat Badan Turun Drastis0
    Berat Badan Turun Drastis padahal Tidak Diet? Ini Penyebabnya
    January 22, 2024
  • Anak suka menolong0
    Cara Mengajarkan Anak Suka Menolong Sesama Sejak Dini
    January 19, 2024

Sekilas

Berkeluarga merupakan media informasi keluarga Indonesia. Kami meyuguhkan semua sisi kehidupan dalam keluarga.

Hubungi Kami

Gedung Kompas Gramedia
Palmerah Barat Lt.6
Jakarta

Follow Us

© 2020 Grid Story Factory | Kompas Gramedia
    Grid