Menstrual cup bisa bikin vagina lecet dan nyeri? Benarkah hal tersebut? Agar tidak bingung, Mama bisa simak fakta-fakta seputar cawan menstruasi pada artikel di bawah ini.
Menstrual cup adalah pengganti pembalut yang sempat menimbulkan pro-kontra di banyak perempuan. Menstrual cup sempat memunculkan banyak opini di masyarakat, seperti bisa menyebabkan nyeri, lecet, hingga masalah lain pada vagina.
Nah, jika Mama tertarik untuk beralih ke menstrual cup sebagai pengganti pembalut tapi masih belum yakin, baca terlebih dahulu fakta-fakta menstrual cup berikut ini.
Aman digunakan
Menstrual cup umumnya telah melalui kualifikasi medis sehingga sudah terbukti aman digunakan. Benda ini juga tidak mengganggu kesimbangan pH dan bakteri pada vagina seperti mitos yang beredar. Jadi, Mama tidak perlu khawatir akan infeksi bakteri, lecet, atau ruam.
Lebih ramah lingkungan
Nah, salah satu alasan banyak orang tertarik untuk menggunakan menstrual cup karena produk ini lebih ramah lingkungan. Sebagian besar pembalut terbuat dari bahan yang tidak mudah terurai. Artinya menggunakan pembalut, sama saja menyumbang sampah plastik tiap bulannya.
Sedangkan, menstrual cup hanya perlu dibersihkan untuk digunakan lagi serta awet hingga tiga sampai 4 tahun. Hal ini tentu akan mengurangi jumlah sampah di Bumi.
Ada variasi ukurannya
Mitos yang beredar di masyarakat menyebutkan jika menstrual cup dapat membuat bibir vagina lecet dan iritasi. Ini terjadi karena ukurannya yang terlalu besar. Faktanya, cawan menstruasi punya ukuran yang berbeda-beda, dan bisa dipilih sesuai ukurannya, kok. Jadi, Mama nggak perlu khawatir kalau produknya akan kebesaran dan bikn nggak nyaman, ya.
Baca Juga: 7 Penyebab Telat Haid, Belum Tentu Tanda Hamil, Lho!
Dapat menampung lebih banyak darah
Meskipun terlihat kecil bentuknya, namun cawan menstruasi sangat fleksibel. Benda ini dapat menampung hingga 1 ons cairan, atau sekitar 2x lebih banyak dibandingkan pembalut. Mama bisa menggunakan menstrual cup selama 6-12 jam, tergantung deras atau tidaknya menstruasi.
Bahkan ketika kita menggunakan cawan menstruasi saat tidur malam hari, nggak perlu takut bocor, deh. Namun kalau sudah terasa berat, segera dilepas, dan dibersihkan ya.
Tidak menimbulkan bau
Anggapan yang menyebutkan menstrual cup dapat menyebabkan bau pada area kewanitaan adalah salah besar. Cawan menstruasi membuat darah haid tidak terpapar udara, sehingga aman dan tidak menimbulkan bau tak sedap. Kalau ngomongin masalah bau, pembalut dan tampon justru lebih berisiko menimbulkan bau tidak sedap, lho.
Lebih hemat
Kalau dihitung-hitung, pembelian pertama cawan menstruasi memang terdengar mahal. Biasanya kisaran Rp100.000-Rp500.000, tergantung mereknya. Namun pengeluaran sebanding dengan jangka waktunya yang lama, yaitu 3-4 tahun, lho.
Jadi Mama bisa membandingkan pembelian cawan menstruasi dengan harga total pembalut yang dibeli selama 3-4 tahun. Meski begitu, kita juga harus benar-benar teliti dalam pembelian. Karena ada jenis cawan menstruasi yang hanya didesin sekali pakai, ya.
Pastikan untuk membeli cawan menstruasi dengan masa kadaluarsa yang lama agar lebih ekonomis.
Berisiko mengganggu alat kontrasepsi
Namun, buat Mama yang menggunakan alat kontrasepsi jenis IUD, pemakaian menstrual cup harus melalui pengetahuan dokter, ya. Pasalnya, penggunaan alat ini berisiko dapat menarik tali atau justru mencabut alat kontrasepsi. Meski sangat jarang terjadi, namun nggak ada salahnya Mama bertanya pada dokter sebelum menggunakannya, ya.
Baca Juga: Begini Cara Mencegah Kehamilan Tanpa Alat Kontrasepsi
Lebih sulit digunakan
Fakta ini memang tidak bisa dipungkiri, memakai cawan menstruasi butuh latihan agar nyaman saat digunakan. Biasanya pada pemakaian pertama kita akan merasa kesulitan untuk memakainya. Namun beberapa kali latihan kita akan lebih terbiasa dalam menggunakannya, kok.
Mama, itulah 8 fakta terkait cawan menstruasi. Sudah siap untuk beralih dari pembalut?
Baca Juga: Ajarkan 7 Hal Ini Sebelum Anak Haid Pertama, Penting!